1. candi
artinama Candi itu berasal dari nama istri sakti siwa yang brnama Durga yang memiliki nama lain candi.
Penamaan Candi bermula dari beberapa penamaan yaitu:
a. Sesuai dengan nama yag disebutkan dalam prasasti yang diduduga ada hubungannya dengan candi tersebut.
b. Berdasarkan nama esa dimana candi itu ditemukan.
c. Berdasarkan nama yang di berikan oleh penduduk sekitar atas candi tersebut.
Fungsi Candi
Fungsi
Candi tidak hanya sekedar sebagai tempat ibadah namun candi juga
memiliki fungsi lainnya yaitu fungsi, estetis politis social dan
cultural.
Teori yang dikeluarkan oleh para ahli mengenai fungsi candi itu ialah:
1. Candi sebagai makam atau penanaman abu jenazah.
Ciri: alur relief prasawya.
Pendukung teori: Raffless, Wardenaar, Brumund, Vanhoevel, Groneman, dan Yzerman.
Penentang Teori: N J Krom, dan Quaritch Wales.
2. Candi mamiliki fungsi Ganda sebagai makam juga sebagai kuil.
Ciri: alur relief prasawiya dan pradaksina.
Pengemuka:Martha A Musses.
3. Candi sebagai tempat pemujaan saja.
Cirri: alir relief pradaksina
Pengemuka:Soekmono.
Susunanan atau tata letak Candi
1. Memusat
Contoh: Candi Perambanan.
2. Membelakang”Semakin Membelakang”
Contoh: Candi Sukuh, Candi Jago, Candi Penataran.
3. Dihadapan Candi perwara
Contoh: Candi Sambisari, Candi Gunung Wukir.
4. Berjajar Kesamping
Contoh: Candi Ngawen
5. Terpencar
Contoh: Komlpeks Candi Dieng dan Kompleks Candi Gedongsongo.
Ornamentasi
1. Hiasan Konstruktif
Bagian-bagian
bangunan yang memberi bentuk profil pada candi, apabila bagian-bagian
ini di kurangi maka akan mengubah bentuk Candi.
Contoh: Pilaster, profil,atefik,relung.
2. Hiasan yang bersifat keindahan
Bagian
candi yang berupa hiasan, yang menambah keindahan pada candi, namun
apabila hiasan tersebut tidak diadakan maka tidak akan mengurangi bentuk
candi.
Contoh: Relief pada kaki candi, hiasan sulur-suluran pada kaki candi,dsb.
Bagian-bagian Chandi
1. Secara Vertikal terbagi atas:
a. Batur
b. Kaki
Tempat manusia biasa
c. Tubuh
d. Atap
Namun sebenarnya dalam candi terdapat 3 bagian pokok
Tiga bagian pokok dalam candi ini tidak hanya sekedar simbul melainkan
mengandung filsafat hidup dan berhubungan dengan sifat keagamaan.
- Atap/swarloka/alam atas
Tempat dewa-dewa
- Tubuh/bhuwarloka/alam antara
Manusia sudah meninggalkan keduniawian
- Kaki/bhurloka/alam bawah
Tempat manusia biasa,dimana nafsudan keduniawian masih mennonjol, manusia masih senang mengejar harta yang berlebihan.
2. Secara keseluruhan dapat dibedakan sebagai:
a. Selasar atau tempat berjalan mengelilingi candi.
b. Pagar langkan/balurstrade, guna untuk memahat relief tidak selalu ada dalam struktur candid an pada umumnya berfungsi sebagai batas tepi atau pagar dari selasar.
c. Relung/Ceruk, letaknya pada tubuh candi disisi luar atau pada bilik candid an berisi Arca.
d. Bilik Candi, digunakan sebagai tempat untuk meletakan arca.
e.
Penampil ,bagian ini menempel pada tubuh candi memiliki atap dan
kadangkala terdapat arca didalamnya sedangkan hiasan berupa kala makara
yang memiliki fungsi sebagai penolak balak.
f. Jala Dara, pancuran (pintu air) yang disangga oleh mahluk kayangan yang disebut Gana.
Arca
Arti dan Fungsi Dari Arca
1. Menggambarkan dewa-dewa yang dipuja, mempersonifikasikan Dewa yang abstrak.
2. Sebagai sarana untuk memusatkan fikiran kearah meditasi yang lebih tinggi.
3. Sebagai media pemujaan/kebaktian dengan cara mempersembahkan saji-sajian atau menyelanggarakan upacara dihadapan para Dewa tersebut.
4. Sebagi hiasan bangunan candi atau sebagai pelengkap (berupa arca dewa-dewa rendahan)’
Selasar
1. Ciri:
Pada
umumnya selasar pada candi berupa susunan Horizontal mendatar berbentuk
lantai yang bisa sejajar dengan tubuh candi posisinya lebih rendah
bahkan menempel pada tubuh candi tetapi letaknya tidak berada pada dalam
dinding bangunan, namun berada di luar bangunan candi, dan mengelilingi
halaman utama.
Pada setiap candi yang memiliki susunan seperti ini
ukuran lantainya diapit oleh langkan dan bangunan pada tubuh candi, maka
akan terjadi lorong yang mengelilingi bangunan candi itu pula, lantai
dam lorong tersebut dinamakan Selasar.
Pada candi yang memiliki
selasar tunggal maka dapat diidentifikasikan bahwa selasar itu adalah
sisa dari kaki atau batur candi yang kemungkinan memang disengaja
disisakan/dibuat untuk maksud tertentu. Sedang untuk candi yang
berselasar ganda, selasar dapat merupakan bagian dari batur, bagian
tubuh candi yang sengaja disisakan untuk selasar, selain bagian dari
kaki candi. Sebagai contoh pada candi Borobudur selasarnya terdapat pada
tiap tingkatan sedang pada candi Ciwa di komplek percandian Loro
Jonggrang selasarnya hanya satu.
Pada dasarnya selasar dapat
dimasukkan sebagai salah satu unsur/bagian dari bangunan candi meskipun
bukan sebagai unsur yang pokok karena tidak harus ada pada setiap candi,
demikian pula dengan pagar langkan.
Dapat dikatakan bahwa antara selasar dengan pagar langkan itu adalah satu kesatuan, dimana ada pagar langkan tentu ada selasar namun bila ada selasar belum tentu ada pagar langkan. Contoh hal yang kedua adalah pada candi Plaosan Lor, dimana pada selasarnya tidak terdapat pagar langkan.
Suatu
hal yang menarik, sementara selasar memiliki peranan yang cukup penting
dalam hal-hal tertentu tetapi ternyata tidak semua bangunan yang
sejenis menggunakan selasar. Apakah adanya selasar ini hanya karena
kehendak si perencana pembangunan candi itu atau ada pertimbangan lain
yang lebih dalam, atau kurang perhatikan lagi kepentingannya ?
Demikianlah tinjauan secara sepintas terhadap bentuk fisik dan fungsi selasar sejauh saya ketahui.
2. Fungsi:
a.
fungsi religius dan fungsi yang berkenaan dengan bangunan candi itu.
Fungsi religius dari selasar adalah sebagai sarana jalan untuk melakukan
pradaksina dan atau prasawiya dimana dengan melakukan pradaksina atau
prasawiya itu dapat kita ikuti atau ketahui jalan cerita yang biasanya
dilukiskan dalam bentuk relief pada pagar langkan atau dinding tubuh candi.
b.
Fungsi yang kedua dapat disebutkan sebagai perluasan atau sisa bidang
mendatar dari kaki candi atau bagian lain untuk menempatkan pagar langkan.
Kedua
fungsi ini belum tentu dimiliki setiap kuil atau candi, karena candi
yang berselasar belum tentu berpagar langkan tetapi candi yang berpagar
langkan dapat dipastikan mempunyai selasar.
Pagar Langkan
a. Letak
merupakan
bagian dari candi pada umumnya terletak pada kaki candi atau tubuh
bagian bawah. Namun tidak semua candi memiliki pagar langkan biasanya
candi yang memiliki fungsi sebagai kuil yang memiliki pagar
langkan.meskipun pagar langkan dikatakan sebagai pelengkap pada candi
namun dengan adanya pagar langkan sebagai satuan pelengkap dari candi
yang dilemgkapi dengan relief maka kita kita dapat lebih banyak tahu
perjalanan hasil kesenian dan keadaan sosial,ekonomi, keagamaan pada
masa dimana candi itu dibuat.
b. Fungsi
1. Untuk perluasan candi guna penempatan relief baik ornamentasi ataupun cerita-cerita.
2. Batas atara daerah yang suci dan daerah yang profan
3. Untuk mengetahui apakah candi itu merupakan candi pemujaan dewa atau pemujaan leluhur dengan cara kita melihat relief yang di pahatkan apakah alurnya prasawiya (pemujaan leluhur), atau paradaksina (pemujaan terhadap dewa)
c. Bentuk
Bentuk
pagar langkan ini berupa bangunan didinding yang tidak terlalu tinggi
dan mengelilingi bangunan candi tetapi tidak terpisah dengan candi
karena dihubungkan dengan selasar, pagar langkan umumnya dibangun tepat
diatas ujung selasar yang menjorok keluar tubuh candi.
Lingga
a. Bentuk
Bentuk lingga menyerupai tugu yang tegak dengan ukuran yang tidak
sama antara satu dengan yang lainya karena besar kecilnya Lingga
tergantung dengan besar Lapik atau Yoni yang menyangganya.
Lingga terbagi dalam tiga bagian yang merupakan lambang dari tiga Dewa utama agama Hindu Brahma, ciwa, dan wisnu susunanya sebagai berikut:
1. Brahmabangga
Terletak pada Bagian bawah berbentuk segi empat hal ini menunjukan sifat dewa Brahma yang memiliki empat muka
2. Wisnubangga
Terletak
pada bagian tengah yang berbentuk segi delapan yang menunjukan sifat
dewa Wisnu yang dapat berawatarakedalam delapan perwujutan atau
penjelmaan.
3. Ciwabangga
Terletak pada bagian atas dan sebagai puncak berbentuk setengah lingkaran yang menunjukan sifat dewa siwa yang kekal abadi
Konsep
Lingga secara Vertikal juga dapat dihubungkan dalam konsep kosmis yang
dianut oleh agama hindu. Yang digambarkan sebagai berikut:
1. Segi empat
Brahmabangga disejajarkan dengan Bhurloka yang artinya alam semesta atau kamadhatuyang maksudnya keinginan atau nafsuduniawi.
2. Segi delapan
Wisnubangga yang disejajarkan dengan Bhuwarloka atau wujud yang sekarang sejajar dengan Rupadhatu.
3. Bulatan atau setengah lingkaran
Ciwabangga
yang disejajarkan dengan Swarloka atau alam akirat yang kekal abadi
sehingga disamakan dengan Arupadhatu yang berarti tidak berwujud.
Catatan:
selain bentuk diatas Lingga sering juga digambarkan dalam bentuk
kelamin laki-laki yang dilengkapi dengan Yoni sebagai symbol kelamin
perempuan. Dan dalam penyatuan kedua kelamin ini dipuja oleh masyarakat
untuk memperoleh kesuburan.
b. Bahan Pembuatan
1. Lingga Batu
Contoh: Lingga candi wukir,lingga candi Badut, lingga candi Sambisari, lingga candi Ijo, dll.
2. Lingga kaca
Disimpan di museum kantor suaka Peninggalan sejarah dan purbakala di Jawa Tengah di Prambanan.
3. Lingga logam
Contoh: di temukan di daerah Bumisegoro kawasan candi Borobudhur
c. Fungsi
Sebagai pengganti arca perwujudtan Ciwa. Biasanya diletakan di dalam bilik sebuah candi yang bersifat Ciwa atau Hindu.
Merupakan perwujutan dari darma raja yang mendirikan dan dharma itu
harus tetap dipelihara oleh penggantinya. (dalam prasasti Lolei).
Pendirian lingga berhubungan erat dengan ditaklukannya suatu daerah (isi dari salah satu prasasti di Kamboja).
Pengukuhan raja atas kedudukannya diatas tahta.
Didirikan untuk memperingatai peristiwa penting seperti upacara manusuk sima.
Sebagai sarana untuk pemujaan terhadap Ciwa atau roh leluhur raja yang dihormati.
d. Sejarah
Dalam
mitos agama hindu lingga terjadi akibat adanya pertikaian antara Brahma
dengan Wisnu yang berselisih mengenai siapa yang memiliki kedudukan
lebih tinggi dan berkuasa. Dalam pertikaian tersebut kebudian Ciwa
muncul dalam wujud Lingga yang dikelilingi oleh ribuan macam nyala api
yang menyerupai nyala api alam, tidak memiliki permulaan, pertengahan
atau akir yang merupakan asli dari semua benda. Pada saat itu Brahma
merubah bentuknya menjadi angsa jantan dan wisnu membentuk tubuhnya
menjadi babi jantan.mereka masing-masing berlomba-lomba mencapai puncak
dan tiang tersebut namun setelah beribu-ribu tahun lamanya mereka
berusaha mencapai puncak dan dasar tiang . mereka pada akirnya mengakui
kegagalanya dan mereka kemudian menyembah sujud terhadap dewa tertinggi
yaitu dewa ciwa.
e. Arti kata Lingga
Nama Lingga memiliki beragai macam arti yang terkandung didalamnya antara lain:
1. Tanda, contoh, alamat, jenis
2. Perbedaan
3. Persembahan
4. Phallus, kemaluan laki-laki.
Dekorasi dan Ikonografi
Dekorasi
dapat artikan pula sebagai hiasan, ornamentasi, pada bangunan kuno sama
halnya candi dekorasi selalu dihadirkan sebagai penyampai pesan secara
simbolik.
Dekorasi itupun dibedakan dalam berbagai ukuran dan bentuk
yaitu Dekorasi Naratif dan non Naratif. Dekorasi non naratif merupakan
dekorasi yang semata-mata hanya sebagai hiasn dan pelengkap untuk
memperindah Candi, sedangkan Dekorasi yang bersifat naratif, selain
digunakan sebagai hiasan dekorasi ini juga digunakan sebagai penyampai
pesan-pesan dari para seniman terhadap penikmat seni dalam bentuk relief
baik secara menyeluruh,synopsis atau bahkan perpanil.
Dipandang dari nilai kereligiuan maka kedua jenis dekorasi dapat dibedakan menjadi dua katagori:
1. Dekorasi Profan
Relief yang yang di pahat semata-mata untuk kepentingan keindahan tanpa melibatkan latar belakang religius.
2. Dekorasi Sakral
Relief yang dipahat dengan tujuan religi yang memuat kaidah-kaidah religi.
