CARU
CARU/TAWUR
TAWUR/CARU sebagai korban orang yang
punya caru\, sebagai penebus hukuman orang yg berdosa ataupun pertanda buruk,
malapetaka, dan isyarat yang kurang baik (Kala Tattwa)
Jenis-jenis caru :
1.
Caru Eka Sata
2.
Caru Panca Sata
3.
Caru Rsi Ghana
4.
Caru Penolak Mrana/ Gering Tempur
5.
Caru Panca Sanak Madurgha
6.
Caru Bhuta Yadnya Medana-dana/
Gempong Asu
7.
Caru Panca Sanak Agung
8.
Caru Panca Wali Krama
9.
Caru Panca Kelud
10.
Caru Walik Sumpah
11.
Caru Tawur Gentuh
12.
Caru Tawur Agung
13.
Tawur Eka Dasa Rudra
Pada tetandingan caru biasanya
diikuti dengan segehan ataupun tumpeng dengan warna maupun jumlah yang
sesuai dengan urip pengider-idernya. Adapun table pengider-ider antaralain :
NO
|
ARAH
MATA ANGIN
|
NAMA
|
DEWA
|
WARNA
|
URIP
|
WUKU
|
1
|
UTARA
|
UTTARA
|
WISNU
|
HITAM
|
4 (A)
|
UKIR, DUNGULAN, TAMBIR, WAYANG
|
2
|
SELATAN
|
DAKSINA
|
BRAHMA
|
MERAH
|
9 (SA)
|
WARIGA, PUJUT, MENAIL
|
3
|
TIMUR
|
PURWA
|
ISWARA
|
PUTIH
|
5 (BA)
|
TOLU, LANGKIR, MATAL, DUKUT
|
4
|
BARAT
|
PASCIMA
|
MAHADEWA
|
KUNING
|
7 (TA)
|
SINTA, JULUNGWANGI, KRULUT, BALA
|
5
|
TENGAH
|
PADMA
|
SIWA
|
BRUMBUN
|
8 (YA)
|
|
6
|
TIMUR LAUT
|
AIRSANYA
|
SAMBU
|
BIRU
|
6 (WA)
|
KULANTIR, MEDANGKUNGAN, KELAWU
|
7
|
TENGGARA
|
GNEYAN
|
MAHESWARA
|
DADU
|
8 (NA)
|
GUMBREG, MEDANGSIA, UYE,
WATUGUNUNG
|
8
|
BARAT DAYA
|
NEIRITI
|
RUDRA
|
ORANGE
|
3 (MA)
|
WARIGADEAN, PAHANG, PRANGBAKAT
|
9
|
BARAT LAUT
|
WAYABYA
|
SANKARA
|
HIJAU
|
1 (I)
|
LANDEP, SUNGSANG, MERAKIH, UGU
|
I.
CARU EKA SATA
Jenis-jenis caru eka sata :
a.
Caru ayam brumbun/Pengruwak
(berwarna putih-merah-kuning-hitam)
b.
Caru Dengen ( menggunakan ayam putih
nulus
c.
Caru Preta ( menggunakan ayam biying
atau bulunya merah )
d.
Caru Ananta Kusuma ( menggunakan
ayam putih siyungan atau bulunya putih namun paruh dan kakinya kekuning-kuningan
e.
Caru Bicaruka ( menggunakan ayam
ireng mulus )
Penggunaannya :
1.
Menyertai Piodalan
2.
Perombakan suatu tempat/hutan
3.
Pembongkaran atau peletakan batu
pertama untuk suatu bangunan suci
4.
Permulaan menggunakan suatu bangunan
seperti rumah, bale, banjar, pura dll
Tetandingannya ;
Tahap 1. Mempersiapkan Olahan ayam
1.
Sebelum menyembelih binatang korban
untuk caru/tawur, didahului dengan mantra :
“ Om pasu pasa ya wihmane sira ceda
ya dimahi, tanne jiwah pracodaya”
Artinya, Om Hyang Widhi Wasa, hamba
menyembelih hewan ini, semoga rohnya menjadi suci.
2.
Hewan tersebut dikuliti (dalam
keadaan kering/jangan diseduh dg air panas) sehingga kepala. Sayap, kaki dan
ekornya masih melekat dan berhubungan antara satu dengan yang lainnya ( dibuat
blulang ayam/walung malayang-layang)
3.