Ikonografi
Perbedaan Candi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Candi Jawa Tengah Candi Jawa Timur
Arah Candi Menghadap ke Timur Arah CAndi menghadap ke Barat
Bangunan Candi terbuat dari batu Andesit (batu kali ) Bangunan Candi terbuat dari batu bara
Bentuk Candi Tambun Bentuk Candi ramping Tinggi
Relief candi Realis Bentuk Candi Simbolis
Induk Candi tepat ditengah Indok candi menjorok ke belakang
Atap candi berundak-undak Atap candi seperti pohon cemara
Candi-candi di Jawa
A. Candi peninggalan Mataram Kuno/ Medang Kamulan
1. Candi sukuh
2. Candi Prambanan
3. Kompleks Candi Dieng
a. Candi arjuna,semar dan gatotkaca
b. Candi bima
c. Candi punta dewa
4. Candi Kalasan
5. Candi sari
6. Candi Sewu
7. Candi Lumbung
8. Bubrah
9. Candi Borobudur,
10. Mendut dan
11. pawon
12. Candi plaosan lor dan kidul
13. Candi keraton ratu boko
B. Candi peninggalan Singosari
1. Candi kagenengan atau candi singosari
2. Candi tumpang atau candi jago
3. Candi Badut
4. Candi Kidal
C. Candi peninggalan kerajaan majapahit
1. Candi Sumberjati
2. Candi Rimbi
3. Candi penataran
4. Candi bajang ratu dan kompeks istana maja pahit
a. Candi peninggalan Mataram Kuno/ Medang Kamulan
1. Candi sukuh
1. Letak Geografis
Terletak
di lereng barat gunung lawu tepatnya di desa sumberejo, dengan
ketinggian 910 M diatas permukaan laut karena di desa ini kaya akan air
maka diperkirakan dibelakang ada patirtan suci.
- Dilereng barat terdapat empat bukit:
1. ukit sukuh sebagai istana raja brajadenta
2. bukit tambak istana raksasa braja musti
3. Bukit pringgodani gathotkacadewi arimbi
- G lawu di sampakan dengan penempatan Meru di India
o. Rumpalan G.kathong/G.lawu/G.berapi ada beberapa tulisan yang menyebutkan meletusnya gunung G.lawu
o. Bukit pada ajaran hindu dianggap sebagai bukit suci ( Holly Mountain)
- Candi Sukuh menghadap barat
Pengkiblatan
ketimur ke puncak gunung lawu orientasai karena gunung dianggap sebagai
persinggahan para dewa dan tempat arwah nenek moyang.
- Pegunungan di gunakan konsep tempat persinggahan para Dewa yaitu pada dasar Dieng
- Letak berada di titik tengah
1. Argo Dimitri
2. Argo Dalem
3. Argo Tiling
4. Argo puruso
( gunung yang menempati 4 penjuru mata angin)
Terdapat punden berundak ada sendang derajat ditengah-tengah sunbgai dengan air tak pernah kering.
Hubungan dengan bumi raksasa melawan tutuka /werkudara/ bima diadakan upacara didesa pacet T.wargu
Arca yang berkaitan.:
1. Bima dalam ukuran besar diletakan di solo ,ukuran kepala 40 cm.
2. Relief Cerita Bima pungkur dewa ruci Sudamala di museum Eropa
Candi sukuh
*. Latar Histori
Gapuro
Gapuro Kiri
- berdiri abad 15 dengan petunjuk angka tahun “candra sengkolo memet”
berada di sebelah kiri , relief menggambarkan raksasa yang menggigit
Ekor ular naga yang di baca “gapuro buta anahut buntut”
Perincian:
Gapuro :9
Buto : 5
Anahut :3
Buntut :1
karena
candra sengkala dalam pembacaannya di baca dari belakang maka tahun
yang diketahui 1359 tahun dimana tahun tersebut dibuat Gapuro.
1. Di bagian tengah terdapat kepala kala depan dan belakang
Gapuro kanan
Terdapat
condro sengkolo yang menggambarkan Raksasa telanjang dengan ujung
penis terdapat tengkorak menelan sesuatu yang Nampak seperti gambar bayi
dengan posisi menguntalnya malang/ horizontal sebelah terdapat burung.
Candra sengkala ini sering di sebutkan:
Gapuro Buto Nguntal Wong/ Gapuro Buto mangan Jalmo
Gapuro : 9
Buto : 5
Mangan: 3
Jalmo : 1
Di
bagian bawah lorong pintu masuk terdapat relief yang digunakan sebagai
media uji keperawanan yang di gambarkan alat kelamin laki-laki
berbentuk esektur yang mengarah ke perempuan “palus” di bingkai dengan
tali yang melingkar yang menyimbulkan sebuah persetubuhan simbul ini
sebagai simbul kesuburan . jika seseorang yang tidak perawan melewati
atau melangkai relief ini maka selendang yang telah dipakai akan robek,
hal ini menyimbulkan sobeknya selaput dara.
Halaman
1. Halaman 1
-
Terdapat umpak ukuran besar , umpak biasanya di gunakan sebagai tempat
pelandasan tiang, karena umpak di halaman pertama ukuranya sangat besar
maka diperkirakan pada candi sukuh dulu terdapat tiang yang cukup besar.
- Terdapat serpihan kemuncak
- Relief balok
a. Balok pertama
Satria bertombak yang menunggang kuda dengan membawa paying .
Diperkirakan
orang dalam relief seorang dari kasta satria karena pria ini membawa
paying dan tombak. Dan pada jaman dahulu satria yang membawa tombak
biasanya akan turun di medan laga.
b. Balok ke dua
Dua tokoh
menaiki Gajah dengan membawa genta,tongkat juga benda tajam dengan
ujungnya lancip. Hal ini juga menggambarkan tentang keberangkatan menuju
medan perang.
c. Sapi yang Nampak di kejauhan
d. Babi hutan
NB:dari
relief pada ke empat balok ini merupakan gambaran Fauna yang hidup di
sekitar candi pada tahun dimana candi itu dibuat dan masih dipergunakan.
2. Halaman 2
a. Pintu gerbang 1. Berbentuk piramida seperti di tambal dan singkron dengan candinya.
b. Terdapat arca telanjang yang menggambarkan raksasa yang membawa terompet yang berasal dari tanduk.
c. Tanah pada halaman kedua dibedakan dengan tanggul batu.
d. Dwarapala tidaklah proposional yang penting sudah terpenui pokok-pokok dan bentuknya.
3. Halaman 3 atau disebut juga halaman utama
a. Terdapa arca sepasang garuda dengan wujud manusia setengah binatang.
- Garuda Betina
Ciri:
1) Kaki binatang terdapat jalu
2)
Memakai Badong /penutup kemaluan perempuan yang terbuat dari logam, hal
ini berfungsi untuk mengurangi angka pemerkosaan dan perselingkuhan.
- Garuda Jantan
1)
Dari belakang Arca garuda dilukiskan sdang memikul hasil bumi produk
pangan penduduk sekitar candi sukuh yang teknik mengambil hasil panennya
dengan cara mengangkut dan memikul
2) Relief pada gapura
- Dwarapala
- Relief
1. Relief binatang (gajah seno)
Bergambar
badak dengan tanda babi hutan punya tanduk yang dianggap sebagai hewan
mitologis lembut dan babi hutan, gajah dengan acecoris mirip milik
bangsawan dan terdapat gading.di depan gajah terdapat relief jantung
(bima yang sedang mengoyak bungkus bima)
2. Relief Sudamala
Relief
yang melukiskan manusia setengah dewa, terjadi kandiran tragis kutuk
dewa siwa karena mendengar berita perselingkuhan antara dewi uma dengan
dewa wisnu, dalam relief ini dewi uma dikutuk un tuk turun kebumi
menjadi raksasa yang bernama Ranini/ durga di dunia dewi durga bertempat
tinggal di pasetra ganda mayu atau disebut juga dengan sebutan pasetran
ganda mayit. Kutuka ini dapat sirna jika diruwat oleh si bungsu dari
pandawa “Sadewa”
3. Relief kedua menceritakan sebuah Peristiwaa
Dimana
ketika dua bidadara citragada dan citrasena tengah lewat disaat dewa
siwa dandewi uma sedan bercengkraman, hal tersebut membuat dewa siwa
murka dan mengutuk kedua bidadara tersebut menjadi dua sosok raksasa
yang bernama Kalantaka dan Kalanjana selama 12 tahun, dan kutukan ini
dapat berakir setelah mendapat ruwat dari Pandawa.dalam perang
baratayudha kalantaka dan kalanjana berpihak kepada kurawa hal ini
menyebabkan pandawa kalah, sehingga akibat dari kalahnya pandawa oleh
kalantaka dan kalanjana dewi kunti meminta bantuan kepada Ranini di
pasetra gandamayu, dewi kunti pergi ke pasetra gandamayu di sertai oleh
abdi setia mereka yang berjumlah empat orang,
semar,gareng,petruk,bagung, yang lebih dikenal dengan sebutan punokawan.
Di pasetra ganda mayu Ranini di dampingi oleh nikalika”nini towok”,
ranini bersedia membantu pihak pandawa namun bantuan itu tidaklah
Cuma-Cuma karena ranini meminta syarat kepada Kunti untuk mau
mengorbankan Sadewa untuk meruwat dirinya.
Untuk kelancaran dari
ruwatan dari ranini, ranini meminta nikalika untuk merasuki dewi kunti,
sehingga dewi kuntipun berlaku memaksa Sadewa untuk mau menuruti
kehendak Ranini untuk bersedia menjadi tumbal.
4. Dalam relief
ini menggambarkan Sadewa yang tengah diikat dalam Randu Alas di setra
ganda mayu digambarkan pula di relief malam dengan keluarnya hantu, dan
ranini membawa pedang besar untuk membunuh sadewa, gambar semar yang
memakai topi membaca mantra dengan beras kuning di pedang besar muncul
kambing. Hal ini menceritakan ketika ranini hendak menebas leher Sadewa
Semar memantrai Sadewa dengan syarat beras kuning agar Sadewa tidak jadi
mati dan Berubah kambing yang menjadi tumbal.
5. Jasa meruat ranini
Sadewa diberikan hadiah oleh Ranini berupa senjata yang bernama Sudamala
kita bisa lihat di relief yang semula tempat ranini yang berupa tanah
pakuburan kini di relief di gambarkan menjadi taman indah, sedangkan
sosok ranini yang semula adalah raksasa kini berubah menjadi sosok
wanita cantik.
NB: Sudamala artinya meniadakan bahaya
6. Sadewa di
minta berjalan ke utara oleh dewi Durga sampai perang alas, mendapatkan
Jodoh. Diapun menuruti kata-kata ranini dan berjalan kearah utara
sampai perang alas dan di tengah perjalanan dia bertemu denan seorang
rsi yang bernama Candra Peta dengan cirri fisiknya kepalannya yang
memakai sorban, rambut panjang diikat dengan kain buta, dia memiliki dua
orang anak yaitu ni soka dan ni padapa, dan ki Candra Peta menjodohkan
kedua putrinya tersebut kepada Sadewa, namun setelah Nakula sampai di
tempat Candra Peta Sadewa memintaRsi Candra Peta untuk menjodohkan ni
Padapa kepada kembaranya Nakulo.
7. Dalam relif ini menceritakan Bima
dan Sadewa menghadap kepada raksasa Kalanjana dan kalantaka, dengan
kuku pancanaka milik Bima raksasa Kalantaka mati terbunuh, sedang
raksasa kalanjana terbunuh oleh Sadewa. Dengan kematian dua raksasa ini
maka keduanya berubah lagi kembali menjadi dua bidadara .
Candi Utama
Bentuk berupa Piramida terpancung
- Terdapat sepasang pendopo teras yang tengahnya terdapat perapen.
- Terdapat relief bima takwa yang terletak ditempat pembakaran.
- Relief Samudra Mantana (raksasa menggaruk ular)
Gambar
sepasang istri kadru Santana pengadukan cmandara di tumpangkan di atas
kura-kura membanya dililiti naga sisi kanan dewa dan kiri dewa, dan dewa
wisnu berada diatas yang berfungsi sebagai pemberat, kemudian dari
samudra muncul kuda, skemudian muncul sebagai perguncingan dan
pembicaraan winata dan kagru istri dari kasiapa yang belum memiliki
anak.mereka hendak meminta anak kepada suaminya, karena keduanya mandul
maka oleh suaminya keduanya diberikan telor, winata di berikan tiga
telor oleh kasiapa sedang kagru diberikan 100 telur.
- Telur pertama
Winata dipecahkan oleh kilat, sedang telur kedua yang dia miliki dia
pecahkan sendiri sebelum waktunya karena dia tidak sabar lagi ingin
memiliki anak. Sehingga telur kedua tersebu tidak memiliki bentuk yang
sempurna dan hanya berupa manusia dengan badan separuh. Akibat hal itu
telur yang belum waktunya menetas tersebut marah terhadap ibunya karena
dia lahir cacat, sehingga melontarkan kutukan. Kutukan itu berbunyi
bahwa ibu mereka beserta anaknya akan menjadi budak dari anak tirinya.
Sedang telur ketiganya menetas sempurna dan berwujud Burung garuda.
- Sedang telur kagru yang 100 buah tersebut menetas dalam bentuk ular
Auweswara kuda laut muncul berwarna putih
kadru
dan winata saat itu mengadakan taruhan mengenai warna kuda auweswara
jika warna kuda itu putih maka winata yang menang dan jika kuda
auweswara berwarna hitam maka Kadru yang menang, dan barang siapa yang
kalah maka dia dan juda anak-anaknya akan menjadi budak siapa yang akan
memenangnkan taruhan itu. Karena tidak mau untuk menjadi budak dengan
tipu muslihatnya kadru meminta anak-anak ularnya untuk menyembur kuda
auweswara sehingga warna kuda yang muncul tidaklah berwarna putih
melainkan berwarna hitam. Karena kuda yang muncul ke permukaan berwarna
hitam maka winata sesuai dengan kesepakatan keduanya menjadi budak dari
kadru. Dan semua itu dapat di tebus dengan air amerta dengan pengadukan
di samudra, ketika pengadukan samudra air amerta keluar di dekat raksasa
dg di dapat oleh wisnu. Garuda bebaskan ibunya dengan bebasnya amerta
dari wisnu dengan menyerahkanya garuda sebagai wahana dewa wisnu dan
memberikannya kepada ular. Setelah mendapatkan air amerta dari Garuda
sebelum meminum amerta kaliya berniat mandi dan meninggalkan air amerta,
karena air amerta itu di tinggal. Dan dibawa kabur oleh garuda kembali
ketika terbang air amerta itu jatuh dan menetes padang ilalang dan di
jilati oleh ular kaliy, akibat menjilati tetesan air di ilalang maka
lidah ular kalia terbelah menjadi dua (legenda ular gimati)
- Arca
Garuda yang mulutnya terbuka karena kelaparan sampai ketiduran, tidak
tau kalo itu garuda danmengira itu jalan besar maka brahmana itu masuk
kedalam mulut garuda, hal itu membuat garuda merasa perutnya panas dan
menanyakan kepada kasiapa . dan kasiapa menjawab kalo garuda lapar
disuruh memakan gajah atau kura-kura
- Kutukan dua orang yang dikutuk sehingga diterbangakan dijatuhkan dan dimakan.
- Relief dewa ruci melawan bima dibawa lengkung kala mrega rusa yang diwujutkan dengan gambar kepala kala dengan tubuh rusa.
- obelisk media mentransformasi air suci dari air mengalir media penyucian.
Candi Induk Piramida
- diatas terdapat lingga atau palus
- Kota lerengn gunung lawu
- Terdapat dua punden yang merupakan simbul dari bumi dan piramida sebagai simbul Yoni yang ditancapkan.
- Tersimpan lima takwa
- Siwa sebagai dewa mata hari
-
Terdapatrelief tokoh onani penis terdapat empat lintingan kecil yang
berfungsi untuk memantapkan seksual, kemaluan yang ditindik.
- Di candi sukuh terdapat gambar banyak palus karena digunakan untuk pemujaan terhadap kesuburanterhadap dewa matahari
- Relief pandai besi.
1)
Dengan semua macam alat yang digunakan oleh pandai besi yang hal ini
juga sebagai petunjuk bahwa pada masa candi ini di buat penduduknya juga
ada yang bekerrja sebagai pandai besi, selain itu juga menunj7ukan
bahwa penduduk itu dalam bertami juga ..
2) Menempa dengan tangan alat produksi
3)
Di tengah relief terdapat patung ganesya dengan memakai mahkota di
kepalanya tanpa pakaian elias telanjang, tangan memegang anjing. Hal
ini dikaitkan dengan pandai besi Vitneswara( meniadakan bahaya) karena
pandai besi pada jaman itu di anggap sebagai pekerjaan yang cukup
bahaya.
4) Terdapat candra sengkala pula pada relief ini.
Gajah wingku anahut buntut = 1378 saka
Bathara guru anahut buntut = 1369 saka
2. Candi Prambanan
-
Letak Geografis: Candi prambanan merupakan candi kerajaan yang letaknya
di perbatasan jawa tengah dan Jogjakarta, yaitu 17 km berada di sebelah
barat DIY Jogjakarta dan 53 km sebelah Timur kota solo.
- Di sekitar
kompleks candi terdapat sungai yang di sebut dengan nama kali opek
berhubungan dengan candi lain.kali opak candi prambanan dan di menangkan
oleh prambanan.
- Daerah sekitar candi perambanan merupakan daerah
yang rata permukaan halaman terdapat teras halaman 3 utama lebih tinggi
dari pada halaman yang lainnya, di halaman utama ini terdapat 16 buah
candi dengan berbagai macam ukuran 3 diantaranya merupakan candi induk
yaitu dengan urutan Brahm-siwa-wisnu.
- Di candi perambanan ini candi
siwa dibuat paling besar diantara candi-candi lainya karena prambanan
merupakan candi penganut hindu siwa, siwa di sini sebagai dewa utama.
-
Dalam prasasti Siwa graha menyebutkan bahwa candi siwa tidak diletakan
di tengah-tengah kompleks prambanan “brasmakama” dengan alasan titik
tengah merupakan pusat kekuatan magis.
- Pada kompleks candi
prambanan di depan candi dewa utama terdapat 3 jandi yang di bangun
tepat di depan candi dewa yang merupakan candi wahana dari ke 3 dewa
tersebut dan dinamai dengan kaitan candi induk.
1) Di depan Candi Brahma terdapat candi hamza yang berupa Angsa yang merupakan wahana dewa Brahma.
2) Di depan Candi Siwa terdapat candi Nandi yang berupa lembu jantan yang merupakan wahana dewa Siwa
3) Di depan Candi wisnu terdapat candi Garudea yang berupa garuda yang merupakan wahana dewa wisnu.
- Candi apit yang terdapat di kanan kiri
-
8 candi lain di tengah-tengah ketir diletakan di tengah karena
berfungsi sebagai penghalang kekuatan gaib yang mengganggu halamanutama.
- Terdapat 4 candi di pojok berfungsi sebagai candi patok.
- Di luar candi utama terdapat candi perwara jumlah ratusan,dengan pola memusat/lay out konsentris
NB:
candi Siwa di pugar sejak Hindia belanda , desember tahun 1953
pemugaran candi baru saja diresmikan, karena pada tahun itulah semua
candi baru di satukan secara lengkap.
- Penampakan Candi.
1. Bagian bawah :terdapat batur candi seburman permukaan tanah yang berupa jala dara (pancuran air)
2.
Diatas terdapat pagar dengan kemuncak dengan motif buah kelasan/ motif
amalaka dilengkapi dengan relief/ pagar langkan sebagai penghubung
antara gapura dengan gapura, sehingga bagian dalam tidak Nampak, namun
banyak juga candi di Indonesia yang tak memilikin pagar langkan.
3.
Pada batur candi terdapat pahatan ornament dengan gambar khas prambanan
dengan cirri pohon pengatif telung ?kalpataru di dalamnya terdapat siwa
dibawah kalpataru juga terdapat gambar manusia setengah burung seperti
ornament pada candi badut yaitu gambar dari kinara dan kinar, terdapat
gambar sederet jambangan berisi harta benda.
4. Kalpataru merupakan
gambar pohon berdaun lebat tidak berbatang kuat diatas gambar kalpataru
terdapat gambar paying burung dan bermacam-macam burung.juga Terdapat
relief jaladara dan gajah mina yaitu gambar mahluk setengah gajah dan
setengah ikan.
5. Di pagar langkan terdapat relief di dalam relung
dan masing-masing relung dan ma dinding terdapat relief yang mencerikan
adegan tari tandava yang ditarikan dewa siwa terhadap alam.
6. Gapuro
di penjuru mata angin meniti tenggara diapit oleh pipi tangga / ika
lemah bentuk spesifik masa kurang lebih sama dengan 10 Candi badut kanan
kiri terdapat miniature candi dramastana
7. Di balik pagar langkan terdapat relief dua muka yang panjang mengisahkan cerita Ramayana dimana wisnu sebelum ke dunia.
8.
Di pagar langkan terdapat wisnu sebagai kresna relief searah dengan
jarum jam “pradaksina” pemujaan arca di bilik sambil memutar.
Ganesa
Agastya Durga
Siwa
9.
Relief kaki candi kemuncak kebanyakan di pahatkan Asta depacakra/
delapan dewa penjuru mata angin, dewa-dewa lokapala. Arca siwa berdiri
pada pedestal berbentuk yoni, arca disini di setarakan dengan Yoni.
10. Tubuh candi seolah di beri sabuk /peding. Deret relief di relung dan ceruk dan terdiri dari dua tingkat
11.
Ada 3 tingkat atap candi di buat memuncak, masing tubuh candi dibuat
mencorok / penampil bagian atas, penampil kepalakala berukuran besar dan
terdapat kepalamakara yang kepalanya besar dan dibawah ada orang yang
bertapa mudra.
12. Kinara dan kinari bisa diganti dengan posisi bermacam-macam di lubang relung terdapat gambar singa.
13. Diatas terdapat vislade “relief rangkaian bunga antefik pancuran tapi pancuran tersebut bukan berbentuk kepala kala
14. Pipi ika lemah (sulur berbentuk makara / kepala singa) dengan hias sulur gelung.
3. Kompleks Candi Dieng
Arti kata dieng berasal dari kata dihyang menurut DR.JJ Brandes
a. Candi arjuna,semar dan gatotkaca
b. Candi bima
c. Candi punta dewa
4. Candi Kalasan
1. Lokasi
Candi
Kalasan atau Candi Kalibening[1] merupakan sebuah candi yang
dikategorikan sebagai candi umat Buddha terdapat di desa Kalasan,
kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta, Indonesia.
Candi ini memiliki
52 stupa dan berada di sisi jalan raya antara Yogyakarta dan Solo serta
sekitar 2 km dari candi Prambanan.dan sebelah timur kota Jogjakarta
2. Sejarah penemuan
Pada
awalnya hanya candi Kalasan ini yang ditemukan pada kawasan situs ini,
namun setelah digali lebih dalam maka ditemukan lebih banyak lagi
bangunan bangunan pendukung di sekitar candi ini. Selain candi Kalasan
dan bangunan - bangunan pendukung lainnya ada juga tiga buah candi kecil
di luar bangunan candi utama, berbentuk stupa.
Candi Kalasan yang berada tidak jauh dari Candi Prambanan
Berdasarkan
prasasti Kalasan bertarikh 778 yang ditemukan tidak jauh dari candi ini
menyebutkan tentang pendirian bangunan suci untuk menghormati
Bodhisattva wanita agama Budha Mahayana, Tarabhawana dan sebuah vihara
untuk para pendeta.[2][1] Penguasa yang memerintah pembangunan candi ini
bernama Maharaja Tejapurnapana Panangkaran (Rakai Panangkaran) dari
keluarga Syailendra. Kemudian dengan perbandingan dari manuskrip pada
prasasti Kelurak tokoh ini dapat diidentifikasikan dengan Dharanindra[3]
atau dengan prasasti Nalanda adalah ayah dari Samaragrawira[4].
Sehingga candi ini dapat menjadi bukti kehadiran Wangsa Syailendra,
penguasa Sriwijaya di Sumatera atas Jawa.[5]
3. Bagian-bagian candi
- Atap
Pada
atapnya berbentuk prisma segi delapan dengan mahkota-mahkota stupa
diatasnya. Stupa yang peling kecil member hidup bagi atap-atap yang
diatas.atapnya terdiri dari 3 tingkat. Atap paling atas terdapat 8
ruang, atap tingkat dua berbentuk segi 8, sedangkan atap paling bawah
sebangun dengan candi berbentuk persegi 20 yang dilengkapi kamar-kamar
setiap sisinya.
- Relief
a. Denah candi kalasan berbentuk bujur
sangkar dengan penampil-penampil di tiap sisinya begitupun dengan denah
tubuh candinya Pada bagian selatan candi terdapat dua relief
Bodhisattva.
b. Kemegahan candi kalasan terletak di luar candi bukan
di bilik candi karena keindahan yang terdapat pada atap karena arca
relief yang menghiasi.
c. Terdapat relief di timur dan selatan yaitu pada pagar langkannya.
d.
Di selatan terdapat hiasan relung kala-makara yang memiliki
keistimewaan.makara itu ada yang menghadap kekeluar di atas kepala kala
makara terdapat lukisan berbentuk atap candi yang menjulang tinggi.
e. Terdapat relief Bidadari bidadari yang menaburkan bunga kedunia dibawahnya, relief ini dikerjakan sangat teliti
- Arca
Arca
induk menduduki tempat yang terhormat yang besar sekali dalam bilik
tengah yang hilang ukurannya kurang lebih 6 meter dibuat dari batu
monolit.begitupun arca-arca yang terdapat di relung-relung..arca yang
hilang di candi ini ialah sebuah arca yang terbuat dari perunggu.
- Keadaan
a.
Candi kalasan ini sama seperti candi-candi jawa tengah lainya seluruh
bagian candi di lapisi oleh “bajralepa” baik berwarna banyak atau putuh
mengkilap.
b. Candi kalasan yang Nampak sekarang bukanlah candi
kalasan yang asli karena candi ini sudah mengalami perbaikan karena kita
bisa lihat dibagian dalam lapisanya lebih tua dari pada di luar candi,
cara perbaikan ini di sebut dengan “par emboitement”.
Salah satu relung di Kalasan menggambarkan Kala dan pemandangan dewata di swargaloka
Ukiran kepala raksasa Kala di dinding selatan
c. Candi sari
Candi Sari yang berada di dekat candi Kalasan
1. Lokasi:
Candi
Sari adalah candi Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Sambi Sari,
Candi Kalasan dan Candi Prambanan, yaitu di bagian sebelah timur laut
dari kota Yogyakarta, dan tidak begitu jauh dari Bandara Adisucipto.
2. Sejarah
Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno dengan bentuk yang sangat indah.
3. Bagian candi
-
Candi sari merupakan bangunan yang berloteng bagian bawahnya terdapat
relung yang di gunakan sebagai tempat arca dewa yang kini telah hilang
-
Pada bagian atas candi ini terdapat 9 buah stupa seperti yang nampak
pada stupa di Candi Borobudur, dan tersusun dalam 3 deretan sejajar.
-
Bagian bawah terdiri dari tiga kamar Beberapa ruangan bertingkat dua
berada persis di bawah masing-masing stupa, dan kamar itu diperkirakan
dipakai untuk tempat meditasi bagi para pendeta Buddha (bhiksu) pada
zaman dahulunya. Candi Sari di masa lampau merupakan suatu Vihara
Buddha, dan dipakai sebagai tempat belajar dan berguru bagi para bhiksu.
Namun ada pendapat lain diam di atas arca itu dianggap tidaklah sipan
maka ada yang berpendapat bahwa loteng itu dipergunakan sebagai
perpustakaan
4. Relief
- Bentuk bangunan candi serta ukiran relief yang ada pada dinding candi sangat mirip dengan relief di Candi Plaosan.