Dagingnya diolah menjadi :
-
Urab-uraban antara lain : urab
barak, urab putih, gegecok
-
Berbagai jenis sate, antaralain :
lembat, asem, dan calon
Ketiga jenis sate dan urab-uraban
disebut Trinayaka yaitu symbol jasmani binatang tersebut yang aksaranya Ang,
Ung, Mang
4.
Dari hasil urab-uraban dan
sate tersebut diatur menjadi beberapa tetandingan, yaitu ;
a.
Karangan
Alasnya
:
sebuah taledan
Isinya
:
urab barak, urab putih, sate lembat 2 bh, sate asem 2 bh, sate calon 2 bh, lalu
dilengkapi dengan nasi sokan, berisi lekesan.
Sampyan
:
sampyan nagasari
Gambar :
b.
Kawisan
Alasnya
:
sebuah taledan
Isinya
:
urab barak, urab putih, sate lembat 2 bh, sate asem 2 bh, sate calon 2 bh, lalu
dilengkapi dengan nasi pangkonan (setengah bundar dg dialasi daun ), berisi
lekesan.
Sampyan
:
canang genten
c.
Bayuhan
Alasnya
:
sebuah taledan
Isinya
:
urab-uraban, sate tiap jenis 1 bh, dibuat tetandingannya sejumlah urip
pangideran, nasinya menggunakan tumpeng danan 2 bh dengan warna dan
jumlah set tumpeng danannya sesuai urip pengideran , dilengkapi garam dan
sambal serta raka-raka.
Sampyan
:
sampyan metangga/peras
d.
Ketengan
Alas
:
taledan kecil berisi tangkih sejumlah urip pengiderannya
Isinya
:
nasi sasah sesuai dengan warna pengidernya dilengkapi dengan urab-uraban dan
sate tiap jenis 1 bh.
Sampyan
:
canang genten
Gambar :
Tahap 2. Tetandingan banten tambahan
:
a.
Segehan cacahan
Sejumlah urip dan warna pengideran,
dengan menggunakan alas taledan, dilengkapi ulam bawang jahe dan garam serta
adeng, diatasnya dilengkapi canang genten
Gambar :
b.
Cau danan
Bentuk jejahitannya seperti
kapu-kapu, dibuat bergandengan sejumlah urip pengiderannya, masing-masing
berisi nasi sesuai warna arah, dilengkapi dengan kacang-saur dengan sebuah
sampyan plaus
Gambar :
c.
Tulung sangkur
Alasnya ceper berisi tulung
sangkur sejumlah urip pengiderannya, berisi nasi warna sesuai arah,
dilengkapi dengan kacang-sauh, dilengkapi sampyan plaus
Gambar :
d.
Takep-takepan
Takep-takepan berisi tatukon (base
tampelan,beras,benang,uang kepeng) sejumlah urip pengiderannya
Gambar :
e.
Kalakat
Anyaman bamboo berbentuk
bujursangkar sebagi alas laying-layang hewan korban
Gambar :
f.
Daun talujungan
Ujung daun pisang yang digunakan
pada sanggah cucuk, dan sebuah lagi diatas kelakat sebagai alas layang-layang
g.
Sebuah kwangen
Yang berisi uang kepeng sesuai
dengan jumlah urip pengiderannya
h.
Sanggah pesaksi Sanggah Surya)
Dihias dengan tikar, candiga,
gantung-gantungan serta diisi beberapa banten
Gambar :
i.
Sanggah cucuk
Dihias dengan janur pada pinggirnya
secara berkeliling, lalu lamak, daun talunjungan, gantung-gantungan
Gambar :
j.
Sengkwi
Dianyam sejumlah urip pengiderannya,
dipakai sebagai alas caru
Gambar :
k.
Kain berwarna
Warnanya sesui dengan pengiderannya,
diletakkan diatas sanggah cucuk
l.
Tetimpug
Terdiri atas 3 ruas bambu utuh lalu
diikat menjadi satu, yang diletakkan nantinya diatas dapur darurat (3 bh bata
tersusun) lalu dibakar agar mengeluarkan suara letusan 3 kali
Gambar :
Gambar :
m.
Sapu
Sebagai alat pembersih
Gambar :
n.
Tulud
Sebagai alat untuk mendorong-dorong
sisa sampah
Tahap 3. Tata cara Pengaturan
Susunan Caru
1.
Pada arah timur laut ditancapkan
sanggah pasaksi, dimana hulunya menghadap timur laut.
Hias dengan tikar, candiga,
gantung-gantungan
Letakkan didalam sanggah beberapa
banten yaitu; Suci, pejati
Letakkan dibawah pada depan sanggah
berupa banten Gelar sanga
2.
Di sebelah barat Sanggah Pasaksi
ditancapkan sanggah cucuk yang sudah dihias dan dilengkapi dengan tikar kecil.
Pada bawah sanggah cucuk digantungkan
sujang atau cambeng berisi tetabuhan seperti arak, berem, tuak dan toya
Letakkan banten didalam sanggah
cucuk antaralain : tumpeng danan, tadah sukla, canang lengawangi
3.
Dibawah sanggah cucuk, pada
natar/natah dipasang sengkwi memakai anyaman 8 sebagai jumlah urip tengah,
diatasnya berturut-turut disusuni karangan, kawisan, bayuhan, ketengan, segehan
cacahan, cau dandan, takep-takepan, tulung sangkur, kalakat sudamala dengan
alas daun talujungan, laying-layang ayam brumbun, sebuah kwangen berisi uang
sesari 8 kepeng dilengkapi nasi wong-wongan berwarna brumbun.
4.
Disebelah-menyebelah diletakkan
banten tumpeng yaitu :
Tumpeng putih 5 buah di timur
Tumpeng merah 9 buah diselatan
Tumpeng kuning 7 buah di barat
Tumpeng hitam 4 buah di utara
Dengan dilengkapi dengan rerasmen,
raka-raka dan sampyan tumpeng
5.
Pada bagian hulunya layang-layang
diletakkan banten suci, daksina, peras
Sedangkan banten caru lainnya yang
menyertai diletakkan pada sekelilingnya berupa : penyeneng, sorohan, sasayut
pengambeyan, pangulapan, ajuman, tipat kelanan, sanggahurip, segehan agung
6.
Didepan pemimpin upacara diletakkan
tebasan durmenggala, pabersihan, tabuh-tabuh, dupa, tirta caru, tirta
pabyakalan.
Byakala dan prayascita diletakkan
agak terpisah didepan pemimpin upacara
7.
Tetimpug diletakkan ditempat yang
agak aman dekat tempat upacara diatas dapur darurat
II.
CARU PANCA SATA
Kekuatan perlindungan dari caru
Panca Sata sesuai dengan penjelasan Kala Tattwa yaitu selama satu tumpek (35
hari)
Perlengkapannya sama dengan caru eka
sata namun dibuat 5 tanding dasar caru dimana warna dan jumlah segehan dllnya
sesuai dengan pengidernya
Tata cara pengaturannya :
1.
Pada arah timur laut ditancapkan
sanggah pasaksi, dimana hulunya menghadap timur laut.
Hias dengan tikar, candiga,
gantung-gantungan
Letakkan didalam sanggah beberapa
banten yaitu; Suci, pejati
Letakkan dibawah pada depan sanggah
berupa banten Gelar sanga
2.
Di sebelah barat Sanggah Pasaksi
ditancapkan 5 bh sanggah cucuk yang sudah dihias dan dilengkapi dengan tikar
kecil.
Pada bawah sanggah cucuk
digantungkan sujang atau cambeng berisi tetabuhan seperti arak, berem, tuak dan
toya anyar
Letakkan banten didalam sanggah
cucuk antaralain : banten peras, tulung sayut, ajuman/soda
3.
Dibawah masing-masing sanggah cucuk,
pada natar/natah dipasang sengkwi memakai anyaman sebagai jumlah urip
pengidernya, diatasnya berturut-turut disusuni karangan, kawisan, bayuhan,
ketengan, segehan cacahan, cau dandan, takep-takepan, tulung sangkur, kalakat
sudamala dengan alas daun talujungan, laying-layang ayam (dg warna sesuai
pengider-ider), sebuah kwangen berisi uang sesari sejumlah kepengnya sesuai
urip pengider-ider dilengkapibanten tumpeng dimana jumlah dan warna tumpeng
sesuai dengan pengider-ider.
4.
Pada bagian hulunya layang-layang
diletakkan banten suci, daksina, peras
Sedangkan banten caru lainnya yang
menyertai diletakkan pada sekelilingnya berupa : penyeneng, sorohan, sasayut
pengambeyan, pangulapan, ajuman, tipat kelanan, sanggahurip, segehan agung
5.
Didepan pemimpin upacara diletakkan
tebasan durmenggala, pabersihan, tabuh-tabuh, dupa, tirta caru, tirta
pabyakalan.
Byakala dan prayascita diletakkan
agak terpisah didepan pemimpin upacara
6.
Tetimpug diletakkan ditempat yang
agak aman dekat tempat upacara diatas dapur darurat
III.