-
Dinding luar berhiaskan pahatan widyadara dan widyadari yang berdiri
dalam sikap yang sangat menarik langgamnya masih berupa langgam Gupta,
yang di india masih berkembang di Mathura,Ellora dan Ajanta.
d. Candi Sewu
1. Sejarah
Dibangun
sekitar tahun 1092 saka candi sewu ini merupakan salah satu dari abad
ke-8 nama asli dari can di ini “ri grhanya Manjus ” (Rumah dari
Manjusri). Manjusri adalah satu Boddysatwa di agama Budha. Candi Sewu
mungkin bangun pada akhir dari administrasi Rakai Panangkaran. Rakai
Panangkaran (746 – 784 ) adalah satu Raja populer dari Kerajaan Mataram
kuno. Candi mungkin diperluas dan di bangun secara lengkap pada masa
ketentuannya Rakai Pikatan, satu raja dari dinasti sanjaya pangeran
menikah dengan permaisuri Budha dari dinasti sailendra, yaitu
pramodawardani Kebanyakan dari pokoknya tersisa agama tua mereka setelah
kembali dari dinasti Sanjaya. Salah satu dari beberapa candi tinggalan
Mataram ialah Candi Prambanan yaitu Candi Hindu, para tetua menyarankan
bahwa Hindu dan Budha hidup dalam keselarasan pada era yang candi
dibangun. Skala dari kompleks candi menyarankan Candi Sewu adalah satu
Candi Budha Kerajaan dan adalah satu lokasi religius penting dari masa
lalu. Candi ditempatkan pada dataran tinggi prambanan itu di antara slop
kemiringan sebelah timur yang selatan dari gunung merapi dan bukit
barisan Sewu di dalam selatan,
2. Letak
800 m kearah utara dari
prambanan dijawa tengah . Candi Sewu sebenarnya Candi Budha paling besar
di wilayah jawa tengah setelah Borobudhur . Candi Sewu di bangun
setelah " loro jonggrang ".Walau mula-mula hanyalah sekitar 257 candi
,arti nama candi sewu itupun yang dari nama di Jawa diterjemahkan
sebagai ' seribu candi,' yang dimulai dari lokal populer cerita rakyat
loro jongrang Nama asli dari senyawa candi ini mungkin Manjusrigrha .
3. Riwayat penemuan
Utama candi Sewu sebelum rekonstruksi.
Candi
ini di ketemukan pada tahun 1960, mendekati sekarang perbatasan dari
propinsi Yogyakarta dan kabupaten klaten di Javjawa tengah, banyak situs
arkeologis yang tersebar hanya beberapa mil, hal ini member pengertian
bahwa area ini adalah satu tempat penting,dalam bidang keagamaan,
politis, dan pusat perkotaan.
4. Kompleks candi
Pandangan antena dari candi kompleks Sewu pertunjukan mandala
Image dari Boddhisattva pada tembok dari perwara candi
-
Kompleks candi adalah Budha paling besar kombinasikan pada area
Prambanan, dengan alasan-alasan segi-empat ukuran itu 185 di wilayah
selatan dan utara dan 165 wilayah dan barat timur.
- Bangunan
ditemukan pada semua empat titik utama, nila bagaimanapun dari rekaletak
dari kompleks candi, bangunan utama ditempatkan pada sisi timur.
Masing-masing bangunan dijaga oleh arca kembar dwarapala. dua arca
Dwarapala di sisi dalam tidak menghadap pengunjung, melainkan mengapit
yang disebut juga dwarapala jagongan, dwarapala ini tidak sama dengan
yang lain karena terdapat upawita berbentuk naga dan dwara pala ini juga
memegang naga dan ikat kepala naga.
- replika dapat ditemukan di
kraton jogja Ada sebanya 257 bangunan kompleks pada satu mandala pola
sekitar halaman utama sebagai satu ekspresi dari pandangan dari alam
raya dari Budisme Mahayana.
- Candi lebih kecil terdiri dari 248
candi dengan desain serupa dan dberada pada empat baris sepusat
segi-empat. Dua baris luar disusun semakin dekat dan terdiri dari 176
candi lebih kecil, sementara dua baris bagian dalam disusun pada
interval tertentu dan terdiri dari 72 candi sedikit lebih besar
dibandingkan sesuatu luar. 248 candi yang ditempatkan pada lokasi detik
semua dibuat dengan satu bingkai kuadrat kecuali membedakan oleh arca
yang berbeda dan orientasi. Banyak arca ini kini pergi dan pengaturan
pada lokasi saat ini bukan pada orientasi asli. Arca yang dapat
diperbandingkan arca dari borobudhur dan mungkin terbuat dengan perunggu
[1] .
- Penggelunturan selatan utara dan pusat barat timur poros
jauh dari sekitar 200 jangka, di antara baris ke-2 dan ke-3 dengan candi
lebih kecil ditempatkan perwara (barisan depan) candi, sepasang pada
masing-masing candi utama berhahadapan satu sama lain. perwara candi
adalah sesuatu paling besar setelah candi utama, bagaimanapun hanya sama
sebelah timur perwara candi dan sesuatu utara perwara candi masih ada
saat ini.
- Karenadi candi sewu ini candi induk di kelilingi oleh
candi perwara yang berpola konsentris maka dapat kita ambil kesimpulan
system pemerintahan pada masa candi ini di buat suatu kerajaan pusat
yang besarkekuasaanya di kelilingi oleh raja-raja bawahanya..
5. Candi utama
Utama candi Candi Sewu di sebelah kiri dan salah satu perwara candi di benar
a.
Candi utama punya 20 denah lantai dasar bangunan poligon sudut, dengan
diameter 29 m dan ini membubung tinggi sampai jarak 30 m .karena bagan
candi induk yang lebih luas susunanya dari candi kalasan maka terdapat
arca budha yang kurang lebih sebanyak 50 buah, hal ini dapat kita hitung
di bilik induk dan bilik-bilik yang mengelilinga ditambah 250 buah dan
candi-candi kecil yang mengelilinga menjadi 300 buah
b. Pada masing-masing empat titik utama dari candi utama, terdapat tangga dan terdiri dari ruangan dan bermahkota stupa,.
c.
Semua struktur bangunan terbuat dari batu andesite . pada empat
ruangan terhubung dengan balai seni sudut luar dengan pelepar. Dari
penemuan selama proses rekonstruksi.rancangan bangunan asli pusat
tempat suci hanyalah terdiri daricandi tunggal. kemudiannya di kelilingi
oleh empat struktur tambahan.
d. Pintu masuk dibangun untuk
menggabungkan semua candi ke dalam satu gedung utama dengan lima
ruangan. Bilik utama dapat dijangkau dari bilik sebelah timur. Bilik
utama merupakan ruangan yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain
dengan satu atap lebih tinggi. Sekarang semua lima ruangan telah
kosong. [2] . bunga teratai yang mengukir batu padestal pada bilik
utama menjelaskan bahwa Di candi induk terdapat arca budha Utama “arca
manjusri Greha” namun arca ini sudah tak ada lagi pada candi karena di
jarah oleh pihak tidak bertanggung jawab, arca manjusri inipun
diperkirakan terbuat dari logam perunggu, karena diketemukan sisa sisa
arang dan logam perunggu.
e. Bilik utama candi induk digunakan untuk
pemujaan dewa Manjusri yang di bangun oleh rakai panangkaran, bangunan
ini sebenarnya akan di peruntukan sebagai candi budis hal ini diperkuat
dengan adanya bentuk setupa ada kemuncak
f. Candi diani budha Kepala di penggal karena alas an religius juga untuk koleksi pada tahun 800 patung di jual di eropa.
6. Menurut para ahli
- DR.G.De Gasparis
1.
Pada prasasti plaosan pernah menyinggung mengenai cikal bakal dinasti
Sailendra, yang menyatakan berasal dari candi sewu yang memiliki banyak
arca.hal ini yang menjadi penguat bahwa di candi sewu memeang memiliki
banyak arca.
2. Sebelum prasasti karang tengah jadi sekitar tahun 824
masehi. Kekuasaan sailendra telah mengalami kemrosotan sekitar tahun
832, maka tidak mungkin jika pada tahun 862 suatu kopleks candi yang
begitu luas dan besar di bangun oleh usaha seorang raja saja,bahwa para
punggawa-punggawa dan bangsawan ikut pula menyumbang materi serta
pekerja dalam penerusan pembangunan candi, dapat kit abaca pada tulisan
singkat yang berada di candi sewu sebagai berikut “Mahapratayya sang
Raganting”yang artinya punggagawa yang bergelar Mahapratayya bernama
Raganting yang mengusahakan membuat candi kecil ini juga ada pula
tulisan yang berbunyi “anumoda” yang berarti tulisan ada banyak tulisan
lainya.
- Stutterheim
Namun menurut stutterheim prasasti itu di buat kira-kira pada tahun 862 masehi.
- Prof.Bosch
Pembuatan candi sewu menurut satu system yang meliputi pendiri arca manjusri sebagaimana disebutkan dalam prasasti klurak.
e. Candi Lumbung
Sebelah
selatan candi bubrah kompleks candi terdiri dari sebuah candi Induk
yang dikelilingi 16 candi kecil dalam suatu segi empat.
f. Bubrah
Satu-satunya
“voortempel” yang letaknya di depan Gapuro candi sewu candi kecil yang
mengelilingi candi induk namun sekarang telah tinggal puing-puingnya.
g. Candi Borobudur
Borobudur,
atau Barabudur, adalah satu abad ke-9mahayana budha jawa tengah.
Monumen meliputi enam platform kuadrat puncak oleh tiga platform
lingkar, dan adalah berdandan dengan 2,672 relief. panel dan 504 data
status Budha.. [1] Satu kubah utama, ditempatkan pada pusat dari
platform teratas, dikepung oleh 72 data status Buddha mendudukkan di
dalam dobol stupa
Monumen adalah keduanya satu tempat suci ke buda
dan satu tempat untuk Budha Ziarah.. Perjalanan untuk jemaah berawal
pada dasar dari monumen dan mengikuti satu alur circumabulating. monumen
saat menaik ke teratas melalui tiga taraf dari kosmologi Budha., yaitu
kamadatu (dunia dari keinginan), rupaadatu(dunia dari bentuk) dan
Arupadhatu. (dunia dari formlessness). Selama perjalanan monumen memandu
jemaah melalui satu sistem tangga dan koridor dengan 1,460 panel relief
naratif pada tembok dan pelepar
Bukti menyarankan Borobudur
diterlantarkan mengikuti abad ke-14 kemerosotan dari Budha dan Hindu.
kerajaan di Java, dan jawa konversi ke Agama Islam. [2] Pengetahuan
di seluruh dunia dari ini keberadaan dinyalakan pada 1814 oleh tuan
Thomas Stamford Undi kemudian mistar britania dari Java, siapa
menganjurkan dari lokasi ini oleh Indonesia asli. Borobudur punya sejak
adalah diawetkan melalui beberapa restorasi. Restorasi paling besar
proyek dilakukan di antara 1975 dan 1982 oleh Pemerintahan Indonesia
dan Unesco., mengikuti yang mana monumen didaftarkan sebagai satu
unESCOlokasi bagian warisan dunia. [3] Borobudur masih terpakai untuk
ziarah; sekali setahun Budha di Indonesia rayakan waesak pada monumen,
dan Borobudur adalah lajangnya Indonesia paling dikunjungiatraksi
wisatawan . [4] 5] [6]
i. ETIMOLOGI
Borobudur stupas melewatkan satu pegunungan. Selama berabad-abad, ini ditinggalkan.
Borobudur stupas melewatkan satu pegunungan. Selama berabad-abad, ini ditinggalkan.
Di
Indonesia., candi masa lampau dikenal sebagai candi; dengan demikian
"Candi Borobudur" adalah di tempat itu dikenal sebagai Candi Borobudur .
Masa candi dipergunakan lagi dengan bebas untuk mendeskripsikan apapun
struktur masa lampau, antara lain gerbang dan struktur mandi. Asal dari
nama Borobudur bagaimanapun adalah belum jelas, [7] walau sebut
asli dari paling candi Indonesia masa lampau adalah tidak lagi dikenal.
[7] Nama Borobudur yang pertama beri suara dengan menulis nama Thomas
mengundi tuan' bukukan pada riwayat Javan. [8] Undi tulis tentang
suatu monumen dipanggil borobudur , tapi tidak ada dokumen lebih tua
menyarankan nama yang sama. [7] Satu-satunya jawa tua manuskrip
isyarat itu pada monumen sebagai satu tempat kudus Budha kudus adalah
negara kretagama., ditulis olmpu prapanca pada 1365. [9]
Nama
Gurdi Budur , dan dengan demikian BoroBudur , dipikirkan agar telah
ditulis oleh Undi di inggris nahu untuk memaksudkan desa dekat dari
Kebosanan; paling candi dinamai menurut satu desa dekat. Kalau ini
mengikutibahasa jawa, monumen harus telah disebutkan ' BudurBoro '.
Mengundi juga disarankan itu ' Budur ' mungkin sesuai dengan Jawa modern
jelaskan Buda ( "masa lampau") – yaitu, "Boro masa lampau". [7]
Bagaimanapun, ahli arkeologi lain menyarankan komponen detik dari nama(
Budur ) berasal dari masa Jawa bhudhara (gunung). [10]
Catatan
Karangtengah tanggali 824 menyebutkan sekitar sima (bebas bea) darat
dihadiahi oleh Çr ī Kahulunan (Pramodhawardhani) untuk memastikan
pembiayaan dan pemeliharaan dari satu Kamūlān dipanggil Bhūmisambhāra .
[11] Kamūlān sendiri dari sabda mula maksudkan yang ' tempat dari
asal ', satu bangunan suci untuk menghormati nenek moyanng , mungkin
nenek moyang dari sailendras .. Casparis menyarankan tersebut Bhūmi
Bhudhāra Sambhāra yang di bahasa sangskreta berarti "Pegunungan dari
kebaikan berkombinasi dari sepuluh langkah dari boddisattvahood.",
adalah nama asli dari Borobudur. [12]
Lokasi
Lokasi dari Borobudur–Pawon–Mendut pada satu garis lurus
Kira-kira
40 kilometers (25 mi) barat laut dariYogyakarta , Borobudur ditempatkan
pada satu area layang di antara dua volcanoes kembar sundoro- sumbing.
dan merbabu .- merapi., dan dua sungai, Progo dan Elo. Sesuai dengan
lokal dongeng, area dikenal sebagai dataran kedu adalah satu Jawa tempat
suci . dan telah diberi gelar ' taman dari Java ' sehubungan dengan
ketinggiannya kesuburan pertanian.. [13] Di samping Borobudur, ada
lain budha . dan Hindhu. candi pada area, termasuk candi senyawa
Prambanan Selama pembangunan kembali inggris pada awal 1900s, ini
ditemukan itu tiga candi Budha pada daerah, Borobudur, pawon dan mendut ,
digaris di garis lurus posisi sesuatu. [14] Ini mungkin kebetulan,
tapi kelurusannya candi berada di dalam kata penghubung dengan satu
orang pribumi cerita rakrat yang lama .yang lama waktu lalu, di sana
adalah satu bata mengaspal jalan dari Borobudur kepada Mendut dengan
membuat dinding timbal balik. Tiga candi (Borobudur–Pawon–Mendut) punya
arsitektur serupa dan barang-barang perhiasan memperoleh dari periode
waktu yang sama, sarankan yang upacara agama itu hubungan di antara tiga
candi, agar mempunyai dibentuk satu kesatuan suci, harus dimiliki
berada, walau tuntut proses upacara agama adalah namun tidak diketahui.