CARU RSI GHANA
Terdiri atas :
1.
Rsi Ghana Alit dimana masa
perlindungannya 6 bulan
2.
Rsi Ghana Agung dimana masa
perlindungannya 6 tahun
Digunakan bila didalam satu
pekarangan mengalami:
a.
Salah satu keluarga mengalami salah
pati atau ngulah pati
b.
Salah satu bangunan disambar petir
c.
Kemasukan orang gila
d.
Bangunannya kejatuhan pohon besar
hingga cacat
e.
Kebanjiran atau dihanyutkan banjir
besar
f.
Menjadi tempat orang mengamuk,
perang, berkelahi
g.
Kebakaran
h.
Kemasukan binatang besar
i.
Kemasukan bhuta kala
j.
Suasana keluarga memanas dan keruh
A.
Rsi Ghana Alit
Tata cara :
1.
Nanceb sanggah tuttwan
Upakaranya terdiri dari : suci,
rantasan, uang sesari 1700
Pada depan natar atau halamannya
merajah Padma astadala sebagai tempat Caru Rsi Ghana
Didahului dengan membuat lubang
ditanah lalu ditaburi tepung untuk membuat rerajahan Padma AstaDala
Gambar rerajahan :
Pada arah timur aksara sucinya Sa =
Pada arah selatan aksara
sucinya Ba =
Pada arah barat aksara sucinya Ta =
Pada arah utara aksara sucinya A =
Pada arah tenggara aksara sucinya Na
=
Pada arah barat daya aksara sucinya
Ma =
Pada arah barat laut aksara sucinya
Si =
Pada arah timur laut aksara sucinya
Wa =
Di madya atau tengah-tengah aksara
sucinya Ya =
2.
Tetandingan Rsi Ghana
a.
Alasnya menggunakan tamas agak besar
berisi nasi pangkonan 9 bh dialasi plawa/daun nagasari yang masing-masing
berisi rerajahan aksara suci, sebagai berikut :
-
Plawa di timur dirajah Ong =
-
Plawa di selatan dirajah Ang =
-
Plawa di barat dirajah Reng =
-
Plawa di utara dirajah Si =
-
Plawa di tenggara dirajah Ga =
-
Plawa di barat daya dirajah Na =
-
Plawa di barat laut dirajah Ba =
-
Plawa di timur laut dirajah Wa
=
-
Plawa di tengah dirajah Ma =
b.
Lalu pada masing-masing nasi
pengkonan ditancapi setangkai bunga teratai dan diberi ulam seekor itik/bebek
putih yang diolah selengkapnya tanpa memakai sate/jajatah
c.
Caru pada halaman/natar memakai caru
Panca Sata Malayang-layang dengan masing-masing dialasi kelabang maikuh sesuai
dengan urip dan warna pengider-ider
Kelengkapan caru lainnya yaitu :
sesayut pengambyan, pangulapan, prayascita luwih, tumpeng agung maulam guling
itik putih, daksina, dan kelimanya memakai uang sasari 5555, sebuah pane anyar
berisi nasi ketengan sesuai jumlah urip pancawara
Nasi pujungan masing-masing 1 bh.
d.
Khusus untuk caru yang ditengah,
dilengkapi suci 1 soroh, sesayut durmenggala, panca kelud, peminyak kala,
pemangguh pamali
e.
Di sanggah Kemulan terdiri atas :
suci 1 soroh selengkapnya
f.
Untuk pemimpin upacara : suci 1
sorog, penglukatan, peras lis, tatimpug yang nantinya jika sudah selesai
upavcara harus ditananm di natar/halaman merajan
g.
Kepada yang ngerajah natar,
upakaranya berupa daksina dengan sesari 125
Kepada yang negrajah daun
plawa/nagasari diberi daksina dengan sesari 77
B.
RSI GHANA MADYA
Kegunaannya untuk pamarisudhaning
karang panas dan sanggar atau tempat suci seperti Pura Kahyangan Tiga,
Panggulan/empelan, tegalan serta sawah
Tata cara pengaturan :
a.
Mendirikan sanggar tutwan memakai
penjor tiying gading berisi 2 kober rerajahan Ghana membawa bajra dan satu lagi
Ghana membawa Gada, dilengkapi dengan daun beringin satu cabang ditempatkan
diarah timur laut serta daunnya yang merajah Cakra ditempatkan didepan sanggar
tuttwan.
Upakaranya : suci 2 soroh lengkap,
tumpeng adanan, peras, daksina berisi sesari 1700, canang lengawangi
buratwangi.
b.
Pada natar atau halaman merajah
padma asta dala, aksara suci rerajahannya :
c.
Selanjutnya diletakkan caru Rsi
Ghana berupa sega atau nasi pangkonan 9 buah dialasi tamas yang besar.
Pada masing-masing nasi pangkonan
dialasi daun nagasari marajah aksara suci :
Pada nasi masing-masing ditancapi
bunga tunjung dengan ulamnya memakai seekor itik diolah lengkap tanpa
sate/jajatah.
d.
Carunya menggunakan Caru Panca Sata
ayam melayang-layang winangun urip dialasi sengkwi. (sama dengan susunan caru
panca sata seperti diterangkan diatas)
Upakaranya terdiri dari : tumpeng
adandanan ditengah daksina gede berisi sesari 500, masing-masing dilengkapi
dengan bayuhan, peras, penyeneng, sesayut pengambean.
Untuk sanggah cucuk yang ditengah
disertai suci 1 soroh, gelar sanga, nasi segau, tepung tawar, lis bebuu,
tebasan prayascita luwih, durmenggala, prayascita, sebuah pane anyar, kukusan,
dangdang, sibuh pepek, tatimpug, sujang masing-masing 4 bh dan pada sanggah
cucuk berisi tuak, arak, berem, toya anyar.
e.
Upakara pada tempat pemujaan : 1
soroh suci lengkap, sarana penglukatan, daksina berisi sesari 1100.
f.
Daksina sang ngerajah natar, uang
sesarinya 125
Daksina sang ngerajah daun nagasari,
uang sesarinya 100
C.
RSI GHANA AGENG
Tata cara pengaturannya :
a.
Sama dengan Rsi Ghana Madya, carunya
menggunakan caru Panca Sata Ayam melayang-layang ditambahkan dengan Caru Asu
Bang Bungkem yang diletakkan ditengah-tengah caru Panca Sata.
Khusus pada caru asu bang bungkem
melayang-layang harus dialasi dengan sengkwi maikuh.
Olahan dagingnya dibuatkan urab
barak-urab putih, sate lembat, sate asem, sate calon agung, dan ulam karangan.
Pengaturan tetandingannya :
Sate lembat, sate asem masing-masing 33 biji dijadikan 33 bayuhan lalu
dijadikan 3 sengkwi, dilengkapi dengan ulam karangan 1, calon agung sesuai
dengan jumlah urip pengiderannya. Nasi/sega 33 dan takep-takepan, lis,
sanggahurip masing-masing
Canang brakatmanca desa, rantasan 5
warna , sekar/bunga 5 warna, jun pere berisi toya anyar manca desa,
alas-alasan, pasucian, isuh-isuh, nasi segau, tepung tawar, benang tetetbus,
rarakih masing-masing
b.
Pada tempat pemujaan untuk pemuput
upacara : suci 1 soroh, penglukatan, samsam, bija kuning, soda, peras, lis,
bebuu, nasi segau, tepung tawar, sesarik, alas-alasan, benang tetebus 5 warna
c.
Upakara di sanggar tutwan : daksina
berisi uang sesari 5500, peras , sesayut, pengambyan, prayascita luwih, nasi
segau, tepung tawar, sebuah pane anyar, kukusan, pangedangan, sebuah sibuh
pepek.
IV.
CARU PENOLAK MRANA ATAU GERING
TEMPUR
Digunakan bila terjadi :
1.
Tertimpa reruntuhan pohon yang besar
2.
Kemasukan orang mengamuk
3.
Kemasukan gelap
4.
Terjadi kebakaran
5.
Segala jenis kekotoran atau kadurmenggalaan
Tata cara pengaturan :
a.
Mendirikan sanggar tutwan
Upakaranya :
-
Suci 2 soroh lengkap
-
Tumpeng adandanan, rantasan
saperadeg
-
Tubungan putih 7 buah, tubungan ijo
7 buah dialasi limas
-
Bungkak nyuh gading makasturi
-
Canang daksina berisi sesari 1700
b.
Di sor sanggah Surya
Gelar sanga
c.
Pada laapan atau asagan , upakaranya
babangkit asoroh maguling babi
d.
Pada natar/halaman :
-
Sebagai dasar menggunakan caru panca
sata ayam manca warna lengkap
-
Tambahan untuk caru yang ditengah :
suci asoroh jangkep, prayascita luwih, tebasan durmenggala, sasayut panca
kelud, paminyakkala, pamangguh pamali, lis, sanggahurip, dilengkapi canang
berkat masing-masing pada kelima tempat itu, rantasan manca warna serta sega
manca warna.