[9]
Candi lain yang tidak sama dengan, yaitu dibangun pada satu
permukaan bidang datar, Borobudur dibangun pada satu bukit batuan dasar,
265 m (869 ft) aras laut di atas.dan 15 m (49 ft) di atas lantai dari
di luar pagar yang dikeringkan paleolake. [15] Keberadaannya danau
adalah pokok materi dengan bahasan keras antara ahli arkeologi pada abad
ke-20; Borobudur dipikirkan agar telah dibangun pada satu pantai danau
atau bahkan mengapung pada satu danau. Pada 1931, satu artis Belanda dan
satu sarjana arsitektur Hindu dan Budha, nieuwenkamp, dikembangkan
satu teori yang Kedu Sederhana adalah satu kali satu danau dan Borobudur
pada awalnya diwakili satu bunga teratai terapung pada danau. [10]
Bunga bunga teratai ditemukan di seni karya yang baik Budha bilang
nyaris, sering pelayanan sebagai satu singgasana untuk buddhas dan dasar
untuk stupas. Arsitektur dari Borobudur sendiri sarankan satu lukisan
bunga teratai, dimana Buddha ambil sikap di Borobudur menandakan sutra
bunga teratai., kebanyakan mendirikan pada beberapa buddisme Mahayana
(satu sekolah Budisme secara luas terangin-angin padaasia timur daerah)
teks. Tiga platform lingkar di bagian atas dipikirkan untuk mewakili
satu daun bunga teratai. [15] Teorinya Nieuwenkamp, bagaimanapun,
ditanding oleh banyak ahli arkeologi karena lingkungan alami mengepung
monumen adalah satu tanah kering.
Geolog, pada sisi lain, dukung
pandangannya Nieuwenkamp, pengarah lempung endapan mendirikan dekat
lokasi. [16] Satu pembahasan dari stratigraphy endapan dan tepung
sari . contoh dikendali pada 2000 dukungan keberadaan dari satu
lingkungan paleolake dekat Borobudur, [15] yang cenderung untuk
mengonfirmasikan teorinya Nieuwenkamp. Area danau menaik turun dengan
waktu dan pembahasan juga membuktikan bahwa Borobudur adalah dekat
pantai danau c. abad ke-13 dan ke-14. Sungai mengalir dan aktivitas
Vulkanis. bentuk pemandangan sekitar, meliputi danau. Salah satu volcano
aktif yang paling di Indonesia, Naiki Merapi, berada di dalam sekitar
langsung dari Borobudur dan telah sangat aktif sejak Pleistocene.
ii. Riwayat Konstruksi
Jemaah budha memeditasi di bagian atas platform
Ada
tidak ada rekaman tertulis dari siapa bangun Borobudur atau dari ini
berniat penggunaan. [18] Waktu konstruksi telah ditaksir oleh
perbandingan di antara diukir. relief pada candi kaki tersembunyi dan
catatan. biasanya dipergunakan di piagam kerajaan semasa abad ke-8 dan
ke-9. Borobudur mungkin ditemukan sekitar 800 IKLAN. [18] Ini sesuai
dengan periode di antara 760 dan 830 AD, puncak dari dinasti sailendra.
di Java pusat, [19] ketika ini adalah pada pengaruh darikekaisaran
sriwijaya . Konstruksi telah ditaksir untuk mempunyai ambil 75 tahun dan
adalah lengkap semasa raja dari samaratungga. pada 825. [20] 21]
Ada
kebingungan di antara mistar Hindu dan Budha di java saat itu di
sekitar. Sailendras dikenal sebagai pengikut bersemangat dari Buddha
Raja, tunjangan catatan batu meskipun demikian di Sojomerto menyarankan
mereka mungkin telah Hindu. [20] Ini adalah selama saat ini itu
beberapa monumen Hindu dan Budha dibangun pada sederhana dan gunung
sekitar Kedu Sederhana. Monumen Budha, meliputi Borobudur, dibatang
sekitar waktu yang sama sebagai Hindu siwa prambanan senyawa candi. Di
732 AD, Raja Shivaite sanjaya terakreditasi satu siva lingga tempat
kudus dibangun pada bukit Ukir, hanyalah 10 km (6. 2 miles) timur dari
Borobudur. [22]
Konstruksi dari candi Budha, meliputi Borobudur,
pada waktu itu adalah kemungkinan sebab Sanjaya pengganti langsung,
rakai panangkaran, diwariskan ijinnya ke pengikut Budha untuk membangun
candi demikian. [23] Pada kenyataan, untuk memperlihatkan hormatnya,
Panangkaran berikan desa dari kalasan . ke komunitas Budha, seperti
halnya memberi suara dengan menulis nama Kalasan Memiagamkan 778 IKLAN
tertanggal. [23] Ini mempunyai memimpin beberapa ahli arkeologi untuk
meyakini yang di situ jangan agama serius mengaitkan konflik di Java
seperti ini adalah kemungkinan untuk satu raja Hindu untuk melindungi
penetapan dari satu monumen Budha; atau untuk satu raja Budha untuk
menindak demikian juga. [24] Bagaimanapun, kemungkinan yang di situ
adalah dua dinasti kerajaan saing di Java pada time—the Budha Sailendra
dan saivite Sanjaya—in yang mana belakangan yang memenangkan berlalu
saing mereka pada 856 pertempuran pada ratu book dataran tinggi. [25]
Kebingungan ini juga berada berhubungan dengan candi Lara Jonggrang
pada prambanan kompleks, yaitu meyakini bahwa ini dibatang oleh pemenang
Rakai Pikatan sebagai dinasti Sanjaya jawaban ke Borobudur, [25]
tapi saran yang lain yang di situ adalah satu iklim dengan hal hidup
bersama tenang dimana keterlibatan Sailendra berada di Lara Jonggrang.
[26]
iii. Penundaan
Utamanya Borobudur stupa, yaitu kosong dan satu kegaiban ditinggikan ketika temukan
Borobudur
meletakkan tersembunyi selama berabad-abad di bawah lapisan dari abu
vulkanis. dan perkembangan rimba. Fakta di belakang penundaan ini
tersisa satu kegaiban. Ini bukan diketahui ketika penggunaan aktif dari
ziarah monumen dan Budha untuknya gencat. Di suatu tempat di antara 928
dan 1006, pusat dari kekuatan menggerakkan ke jawa timur. daerah dan
satu rangkaian letusan volkanis ambil tempat; ini tidak tertentu apakah
belakangan yang pengaruhi terdahulu tapi beberapa sebut sumber ini
sebagai hampir bisa dipastikan periode dari penundaan. [2] 15] Soekmono
(1976) juga sebutkan kepercayaan populer itu candi dibubar ketika
populasi yang mengonversi kepada Agama Islam pada abad ke-15. [2]
Monumen
bukan dilupakan habis-habisan, cerita kawanan meskipun demikian secara
berangsur-angsur berganti dari kejajaan yang lampau ini ke dalam lagi
bertahayul kepercayaan menghubungkan dengan nasib malang dan
kesengsaraan. Dua jawa tua. ( babad ) dari abad ke-18 menyebutkan kasus
dari nasib malang menghubungkan dengan monumen. Sesuai dengan Babad
Tanah Jawi (atau Riwayat dari Java), monumen adalah satu faktor fatal
untuk satu pemberontak yang memberontak melawan raja dari mataram. pada
1709. [2] Bukit dikepung dan pemberontak dikalahkan dan menghukum ke
kematian oleh raja. Pada Babad Mataram (atau Riwayat dari Kerajaan
Mataram), monumen dihubungkan dengan kemalangan dari pangeran memahkotai
dari yogyakarta. pada 1757. [27] Di kedengkian dari satu tabu melawan
kunjung monumen, "dia ambil yang ditulis seperti satria yang ditangkap
pada satu kandang (satu data status di salah satu stupas dobol)". Pada
saat kembali ke istananya, dia curah sakit dan mati satu hari nanti.
iv. Penemuan ulang
Berikutjava
anglo peperangan , Java adalah di bawah administrasi Britania dari 1811
ke 1816. Gubernur ditugaskan adalah Letnan gurbenur jendral Thomas
stampford Undi , siapa diambil daya tarik hebat pada riwayat dari Java.
Dia mengumpulkan antik Jawa dan mencatat melalui kontak dengan orang
setempat lokal selama lawatannya sepanjang pulau. Pada satu lawatan
inspeksi ke semarang pada 1814, dia diinformasikan tentang suatu dalam
monumen besar pada satu rimba dekat desa dari Bumisegoro. [27] Dia
tidak mampu untuk membuat penemuan sendiri dan mengirimkan H.C.
Cornelius, satu insinyur Belanda, untuk selidiki.
Yang pertama foto dari Borobudur oleh van isidore kinsbergen. (1873) setelah monumen dibebaskan dari percabulan
Di
dua bulan, Cornelius dannya 200 pemotongan orang-orang bawah pohon,
nabati bulu halus terbakar dan digali bumi jauh untuk mengungkapkan
monumen. Sehubungan dengan bahaya dari roboh, dia tidak dapat menggali
dan menemukan semua balai seni. Dia melaporkan penemuannya untuk
Mengundi termasuk berbagai gambar. Walau penemuan hanya disebutkan oleh
beberapa kalimat, Undi telah terkreditkan dengan penemuannya monumen,
sebagai satu yang punya membawakan ini ke perhatiannya dunia. [8]
Hartmann,
satu pengurus Belanda dari daerah Kedu, berlanjut pekerjaannya
Cornelius dan pada 1835 keseluruhan kompleks akhirnya digali dan
menemukan. Daya tariknya di Borobudur jadilah lebih pribadi dibandingkan
resmi. Hartmann tidak menulis apapun laporan dari aktivitasnya;
khususnya, tertuduh cerita yang dia menemukan data status besar dari
Buddha pada stupa utama. [28] Pada 1842, Hartmann menyelidiki kubah
utama walaupun apa dia menemukan sisa tidak dikenal sebagai utama stupa
tersisa mengosongkan dari.
Satu 1895 tangan mewarnai longsoran lampu aladin dari satu data status wali di Borobudur (Dipotret William henry jackson)
Timur belanda indies pemerintah kemudian F.C terakreditasi. Wilsen,
satu pejabat rancang-bangun Belanda, siapa dipelajari monumen dan gambar
ratusan sket relief. J.F.G. Brumund adalah juga ditugaskan ke perbuatan
satu pembahasan terperinci dari monumen, yaitu dilengkapi pada 1859.
Pemerintah berniat menerbitkan satu artikel berlandaskan Brumund
mempelajari dilengkapi oleh gambarnya Wilsen, tapi Brumund menolak untuk
bekerjasama. Pemerintah maka sarjana lain yang terakreditasi, C.
Leemans, siapa disusun satu monograf berlandaskan Brumund dan sumbernya
Wilsen. Pada 1873, yang pertama monograf dari pembahasan terperinci dari
Borobudur diterbitkan, diikuti oleh ini terjemahan Perancis satu tahun
kemudiannya. [28] Yang pertama foto dari monumen dibawa 1873 oleh
satu Belanda - flemish. pengukir, van isi dore kinsbergen
Penghargaan
dari lokasi yang dikembangkan perlahan, dan ini melayani untuk
kapan-kapan saja sebagian besar sebagai satu sumber cendera mata dan
pendapatan untuk "pemburu cendera mata" dan curi. Pada 1882, inspektor
pemimpin dengan artefak budaya merekomendasikan bahwa Borobudur
seluruhnya membongkar dengan penampungan dari relief ke dalam musium
sehubungan dengan tidak stabil kondisi monumen. [29] Sebagai hasil,
pemerintah yang menugaskan Groenveldt, satu ahli arkeologi., untuk
melakukan satu investigasi saksama dari lokasi dan untuk mengaji nyata
kondisi kompleks; tunjangan laporannya bahwa ketakutan ini adalah tidak
pada tempatnya dan direkomendasikannya menjadi sebelah kiri tetap utuh.
v. Peristiwa jaman ini
Wisatawan di Borobudur
Mengikuti
1973 renovasi utama dibiayai oleh UNESCO [30] Borobudur adalah
sekali lagi terpakai sebagai satu tempat beribadah. dan ziarah. Sekali
setahun, selama terang bulan . di Mungkin atau Juni, budha di
Indonesia. amati Vesak. ( Indonesia .: Waisak ) hari memperingati
kelahiran, kematian, dan waktu ketika sidharta gautama. dicapai
kebijaksanaan paling tinggi untuk menjadi Buddha Shakyamuni. Vesak
adalah satu pejabat liburan nasional . di Indonesia [31] dan upacara
dipusat pada tiga candi Budha oleh berjalan dari mendut. untuk pawon .
dan berakhir di Borobudur. [32]
Monumen jadi satu-satunya paling
dikunjungiatraksi wisatawan di Indonesia . Pada 1974, 260,000 wisatawan
dari siapa 36,000 adalah monumen dikunjungi orang asing. [5] Figur
hiked ke dalam 2.5 juta pengunjung tiap-tiap tahun (80% adalah wisatawan
domestik) pada pertengahan 1990s, sebelum ekonominya negaranya
kerawanan.. [6] Pembangunan pariwisata, bagaimanapun, telah dikritik
untuk belum termasuk komunitas lokal pada yang mana lokal sekali-kali
menikai mempunyai munculkan. [5] Pada 2003, bisnis ditempatkan dan
kecil di sekitar Borobudur mengorganisir beberapa bantahan rapat dan
pantun, menolak ke satu rencana pemerintah provinsial untuk membangun
tiga satuan cerita kompleks mall, diberi gelar ' Dunia Java '. [33]
"Mahakarya Borobudur" ballet performance at Borobudur
Pada
21 Januari 1985, sembilan stupas dengan sangat buruk rusak oleh
sembilan bom. [34] Pada 1991, satu pendeta Orang Islam tirai, Husein
Ali Al Habsyie, dihukum ke penjara hidup. untuk mendalangi satu
rangkaian pemboman pada pertengahan 1980s termasuk gempuran candi. [35]
Dua anggota lain dari satu fraksi kanan grup ekstrimis yang
menyelesaikan pemboman masing-masing dihukum ke 20 tahun pada 1986 dan
orang lain dapat satu 13 - kondisi penjara tahun. Pada 27 Mungkin 2006,
satu gempa dari 6.2 kebesaran pada skala richter serang pantai selatan
dari Java Pusat. Yang peristiwa telah menyebabkan kerusakan jengkelkan
di sekitar daerah dan kecelakaan ke kota dekat dari yogyakarta ., tapi
Borobudur tersisa tetap utuh. [36]
Pada 28 Mulia 2006 jalan kecil
dari peradaban . simposium digenggam di Borobudur pada pertolongan dari
gubernur dari Java Pusat dan Kementerian Indonesia dari Budaya dan
Pariwisata, juga sajikan wakil dari unESCO dan sebagian besar bangsa
Budha dari Tenggara Asia Bagian, seperti itu thailand., myanmar,
laos., vietnam. dan kamboja.. Klimaks dari peristiwa adalah "Mahakarya
Borobudur" kinerja balet di depan candi dari Borobudur. Ini adalah
choreographed untuk mencirikan Jawa tradisional menari, musik dan
kostum, dan katakan riwayat sekitar konstruksi dari Borobudur. Setelah
simposium, balet Mahakarya Borobudur dilaksanakan beberapa kali,
terutama selama tahunan nasional vaisak peringatan di Borobudur
menghadiri oleh Presiden Indonesia.