-
Pada caru asu bangbungkem seganya 33
lengkap dengan takep-takep dan jun pere berisi toya untuk kelima tempat, berisi
alas-alasan, pasucian, isuh-isuh, nasi segau, tepung tawar, tetebus dan rarakih
e.
Pada tempat pemujaan , upakaranya :
-
Suci 1 soroh
-
Soda, peras
-
Penglukatan, samsam, wija kuning,
lis bebuu, segau, tepung tawar, sasarik, tetebus panca warna
V.
CARU PANCA SANAK MADURGHA/CARU PANCA
SANAK TAWUR MADIA
Digunakan pada :
-
Kahyangan
-
Pengulun setra
-
Pura Dalem
Tata cara pengaturannya :
a.
Sebagai dasarnya menggunakan caru
Panca Sata selengkapnya
b.
Untuk caru di tengah / madya
dilengkapi dengan Bawi butuhan/kucit butuhan/babi jantan.
c.
Caru ini tidak menggunakan bebangkit
walaupun akan ngusaba di sawah
d.
Caru ini dapat digunakan tetapi nasi
caru pada amanca desa/lima tempat memakai sega punjungan 33 sesuai dengan warna
pengideran kendatipun dipakai pada Padudusan Alit
e.
Bila caru ini akan digunakan di
desa-desa , harus memohon tirta pamuput caru di pura Dalem, Kahyangan Pengulun
setra dan bila digunakan di sawah maka wajib memohon tirta pamuput caru di Pura
Bedugul Pangulun Sawah
VI.
CARU BHUTA YADNYA
MEDANA-DANA/GEMPONG ASU
Digunakan pada upacara Padudusan
Alit
Memakai bebangkit asoroh
Digunakan pada :
-
Parahyangan
-
Sanggar Kabuyutan
-
Ring Tani-tani
-
Ngalinggihang Dewa ring Sanggar
Parahyangan yang disebut upacara Wrhaspatikalpa Alit
Tata cara pengaturannya:
a.
Sebagai dasarnya menggunakan caru
panca sata selengkapnyapada caru yang ditengah/madya dilengkapi dengan caru
itik belangkalung melayang-layang dialasi kelabang maikuh, dagingnya diolah
menjadi urab barak-urab putih, jajatah lembat, asem, dijadikan 88 bayuhan
ditengah letaknya. Calon agung diatur sesuai dengan jumlah urip pengideran pada
kelima tempatnya.
b.
Jenis upakaranya Caru Panca Sanak
Madurgha
c.
Pada arah barat daya ditambahkan
caru asu bang bungkem melayang-layang bayuhan 33
VII.
CARU PANCA SANAK AGUNG
Dapat digunakan pada :
-
Desa-desa
-
Parahyangan Puseh, Desa, Bale Agung dan
parahyangan lainnya
Tata cara tetandingannya :
a.
Sebagai dasarnya menggunakan caru
Pnaca Sata selengkapnya dan pada caru ditengah/madya dilengkapi dengan banten
suci satu soroh lengkap
b.
Runtutannya :
-
Di timur angsa, kinelet ring urip,
dagingnya olah dadi 50 tanding
-
Di selatan, banteng winangun urip,
dagingya olah dadi 90 tanding
-
Di barat, asu bang bungkem,
dagingnya olah dadi 70 tanding
-
Di utara, kambing winangun urip,
dagingnya olah dadi 4o tanding
-
Di tengah, bebek belangkalung
winangun urip, dagingnya olah dadi 80 tanding
Saha lembat, asem, sami pada ngawa
karangan pada 1 sowang-sowang mwang calon agung. Segehannya nganut ke
bayuhannya nganut rupa manca desa, pada ngawa suci, sorohan, saupakaraning caru
genep kadi nguni
c.
Apabila caru Panca sanak agung ini
digunakan pada upacara Padudusan Agung ataupun alit, dilengkapi dengan tepung
putih seperti pada Yamaraja. Angsanya sebagai tapakan ida Bhatara di sanggar
tawang. Kebo atau kerbau sebagai tapakan Ida Bhatara ring Paselang.
d.
Pada upacara Padudusan patut
manutwarna . pada panggungan didepan Ida Sang Hyang Widhi, patut memakai Bagia
Pulakerti
VIII. CARU PANCA WALIKRAMA
1. CARU PANCA WALIKRAMA ALIT
Tata cara pengaturan tetandingannya
:
a.