unESCO mengidentifikasi tiga area
khusus keprihatinan di bawah sekarang status dari konservasi: (aku )
sifat suka merusak oleh pengunjung; (ii.) erosi tanah di dalam selatan
sebelah timur bagian dari lokasi; (iii.) analisa dan restorasi dengan
unsur hilang. [37] Tanah lunak, banyak gempa dan pimpinan hujan berat
ke destabilization dari struktur. Gempa adalah betul-betul faktor yang
paling sokong, sejak tidak hanya melempar gagalkan dan belokkan kropos,
tapi bumi sendiri dapat memasuki gelombang, penumpasan selanjutnya
struktur. [37] Ketenaran peningkatan dari stupa membawakan pada
beberapa pengunjung, kebanyakan dari yang dari Indonesia. Terlepas dari
peringatan memulai siaran semua taraf tidak untuk menyentuh apapun,
transmisi regular dari peringatan berlalu pengeras suara dan buat-buatan
dari jaga, sifat suka merusak pada relief dan data status adalah satu
kejadian umum dan masalah, memimpin ke pembusukan selanjutnya. Terhitung
sejak 2009, ada tidak ada sistem pada tempatnya untuk membatasi angka
dari pengunjung mengijinkan per hari, atau untuk memperkenalkan yang
diberi kekuasaan memandu lawatan hanya
Borobudur dengan berat iba
oleh letupan dari naiki merapi. Dioktober dan November 2010. abu
vulkanis .dari Merapi dicurah pada kompleks candi, yaitu kira-kira 28
kilometres (17 mi) barat daya barat dari kawah gunung. Satu lapisan abu
sampai 2.5 centimetres (1 di) [38] terjatuh pada data status candi
selama letupan dari 3 - 5 Bulan November, juga pembunuhan nabati dekat,
dengan pakar menakut bahwa abu keasam-asaman mungkin merusakkan lokasi
bersejarah. Kompleks candi ditutup dari ke-5 dari Bulan November ke ke-9
untuk membebaskan dari percabulan ashfall
Arsitektur
Denah lantai dasar bangunan Borobudur mengambil bentuk dari satu mandala
Model Borobudur secara ilmu bangunan
Borobudur
dibangun seperti tunggal besar stupa, dan ketika melihat dari atas
ambil bentuk dari satu raksasa budha tantrik. mandala., secara serempak
mewakili kosmologi Budha dan sifat alami urus. [41] Fondasi adalah
satu kuadrat, kira-kira 118 meters (387 ft) pada masing-masing sisi. Ini
mempunyai sembilan platform, dari yang mana lebih rendah enam adalah
persegi . dan bagian atas tiga adalah lingkaran.. Platform bagian atas
mencirikan tujuhpuluh dua kekecilan stupas mengepung satu pusat besar
stupa. Masing-masing stupa adalah berbentuk bel dan berbolong-bolong
oleh banyak pembukaan hias. Data status dari Budha duduki di dalam
lampiran berbolong-bolong.
Kira-kira 55,Meter 000 cubic (72,000 cu
yd) dari batu diambil dari sungai bertetangga untuk membangun monumen.
[42] Batu dipotong ke ukuran, diangkut ke lokasi dan meletakkan tanpa
senjata lengkung .. Tombol, takikan dan sambung . adalah dipergunakan
untuk bentuk hubungan di antara lempar. relief. diciptakan ditempat
asal. setelah bangunan telah dilengkapi. Monumen diperlengkapi dengan
satu bajik draynase sistem untuk penuhi ketinggiannya area stormwater.
larikan diri. Untuk menghindari penggenangan, 100 cerek disediakan di
masing-masing sudut dengan satu terukir yang unik penyemprot air . pada
bentuk dari raksaa atao makaras.
Panampang-lintang semi dengan 4:6:9 rasio ketinggian untuk kaki, tubuh dan kepala, berturut-turut
Borobudur
membedakan dengan jelas dengan umum perancangan struktur lain dibangun
untuk penggunaan ini. Dari pada membangun pada satu permukaan bidang
datar, Borobudur dibangun pada satu bukit alami. Ilmu pengetahuan
tentang teknik bangunan adalah, bagaimanapun, serupa dengan candi lain
di Java. Dengan tidak ada ruang bagian dalam seperti pada candi lain dan
desain umum ini serupa dengan bentuk dari piramida, Borobudur yang
pertama pikir lebih mungkin untuk mempunyai dilayani sebagai satu stupa ,
dari pada satu candi. [42] SATU stupa dimaksudkan sebagai satu
tempat suci . untuk Buddha Raja. Kadang kala stupas dibangun hanya
sebagai lambang bersifat kebaktian dari Budisme. Satu candi, pada sisi
lain, dipergunakan sebagai satu rumah dari dewa dan mempunyai ruang
bagian dalam untuk pemujaan. dan punya ruang bagian dalam untuk
pemujaan. Kompleksitas dari monumen desain sangat teliti menyarankan
Borobudur kenyataannya satu candi. Congregational puja di Borobudur
dilaksanakan atas pertolongan ziarah. Jemaah berpedoman kepada sistem
dari penaikan tangga rumah dan koridor ke platform teratas.
Masing-masing platform mewakili satu langkah daripenerangan. Alur
pemandu itu jemaah didisain dengan perlambangan dengan pengetahuan suci
sesuai dengan kosmologi budha
Kecil diketahui tentang arsitek
Gunadarma.. [44] Namanya sebenarnya diceriterakan dari Jawa cerita
rakyat legendary agak dibandingkan memberi suara dengan menulis nama
catatan tua. Unit dasar pengukuran dia mempergunakan selama konstruksi
dipanggil tala , didefinisikan sebagai panjang dari satu wajah manusia
dari batas rambut di kepalanya dahi ke ujung dari dagu atau jarak dari
ujung dari ibu jari ke ujung dari jari tengah ketika berdua jari
diregang pada jarak maksimum mereka. [45] Metrik unit kemudian adalah
relatif di antara orang, tapi monumen yang punya pengukuran tepat. Satu
survei mengendali pada 1977 berulang yang ungkap
penemuan dari satu
rasio dari 4:6:9 sekitar monumen. Yang arsitek telah mempergunakan rumus
ke denah dimensi tepat [45] mengekspresikan fractal. dan diri serupa
simetri yang ditemukan di Borobudur. [46] Rasio serupa rumus adalah
tunjangan selanjutnya pada Budha dekat candi dari Pawon dan Mendhut.
Ahli arkeologi menduga penggunaan dari rumus rasio dan tala dimensi
punya menurut kalender, astronomi dan tema cosmological, terhitung sejak
kasus pada Hindu lain dan candi Budha dari angkor wat. di kamboja.
Wali gerbang singa
Tangga dari Borobudur melalui lengkungan dari kepala kala
Satu koridor ciut dengan relief pada tembok
Vertikal
utama struktur dapat dibagi ke dalam tiga group: dasar (atau kaki),
tubuh, dan teratas, serupai yang tiga utama pembagian satu tubuh
manusia. [44] Dasar adalah satu 123 × 123 m (403. 5 × 403.5 ft)
persegi di ukuran dan 4 meters (13 ft) tinggi dari tembok. [42] Tubuh
disusun dari lima platform kuadrat masing-masing dengan kemuliaan
kurang. Yang pertama terras disetel 7 meters belakang (23 ft) dari tepi
dari dasar. Terras yang lain disetel belakang oleh 2 meters (7 ft),
meninggalkan satu koridor ciut pada masing-masing langkah. Teratas
terdiri dari tiga platform lingkar, dengan masing-masing langkah
mendukung satu baris dengan dobol stupas, disusun di di bulatan sepusat
.. Ada satu kubah utama pada pusat; menyempurnakan yang titik paling
tinggi dari monumen (35 meters (115 ft) taraf menghaluskan di atas).
Akses ke bagian atas jemu akan tangga pada pusat dari masing-masing
empat sisi dengan sejumlah gerbang berlekuk, ditonton oleh sebanya 32
data status singa. Gerbang dihiasi dengan kala's kepala mengukir di atas
sekali pusat dari masing-masing pintu gerbang dengan makaras
memproyeksikan dari masing-masing sisi. Kala Makara ini corak mode
biasanya ditemukan di pintu gerbang candi Jawa. Kemasukan utama ada di
sisi sebelah timur, lokasi dari yang pertama naratif relief. Pada slop
kemiringan dari bukit, di sana juga tangga menghubungkan monumen ke
pendustaan rendah sederhana.
Satu penyemprot air terukir untuk drainase air
Monumen
tiga divisi menandakan three-stage dengan persiapan tal ke arah gol
terakhir sesuai dengan kosmologi Budha, yaitu kamadhatu (dunia dari
keinginan), Rupadhatu . (dunia dari bentuk), dan akhirnya arupadhatu .
(dunia tanpa bentuk). [47] Kāmadhātu diwakili oleh dasar,
Rupadhatu oleh lima platform kuadrat (tubuh), dan Arupadhatu oleh tiga
platform lingkar dan besar stupa paling atas. Fitur secara ilmu bangunan
di antara three-stage punya perbedaan metaphorical. Sebagai contoh,
persegi dan dekorasi terperinci pada Rupadhatu hilang lenyap ke dalam
platform lingkar dataran pada Arupadhatu untuk mewakili bagaimana dunia
dari bentuk – dimana orang-orang masih terlampir dengan bentuk dan
sebut – perubahan ke dalam dunia dari tanpa bentuk. [48]
Pada
1885, satu struktur tersembunyi atas dasar secara kebetulan ditemukan.
[49] "menyembunyikan kaki" kandung relief, 160 yang naratif
mendeskripsikan nyata Kāmadhātu . Relief sisa adalah panel dengan
catatan pendek yang kelihatannya deskripsikan perintahkan untuk pemahat,
menggambarkan adegan diukir. [50] Dasar nyata disembunyikan oleh
satu dasar bungkusan, penggunaan dari yang mana tersisa satu kegaiban.
Ini yang pertama pikir bahwa dasar nyata harus diliputi untuk mencegah
satu amblesan celaka dari monumen melalui bukit. [50] Ada teori lain
itu dasar bungkusan ditambahkan karena kaki tersembunyi yang asli adalah
salah didisain, sesuai denganVasthu sastra, buku masa lampau Yang
Indian sekitar arsitektur. dan kota.. [49] Dengan tanpa melihat niat
ini, dasar bungkusan dibangun dengan desain terperinci dan sangat teliti
dengan estetika . dan ganti-rugi religius.
vi. Relief
Borobudur
mengandung kira-kira 2,670 individu relief bas. (1,460 naratif dan
1,212 panel hias), liputi yang facades danpelepar . Total permukaan
relief adalah 2,Jangka 500 square (26,909. 8 sq ft) dan mereka dibagikan
pada kaki tersembunyi( Kāmadhātu ) dan lima platform kuadrat( Rupadhatu
Panel
naratif, ceritakan yang dari sudhana. dan Manohara, [52] digolongkan
ke dalam 11 rangkaian melingkari monumen dengan total panjang dari 3,000
meters (9,843 ft). Kaki tersembunyi mengandung yang pertama rangkaian
dengan 160 panel naratif dan 10 rangkaian sisa dibagikan sepanjang
tembok dan pelepar pada empat permulaan balai seni dari kemasukan
sebelah timur tangga ke sebelah kiri. Panel naratif pada bacaan tembok
dari kanan ke kiri, sementara pada bacaan pelepar dari sebelah kiri
ke
kanan. Ini menyesuaikan diri dengan pradaksina, upacara agama dari
circumambulation melaksanakan oleh jemaah siapa memasuki satu arah arah
jarum jam saat mempertahankan tempat suci . untuk benar mereka
Kaki
tersembunyi melukiskan pekerjaan dari hukum karmic. Tembok dari yang
pertama balai seni punya dua rangkaian ditumpukkan dari relief;
masing-masing terdiri dari 120 panel. Bagian atas melukiskan biografi
dari budha., sementara pegawai rendahan bagian dari tembok maupun
pelepar di yang pertama dan balai seni detik menceritakan dari
terdahulunya Buddha lives. [51] Panel sisa dipersembahkan ke Sudhana
kembara selanjutnya sekitar pencariannya, diakhiri oleh pencapaiannya
dari kebijaksanaan sempurna..
Narrative Panels Distribution( Distribusi Panel naratif )
Section(bagian) Location(lokasi) Story (kisah) #panels
hidden foot ( menyembunyikan kaki) Wall (tembok) Karmavibhangga 160
first gallery (balai seni pertama ) main wall ( tembok utama) Lalitavistara 120
Jataka/Avadana 120
Balustrade (pelepar) Jataka/Avadana 372
Jataka/Avadana 128
second gallery ( balai seni kedua) Balustrade (pelepar) Jataka/Avadana 100
main wall (tembok utama) Gandavyuha 128
third gallery ( balai seni ketiga) main wall (tembok utama) Gandavyuha 88
Balustrade (pelepar) Gandavyuha 88
fourth gallery(balai seni keempat) main wall (tembok utama) Gandavyuha 84
Balustrade (pelepar) Gandavyuha 72
Total 1,460
vii. Hukum dari karma (Karmavibhangga)
160
panel tersembunyi tidak membentuk satu cerita berkepanjangan, tapi
masing-masing panel menyediakan satu ilustrasi lengkap darilantaran dan
akibat. [51] Ada lukisan dari aktivitas blameworthy, dari selentingan
membunuh, dengan hukuman sesuai mereka. Di sana juga aktivitas patut
dipuji, yang termasuk badan amal dan ziarah ke tempat kudus, dan imbalan
yang berikut mereka. Sakit dari neraka dan kesenangan dari sorga
digambarkan. Ada peristiwa dari hidup harian, lengkapi dengan panorama
penuh dari samsara. (siklus tanpa akhir dari kelahiran dan kematian).
Kelahiran dari Buddha (Lalitavistara)
ratu maya. kereta kuda mengendarai memundur ke lumbini. untuk memberikan kelahiran ke Pangeran siddartha gautama
Artikel utama: kelahiran dari budha (lalitavistara)
Awal
cerita dengan turunnya Raja Buddha dari tushita sorga, dan berakhir
dengan khotbah pertamanya pada Kebun Bunga Kijang dekati benares. [53]
Relief memperlihatkan kelahiran dari Buddha seperti sidharta., anak
lelaki dari Raja suddodana.dan Ratu maya dari kapilawastu. (di
sekarang ini negeri Nepal.).
Cerita didahului oleh 27 panel
memperlihatkan berbagai persiapan, di atsir dan di atas bumi, untuk
menyambut inkarnasi akhir daribodhisatwa. [53] Sebelum turun dari
sorga Tushita, Bodhisattva Yang percayakan mahkotanya untuk
penggantinya, Buddha masa depan matreya.. Dia turun di atas bumi pada
bentuk darigajah putih dengan enam gading , ditembus ke Ratu benarnya
Maya rahim. Ratu Maya Yang punya satu impian dari peristiwa ini, yaitu
diinterpretasikan itu anak lelakinya akan menjadi yang manapun satu
kedaulatan atau satu Buddha.
Sementara Ratu Maya merasakan bahwa ini
adalah waktu untuk memberikan kelahiran, dia pergi ke lumbini parkir di
luar kota Kapilavastu. Dia berdiri pada satu plaksa. pohon, menggenggam
seseorang cabang dengan tangan kanan dia dan dia memberikan kelahiran ke
satu anak lelaki, Siddhartha pangeran. Cerita pada panel berlanjut
hingga pangeran menjadi Buddha.
Pangeran siddartha Gautama dijadi satu petapa pertapa.
Pangeran cerita Siddhartha (Jataka) dan orang legendary lain (Avadana)
jatakas. apakah cerita kesana-sini Buddha sebelum dia lahirkan seperti
Siddhartha Pangeran. [54] avadanas. adalah serupa dengan jatakas,
tapi figur utama bukan Bodhisattva sendiri. Perbuatan suci di avadanas
ditujukan ke orang legendary lain. Jatakas dan avadanas diperlakukan di
sama benar rangkaian pada relief dari Borobudur.
Yang pertama 20
panel pegawai rendahan di yang pertama balai seni pada tembok melukiskan
Sudhanakumaravadana atau perbuatan suci dari suddana .. Yang pertama
135 panel bagian atas pada balai seni yang sama pada pelepar
dipersembahkan ke 34 legenda dari jatakamala.. [55] 237 panel sisa
melukiskan cerita dari sumber lain, seperti lakukan untuk rangkaian
lebih rendah dan panel pada balai seni detik. Beberapa cerita jatakas
dilukiskan dua kali, antara lain cerita dari Sibhi Raja (rama's nenek
moyang)
viii. Sudhana mencari-cari Kebenaran Terakhir (Gandavyuha)
Gandavyuha
adalah cerita yang dikatakan pada bab akhir dari avatamsaka
sutra.kesana-sini Sudhana kembara tak kunjung letih di pencarian dari
Kebijaksanaan Sempurna Yang Paling Tinggi. Sampul ini dua balai seni
(ketiga dan ke-empat) maupun separuh balai seni detik; meliputi secara
keseluruhan 460 panel. [56] Figur terpenting dari cerita, Sudhana
belia, anak lelaki dari satu sangat jual-beli kaya, tampak pada panel
ke-16. 15 panel dahulu membentuk satu kata pendahuluan. ke cerita dari
keajaiban selama Buddha samadhi. pada taman dari jeta. di srasvati
Selama
pencariannya, Sudhana dikunjungi tidak kurang dari 30 guru kecuali tak
seorangpun dari mereka telah memuaskan habis-habisan dia. Dia kemudian
adalah diarah oleh manjusri .untuk menjumpai Megasri biarawan, dimana
dia diberikan yang pertama doktrin. Seperti perjalanannya berlanjut,
Sudhana bertemu (pada order berikut) Supratisthita, Megha ahli
pengobatan (Semangat dari Pengetahuan), Muktaka bankir, Saradhvaja
biarawan, upasika Asa (Semangat dengan Penerangan Tertinggi),
Bhismottaranirghosa, brahmana Jayosmayatna, Maitrayani permaisuri,
Sudarsana biarawan, satu anak laki-laki memanggil Indriyesvara, upasika
Prabhuta, Ratnachuda bankir, Rajaanala, Tuhansiva mahadewa, maya ratu,
boddisattvaa matreya.kemudian kembali Manjusri. Masing-masing rapat
telah memberikan Sudhana satu doktrin spesifik, pengetahuan dan
kebijaksanaan. Rapat ini diperlihatkan pada balai seni ketiga.
Setelah
terakhir mengalami Manjusri, Sudhana pergi ke tempat tinggal dari
Bodhisattva samantabbadra ; dilukiskan pada balai seni ke-empat.
Rangkaian seluruh dari balai seni ke-empat dipersembahkan ke pengajaran
dari Samantabhadra. Panel naratif akhirnya berakhir dengan
perampungannya Sudhana dari Pengetahuan Tertinggi dan Kebenaran
Terakhir. [57]
ix. Arca Buddha
Satu data status Buddha di dalam satu stupa
Satu data status Buddha dengan posisi tangan dari dharmachakra mudra (mengarahkan Roda dari Hukum)
Terpisah
dari cerita dari kosmologi. ukiran di dalam melempar, Borobudur punya
banyak data status dari berbagai Buddhas. Data status berkaki yang
seberang didudukkan pada satu teratai memposisikan bunga .dan
terdistribusi pada lima platform kuadrat ( Rupadhatu taraf) seperti
halnya di bagian atas platform ( Arupadhatu taraf).
Data status
Buddha berada di dalam relung pada Rupadhatu taraf, disusun berderet
pada sisi luar dari pelepar, angka dari data status menyusut seperti
platform semakin kurangi ke taraf bagian atas. Yang pertama pelepar
punya 104 relung, detik 104, ketiga 88, ke-empat 72 dan ke-lima 64.
Secara keseluruhan, ada 432 data status Buddha pada Rupadhatu taraf.
[1] Pada Arupadhatu taraf (atau tiga platform lingkar), Data status
Buddha ditempatkan di dalam dobol stupas.. Yang pertama lingkar platform
yang punya 32 stupas, detik 24 dan ketiga 16, yang menambahkan ke 72
stupas. [1] Dari asli 504 data status Buddha, berlalu 300 dirusakkan
(kebanyakan memimpin tanpa) dan 43 luput (sejak penemuannya monumen,
kepala telah dicuri seperti butir datanya alat pengumpul, kebanyakan
oleh musium Film Koboi). [58]
Di kerling, semua data status Buddha
tampak serupa, tapi terdapat sebuah akal dan tipu muslihat perbedaan di
antara mereka pada ,mudras atau posisi dari sampai. Ada lima group dari
mudra : Utara, Timur, Selatan, Barat dan Senit, wakili yang lima titik
kompas utama sesuai dengan mahayana.. Yang pertama empat pelepar yang
punya yang pertama empat mudras : Utara, Timur, Selatan dan Barat, dari
yang mana data status Buddha rupa itu arah kompas sesuatu punya sesuai
mudra . Data status Buddha pada pelepar ke-lima dan di dalam 72 stupas
di bagian atas platform punya yang sama mudra : zenit. Masing-masing
mudra wakili salah satu buddhas.; masing-masing punyai perlambangannya
sendiri. [59]
Mengikuti order dari Pradakshina (circumumbulation)
gerakan searah jarum jam mulai dari timur, mudras dari data status
Borobudur Buddha adalah:
arca Mudra Symbol Dhyani Buddha Titik utama Lokasi arca
Bhumisparsa mudra Meminta bumi sebagai bersaksi Aksobhya
timur Rupadhatu relung pada pertama 4 pelepar sebelah timur
Vara mudra Kebajikan, pemberian sedekah Ratnasambhava
Selatan Rupadhatu relung pada pertama 4 pelepar selatan
Dhyana mudra Konsentrasi dan meditasi Amitabha
Barat Rupadhatu relung pada pertama 4 pelepar barat
Abhaya mudra Keberanian, tanpa takut Amoghasiddhi
Utara Rupadhatu relung pada pertama 4 pelepar utara
Vitarka mudra Memberi alasan dan kebaikan Vairochana
Zenith Rupadhatu relung di segala jurusan pada ke-5 (paling atas) pelepar
Dharmachakra mudra
Mengarahkan roda dari dharma (hukum) Vairochana
Zenith Arupadhatu pada 72 dobol stupas pada 3 platform bulat
x. Restorasi
Melekatkan beton. dan pvc. pipa. untuk meningkatkan sistem drainasenya Borobudur selama 1973 restorasi
Borobudur
menarik untuk perhatian pada 1885, ketika Yzerman, Pimpinan Masyarakat
Arkeologis di Yogyakarta, dibuat satu penemuan sekitar menyembunyikan
kaki . [49] Potret pelahiran maksud itu relief pada kaki tersembunyi
dibuat di 1890–1891. [60] Penemuan yang pimpin Timur Belanda
pemerintah Indies untuk bertindak melindungi monumen. Pada 1900,
pemerintah membangun satu komisi terdiri dari tiga pejabat untuk mengaji
monumen: Brandes, satu sejarawan., Van Theodoor Erp, satu angkatan.
rekayasa executive, dan Van tidak Kamer, satu insinyur konstruksi dari
Departemen dari Umum Pekerjaan.
Pada 1902, komisi yang sampaikan satu
rencana lipat tiga dari usulan ke pemerintah. Pertama, bahaya langsung
harus dihindari dengan menata ulang sudut, menyingkirkan batu yang
berbahaya bagian berdekatan, memperkuat yang pertama pelepar dan
menyimpan ulang beberapa relung, jalan bawah atap lengkung, stupas dan
kubah utama. Kedua, memagari batal halaman, menyediakan pemeliharaan
sesuai dan drainase peningkat dengan menyimpan ulang lantai dan cerek.
Ketiga, semua batu lepaskan harus disingkirkan, monumen yang
menjernihkan untuk yang pertama pelepar, dijelekkan tersingkirkan yang
batu dan kubah utama tersimpan ulang. Biaya keseluruhan ditaksir pada
waktu itu sekitar 48,800 guilders belanda.
Pembangunan kembali
inggris kemudian diselesaikan di antara 1907 dan 1911, mempergunakan
prinsip dari anastylosis dan dipimpin oleh van Theodor Erp. [61] Yang
pertama tujuh bulan restorasinya diduduki dengan menggali halus sekitar
monumen untuk menemukan hilang Buddha pimpin dan pasang panel batu. Van
Erp membuka dan bangun kembali tiga lingkar bagian atas platform dan
stupas. Sepanjang, Van Erp menemukan lebih hal-hal dia dapat lakukan
untuk meningkatkan monumen; dia menyampaikan usulan lain yang disetujui
dengan tambahan ongkos 34,600 guilders. Pada mulanya mengerling
Borobudur telah disimpan ulang ke mulia tua ini.
Sehubungan dengan
anggaran keuangan terbatasnya, pembangunan kembali inggris terutama
semata tercurah pada pembersihan patung, dan Van Erp tidak menyelesaikan
masalah drainase. Pada lima belas tahun, tembok balai seni adalah
kelonggaran dan relief tanda showed dari rekahan lagi dan pembusukan.
[61] Van Erp mempergunakan beton dari yang mana garam alkali. dan
hidroksida kalsium. dilarutkan dan diangkut ke dalam sisa dari
konstruksi. Ini menyebabkan beberapa masalah, sehingga itu satu renovasi
selanjutnya saksama sangat dibutuhkan.
Restorasi kecil telah
dilaksanakan sejak itu, tetapi bukan cukup untuk melengkapi
perlindungan. Di akhir 1960s, pemerintah indonesia. telah meminta dari
komunitas internasional satu renovasi utama untuk melindungi monumen.
Pada 1973, satu rancangan induk untuk menyimpan ulang Borobudur
diciptakan. [30] Pemerintah Indonesia dan UNESCO. kemudian lakukan
pemeriksaan secara seksama lengkap dari monumen pada satu restorasi
besar memproyeksikan di antara 1975 dan 1982. [61] Fondasi
distabilkan dan semua 1,460 panel dibersihkan. Pembangunan kembali
inggris melibatkan pembukaan dari lima platform kuadrat dan ditingkatkan
drainase dengan melekatkan air menyalurkan ke dalam monumen. Berdua
yang tidak dapat ditembus dan lapisan saring ditambahkan. Proyek kolosal
ini dilibatkan di sekitar 600 orang-orang untuk menyimpan ulang monumen
dan biaya sebanya US$. 6,901,243. [62] Setelah renovasi selesai,
unESCO mendaftarkan Borobudur sebagai satu bagian warisan dunia pada
1991. [3] Ini didaftarkan pada kriteria Budaya (aku ) "untuk mewakili
satu karya agung genius kreatif manusia", (ii.) "untuk menunjukkan satu
pertukaran penting dari nilai manusia, berlalu satu jengkal waktu atau
pada satu area budaya dari dunia, pada pembangunan di arsitektur atau
teknologi, seni sangat besar, desain rencana tata kota atau
pemandangan", dan (vi) "yang secara langsung atau tangibly menghubungkan
dengan adat-istiadat peristiwa atau hidup, dengan ide, atau dengan
kepercayaan, dengan artistik dan kesusasteraan bekerja berkaitan dengan
arti universal terkenal". [3]
h. Mendut
1. Lokasi
Mendut
adalah satu abad kesembilan candi Budha , ditempatkan di Mendut desa,
Kelurahan Mungkid, Kabupaten, magelang jawa tengah , Candi
ditempatkan tentang tiga kilometer timur dari Borobudur . Mendut,
Borobudur dan pawon semua yang Budha candi, ditempatkan di garis lurus
sesuatu. Terdapat sebuah hubungan religius timbal balik di antara tiga
candi, walau upacara agama tepat proses adalah tidak diketahui. [1]
2. Sejarah
Dibangun
sekitar awal abad kesembilan, Mendut adalah paling tua dari tiga candi
termasuk Pawon dan Borobudur. Dari prasasgti Karang Tengah, bangunan
ini selesai semasa raja dari Raja Indra dari dinasti Sailendra . yaitu
yang tanggali 824 menyebutkan Raja itu Indra dari Yang Sailendra telah
membangun satu dinamakan bangunan suci Venuvana yang berarti "hutan
bambu". Ahli arkeologi belanda JG tidak Yang Casparis telah
menghubungkan candi yang disebutkan di catatan Karang Tengah dengan
candi Mendut
3. Penemuan
Rusak dari candi Mendut sebelum restorasi, 1880.