Dasarnya menggunakan caru Panca Sata
selengkapnya
b.
Runtutannya :
-
Lawa ring urdha, purwa bebek putih
winangun urip, dagingnya olah dadi 55 bayuh, karangan 1, calon agung nganut
uriping pangideran manca desa
-
Daksina asu bang bungkem winangun
urip, dagingnya olah dadi 99 bayuh
-
Uttara bawi butuhan winangun urip,
dagingnya olah dadi 44 bayuh
-
Madia bebeek belangkalung, dagingnya
olah dadi 88 bayuh pada ngawa jejatah lembat, asem,karangan mwang calon
-
Bebangkitnya ring tengah 1 soroh
dena genap pada ngawa sorohannya kadi nguni mwang sadulurannya kabeh
2. CARU PANCA WALIKRAMA MADYA
Pada dasarnya sama dengan Panca Wali
Krama Alit, tambahannya pada arah barat dengan banyak winangun urip, dagingnya
olah dadi 77 bayuhan
Seluruh caru Panca Wali Krama baik
itu kecil hingga ageng harus dilengkapi dengan :
-
Sesayut durmenggala
-
Prayascita luwih
-
Sesayut panca kelud
-
Sesayut peminyak kala
-
Pemangguh pemali agung alit
3. CARU PANCA WALIKRAMA AGENG
Tata cara tetandingannya :
a.
Sebagai dasarnya caru Panca Sata
selengkapnya
b.
Runtutannya :
-
timur – sapi
-
Selatan – menjangan
-
Barat – kidang
-
Utara – kebo
-
Madia – kambing belang
Dilengkapi rerajahan :
-
Timur – lembu
-
Selatan – nasaning naga
-
Barat – mong
-
Utara – garuda
Demikian rerajahan kendaraannya
Untuk rerajahan penjor berupa
senjata :
-
Timur – bajra
-
Tenggara – dupa
-
Selatan – gada
-
Barat daya – moksala
-
Barat – nagapasa
-
Barat laut – angkus
-
Utara – cakra
-
Timur laut – trisula
-
Tengah – semua senjata pengiderannya
IX.
CARU PANCA KELUD ATAU PANCA RUPA
Digunakan saat upacara
“Ngalinggihang Dewa ring Parhyangan, agung alit, upacara pamungkah, pakiyisan
agung/alit, mapadudusan agung/alit/madya
Tata cara pengaturan :
a.
Dasarnya menggunakan caru panca sata
selengkapnya
b.
Runtutannya :
-
Tenggara
: bebek
bulu sikep melayang-layang, dagingnya olah ketengan menjadi 88 tanding karangan
1 sami pada ngawa suci dandanan
-
Barat daya
: asu bang bungkem
melayang-layang, dagingnya olah ketengan dadi 33 tanding, karangan 1
-
Barat laut
: kambing
melayang-layang, dagingnya olah ketengan dadi 11 tanding, karangan 1
-
Timur laut :
angsa melayang-layang dagingnya olah dadi 66 tanding, karangan 1
-
Tengah
: itik belang
kalung melayang-layang, dagingnya olah dadi ketengan 88 tanding, karangan 1
c.
Banten ring sanggar :
-
catur rebah mapulogembal 1, genahang
ring tengah
d.
tanahnya merajah Yamaraja, diatas
rerajahan letakkan kain kasa putih lalu isi tepung putih marajah yamaraja
kemudian isi banten seperti caru-caru lainnya
X.
CARU WALIK SUMPAH
1. CARU WALIK SUMPAH NISTA
Digunakan di Desa, Gaga dan sawah
Tata cara tetandingannya :
a.
Sebagai dasarnya caru PancaSata
selengkapnya
b.
Runtutannya :
-
Meghadap ke barat daya letaknya asu
bang bungkem olah gebnepwinangun urip dadi 33tanding mawadah sengkwi, seganya
mawadah daun talujungan
-
Menghadap ke timur letaknya angsa,
olahannya dadi 55 tanding
-
Ring sanggar tawang, caru tulung
dandanan, mwah ginawe dangsil, pisang Ghana adegakna ro, misis sumbu 5, pada
masrembeng
-
Sane ring pucak :
Banten penek bang sanunggal, iwak
sata wiring pinanggang, sampyan andong bang, maduluran sarwa pala bungkah pala
gantung
-
Ring sakwehing sumbu ika pada maka
lelima, kasoring pucak, caru tipat ketan pada makelanan sowing-sowang, mwang
raka-raka, pucang sirih, maplawa andong, paku pipid, sakweha maplawa mangkana,
mapenjor madaging saolihe ring sawah, majontek kelapa kulitan pada maduang
bungkul, genahakna ring arepan sanggar tawang
-
Ring genahe mecaru, maduluran :
Sasayut agung,sasayut katututan,
pengambyan, peras, penyeneng, lis 2, salwiring sawah pada ngusaba, wus
kasiratin tirta mwah melis, wus punika tepung tawarin, wus mangkana siratang
tirta ring kumba, wus punika tatabang kang sawah, sasayut pengambyan, peras,
penyeneng.
-
Mwang caru ring sanggar
Karuhun tinrapana mwang dangsil ika
tirtakna. Ikang caru ring sanggar tawang ring luhur, katur ring Bhatara Sri,
ikang caru ring sor, ring sarwa bragalaning sawah. Sasayut pengambyan katur
ring Bhatara Sri, peras , penyeneng, lis mwang jerimpen katur ring iringan
Bhatara Sri, mukyaning pari.
-
Mwang ring Desa nira guling
babangkit bawi asoroh lan sadulurannya sawang gayah, penek petang dasa bungkul,
magenah ring laapan
-
Ring angawe tirta, caru, suci
adandanan, peras sanunggal, lis 3, mangkana kramanya wang asasawahan pabresihan
pari
-
Nihan kramaning amalik sumpah ring
carik, ring desa, ring karang paumahan, genep salanlaning banten, asagan,
guling babangkit, celeng gayah salampitan, gelar sanga, jangan sakawali
-
Mwang ring sanggar ring arep Sang
amuja : banten suci dandanan, peras, lis
-
Ring tanggun bale agungnge genah
asagane, ring caru takep-takepane anut watek mawadah sengkwi 5, sajeng
sabrerong, peras, lis, byakaon. Mwang asu bang bungkem ebatannya genep.
Daksinanya, beras 3 catu gede sajangkepnya, lawe satukel arthanya 1700, peras
gayah, jinah 500, guling 1 , ayam 6, bebek 3, tekaning cucukan, jun pere 1,
kumbha carat anut watek, klungah 5 amanca warna, isuh-isuh, genep,
takep-takepan, anut watek, celeng 9 ping 5, bebek 7 ping 5, siap 5 ping 5,
sudang taluh 3 ping 5, uyah areng 1 ping 5, tibakna ring sengkwi 5.
-
Soroh ring klungah :
Nyuh sudamala 9, nyuh mulung 11,
nyuh gading 7, nyuh bejulit 5, nyuh bulan 3, mwang jinahnya anut caratnya,
matali benang tridhatu, yeh anakan tibakna ring jun.
-
Yan amalik sumpah ring carik :
Amujua rumuhun ring ulun carik,
klungah ika paro, ka ulun carik, ka Bale Agung 3, ring Tilem Amalik Sumpah.
Yan ring Purnama, ring Bale Agaung
kramaning banten kadi nguni, mathani aluh ngaran, raris nglebarang. Ika wenng
magawe, swantahing nagara, apan nganut niti karma kadi nguni.
Banten ring pengulun carik asoroh,
saha guling babangkit, mwang catur kumbha, pane, kren, pangedangan, mwang
takep-takepan, wawalungan, makadinya, kebo, purwa 50, gneyan 80, daksina 90,
neriti 30, pascima 70, wayabya 10, uttara 40, ersanya 60, madya 80
2. CARU WALIK SUMPAH MADYA
Tata cara pengaturannya :
a.
Sebagai dasar menggunakan caru Panca
Sata selengkapnya
b.
Runtutannya :
-
Timur : angsa winangun urip
dagingnya olah dadi 55
-
Selatan : sampi winangun urip.
Dagingnya olah dadi 99
-
Barat daya : asu bang bungkem,
dagingnya olah dadi 33
-
Barat : kambing winangun urip,
dagingnya olah dadi 77
-
Utara : celeng plen winangun urip,
dagingnya olah dadi 44
-
Madya : bebek belang kalung winangun
urip, dagingnya olah dadi 88
c.
Pabangkitnya 1, ketengannya nganut
dik widik, pangkonannya nganut dik widik, sorohan, kawisan, karangan, glar
sanga, cawu pangrekan
d.
Banten ring panggungan : babangkit
agung asoroh
Diposkan oleh Jro mangku gede Komang
Veni Damayanti