Pada
1836nya ditemukan sebagai satu rusak meliputi dengan bush. Pembangunan
kembali inggris dari candi ini mulai pada 1897 dannya selesai pada 1925.
Beberapa ahli arkeologi yang punya mengendali penelitian di sini candi
adalah JG tidak Casparis, Van Theodoor Erp, dan Arisatya Yogaswara.
4. Arsitektur
arcadari Dhyani Buddha vairocana,avalokitecwara,dan vajrapani didalam candi mendut.
candi
jangkung menghadap barat laut. Pemroyeksian tangga dari sisi barat laut
dasar persegi layang dihiasi dengan makara arca pada masing-masing
sisi, sisi dari stairwall yang mengukir dengan relief bas dari dongeng
menceriterakan cerita hewan dari pengajaran budha. Terras mengelilingi
candi dibaca secara pradakshina dengan arah jarum jam .
Tembok luar
dihiasi dengan relief bas dari Boddysatwa (ketuhanan budha), seperti
itu avalokitecvara,maitreya, cunda,ksitigarbha,
samatabbadra,Mahakarunika Avalokitesvara,
vajrapani,manjusri,akasagarbha dan Boddhisattvadevi pradjnaparamita.
Mula-mulacandi memiliki dua bilik, satu bilik kecil di depan, dan bilik
utama yang besar pada pusat. Atap dan beberapa bilik berhadapan tembok
luput. Tembok bagian dalam dari bilik depan dihiasi dengan relief bas
dari harriti di kelilingi anak-anak, Atavaka di sebelah lain,
kalpataru, juga group dari devatas ketuhanan terbang di sorga.
Bilik
utama yang pondokkan tiga dengan indah batu besar yang terukir arca.
Tiga arca itu adalah terutama Budha ketuhanan memuja-muja di candi
Mendut yang yang dapat menjelaskan penggunaan rohani dari penetapan dari
candi ini. 3 arca dari Dhyani Buddha vairocana dimaksudkan untuk
membebaskan pemuja dari hidup-hidup karma, pada sebelah kiri adalah arca
Boddhisatva avalokitecwara untuk membebaskan dari karma dari suara, di
kanan adalah Boddhisatva vajrapani untuk membebaskan dari karma dari
pikir.
lokasi cansi mendut
i. Pawon
candi mendekati Borobudur, jandi bercorak jawa tengah.
1. lokasi
Pawon
(diketahui di tempat itu seperti Candi Pawon ) adalah satu Budha
candi di jawa tengah Ditempatkan di antara dua candi Budha lain,
Borobudhur 1. 75 km (1 mi) ke timur laut) dan mendut (1. 15 km (1 mi) ke
barat daya),
Lokasi dari candi Budha tiga serangkai: Borobudur Pawon Mendut pada satu garis lurus.
Relief dari pohon Kalpataru pada tembok luar.
2. Sejarah
Candi
Pawon dihubungkan dengan dua candi lain, semua yang dibangun selama
dinasti sailendra (Abad 8th–9th). detil dan gaya mengukir candi ini
adalah sedikit lebih tua dibandingkan Borobudur.
Nama asli dari
tempat suci Budha ini adalah tidak-pasti. Pawon secara harafiah berarti
"dapur" di bahasa jawa , yaitu memperoleh dari akar kata awu atau debu.
Koneksi ke sabda "debu" juga saran bahwa candi ini mungkin bangun
sebagai satu candi liang kubur atau kamar mayat untuk satu raja. [3] .
Pawon dari sabda Per awu satu (tempatkan yang berisi debu), satu
candi rumah itu debu dari dikremasikannya raja. Bagaimanapun siapa
orang terkemuka yang makamkan sini masih tidak diketahui. Orang-orang
lokal menyebutkan candi ini seperti "Bajranalan" berlandaskan nama dari
desa. Bajranalan diperoleh dari Sanskrit kata Vajra (geledek atau juga
satu alat peraturan adat Budha) dan Anala (api, bernyala).
Pada era
jaman ini selama terang bulan di Mungkin atau Juni, budha di indnesia
amati waisak upacara agama tahunan oleh berjalan dari Mendut melalui
Pawon dan akhir di Borobudur. [4]
j. Candi Plaosan lor dan kidul
Salah satu utama kembar candi dari Plaosan Lor kombinasikan.
1. Lokasi:
Candi
Plaosan , juga dikenal sebagai ' Plaosan Kompleks ', adalah salah satu
candi Budha ditempatkan di Bugisan desa, Prambanan lokalisir, Jawa
tengah Indonesia Candi Plaosan meliputi satu area dari 2,000
meter-persegi dengan satu elevasi dari 148 jangka aras laut di atas.
Sungai Dengok ditempatkan dekat, kesana-sini 200 jangka jauh. Candi
Plaosan dikelilingi oleh persawahan padi dan tanaman seperti buah
pisang dan jagung.
2. Latar belakang historis
Avalokiteśvara pada candi utama Plaosan buat dinding.
Candi
Plaosan dibangun pada abad ke-9 yang pertengahan oleh Sri Kahulunnan
atau Pramodawardhani, anak perempuan dari Samaratungga, dari Dinasti
Sailendra, dan yang dikawini kepada Rakai Pikatan pada adat-istiadat
Hindu. Plaosan kompleks adalah satu diatara dua candi Budha, Plaosan
Lor dan Plaosan Kidul. Candi dipisahkan oleh satu jalan; Plaosan Lor
ditempatkan di arah utara dan Plaosan Kidul di dalam selatan. Plaosan
Lor terdiri dari dua candi utama dan satu area buka dikenal sebagai satu
mandapa. Kedua candi memiliki , satu gerbang, dan arca wali dikenal
sebagai Dwarapala. Plaosan Lor dan Plaosan Kidul dipertimbangkan untuk
mula-mula adalah seseorang komplek
3. Arsitektur
Dwarapala wali raksasa di depan Candi Plaosan.
Candi
kompleks Ploasan disusun dari 174 bangunan kecil, 116 stupa dan 58
adalah tempat suci. Banyak bangunan yang punya catatan. Dua diantara
catatan ini menandakan candi sebagai satu hadiah bangunan suci oleh
Rakai Pikatan. Tanggal dari catatan adalah di antara 825 - 850 masehi .
Walau serupa dengan Prambanan 856masehi , kompleks bukan berhubungan.
Satu ilmu pengetahuan tentang teknik gedung baru mencirikan Prambanan
dari candi Plaosan. Candi utama di Plaosan disusun dari satu bagian atas
dan tingkat yang lebih rendah. Pada taraf bagian atas, beberapa data
status bercokol. Bagaimanapun, sebagai posisi dari dikte Windows,
hanyalah data status sesuatu bersandarkan taraf dasar yang bawah. Data
status ini dipenuhi dari memerahtuakan pelukisan Boddisatva dengan dua
data status batu terlampir. Pada tembok luar dari candi utama, barang
ukiran dari ketuhanan ditemukan dengan mayoritas menjadi laki-laki.
Lebih kecil dan kurang terjadi barang ukiran oleh jendela mewakili
perempuan. Satu contoh tradisional diukir penyajian dari satu pangeran
Khmer dan adalah diidentifikasi oleh mahkotanya [1] .
Candi Plaosan
Candi Plaosan
di dalam Candi Plaosan
Plaosan mengembarkan candi utama
13 . Keraton Ratu Boko
Gerbang dari Istana senyawa Ratu Boko.
a. Lokasi
Lokasi
dari Jogjakarta dapat di capai dari jalan raya kurang lebih 17 km dari
peninggalan prambanan belok kekanan sejauh kurang lebih 3 km. sedang
dari Jogjakarta 19 km kearah timur menuju arah (wonosari),dari arah
barat kota solo sekitar 50 km dan sekitar 3 m dari arah candi prambanan
kearah selatan.
Secara administrative kompleks candi ratu book di
wilayah kecamatan Prambanan kabupaten Sleman Jogjakarta yang terletak
hampir pada ketinggian 200 m diatas permukaan air laut.di bukit boko
b. Sejarah
1. Pendapat masyarakat
Nama “ratu boko” menurut legenda masyarakat sekitar ratu boko “raja bangau” adalah ayah dari roro jonggrang.
2. Menurut para ahli
Kata
keraton berasal dari kata Ke-Ra-tuan yang berari tempat tinggal ratu
atau istana sedangkan boko memiliki arti burung bangau, penamaan nama
boko inipun masing simpang siur siapakah raja bangau tersebut atau
apakah dahulu ada banyak burung bangau yang hinggap disekitar kawasan
perbukitan ini.
Beberapa pendapat mengenai alasan dibentuknya candi keraton ratu boko:
- Candi ratu boko adalah suatu bangunan yang menurut para ahli di buat untuk membangun sebuah benteng pertahanan
-
Prabu Ratu boko membuat sebuah wihara di bukit abaya awal abad ke 8
mula-mula sebagai wihara raden panangkaran.tertuang dalam prasasti
abhayagiri Vihara, abhaya yang berarti tidak ada bahaya, giri berarti
bukit atau gunung,sedangkan Vihara berarti asrama atau tempat para biksu
agama budha yang bertempat di bukit untuk mencari kedamaian tempat
menyepi untuk memfomuskan diri terhadap spiritual.
- Fungsi wihara
berubah menjadi keraton dan benteng setelah periode raja Rakai Wailang
Pu Khumbayoni yang beragama hindu sekitar tahun 856 Masehi,oleh karena
itu tidak mengherankan jika dalam keraton ini terjadi perpaduan unsure
agama budha dan hindu.
- Mengingat lokasi ibukota mataram mendapat
serangan dari barat dan daerah timur dirasa sudah aman karena
perlindungan, dari barat gerak lawan termonitor.serangan dari raja
balaputra dewa
c. Penemuan
Reruntuhan keraton ratu boko ini
pertama kali diketemukan oleh Van Boeckholtz pada tahu 1790, seabad
setelah penemuan Van Boeckholtz sekitar tahun 1890,FDK Bosch mengadakan
Riset Arkeologis tentang peninggalan kepurbakalaan di selatan candi
prambanan dalam laporan yang berjudul Keraton Van Ratoe Boko.
d. Struktur dan tata letak keraton ratu book
Kompleks
situs istana ini berada di puncak bukit dengan ketinggian sekitar 196
meter atau tepatnya 195,97 meter diatas permukaan air laut menepati
areal seluas 250.000 m2.
Karena candi ini pernah berfungsi sebagai
keraton dan kuil maka peninggalan-peninggalan yang terdapat di situs ini
menunjukan cirri-ciri tempat tinggal yang berupa tiang-tiang yang
memancang meski sekarang yang tersisa hanyalah batur-batur yang terbuat
dari batu andesit, hal ini mengidentifikasikan bahwa bangunan yang
berdiri di atasnya berupa kayu. Selain itu terdapat tanah ngarai yang
cukup luas dan subur disebelah selatan untuk pertanian dan juga terdapat
tendon-tandon penampung air untuk pengairan.
Kraton ratu boko makin
dengenal sebagai keratin karena cirinya mirip sekali dalam cerita
dikirab bhratayudha,kresnayana,gathtkaca sraya bomakawya yang
menyebutkan bahwa dalam kraton itu merupakan kompleks bangunan yang di
kelilingi oleh pagar,gapura di dalamnya terdapat kolam,bangunan pemujaan
dan di luar kraton terdapat alun-alun.
Timur dari Yogyakarta dan selatan dari prambanan
Tata ruang kompleks kraton ratu boko relative masih lengkap,istana ini terbagi atas empat bagian:
i. Bagian Tengah
Terdiri
dari bangunan Gapura utama,lapangan,candi pembakaran , ”agni citi
wedi”, di gunakan untuk membakar kurban atau persembahan terhadap dewa.
Terdapat tendon air dibelakang agni citi wedi, balok bangunan di
gunakan sebagai tanda, di balok tersebut dibatasi olek pagar untuk
penampungan air bersih yang digunakan oleh para pemukim para biksu dan
raja,batu berumpak, dan paseban.
ii. Bagian tenggara
Meliputi
struktur lantai , Di kotak lantai terdapat atap dan tiang hal ini
diperkirakan karena di temukanya umpak dan bangunan ini di perkirakan
sangat besar yang berfungsi sebagai keratin dalam untuk persinggahan.
Batu yang di gunakan yaitu batu kapur dengan cirri berwarna putih.
gapuro,pendopo terdapat dinding lantai
,batur
paringgit,miniature tiga candi,tembok keliling kaputren,dua kompeks
kolam,dan reruntuhan stupa.kedua kompleks kolam dibatasi pagar dan
memiliki gapuro sebagai jalan masuk. Didasar kolam dipahatkan lingga dan
yoni, langsung pada batuan induk.
iii. Bagian timur
Di bagian
timur terdapat kompleks bangunan meliputi kolam dan dua buah gua yang di
sebut gua lanang dan wadon,stupa budha berbentuk ceruk yang berfungsi
sebagai tepat bertapa.
iv. Bagian barat
Terdiri atas perbukitan
Yang
tidak kalah penting lagi dari bagian candi ini terdapat Sungai dan
selatan candi juga terdapat,Terdapat parit yang mengelilingi candi juga
terdapat jalan rahasia diantara pagar depan dengan pagar dalam.
e. Struktur bangunan
1.
Pintu gerbang istana menuju ke bagian tengah bagian depan, yaitu bagian
utama,terdapat dua buah gapura tertinggi yang terdiri dari dua lapis.
- Gapura pertama memiliki tiga pintu
Pada
gapura ini terdapat tulisan Panabhrawa kata ini berdasarkan prasasti
Wanua tengah III, di tuliskan oleh rakai panabwara (keturunan rakai
panangkaran)yang mengambil alih istana, tujuan penulisan untuk
melegitimasi kekuasaanmemberi kekuatan bahwa balai itu merupakan balai
agung dan member pernyataan bahwa bangunan itu merupakan bangunan utama.
- Gapura ke dua memiliki 5 pintu
2. Alun-alun yang memiliki batur tinggi
di
alun-alun terdapat batur yang tinggi, yang di sebut candi pembakaran
mayat sesuai dengan namanya tampat ini berfungsi sebagai tempat
pembakaran mayat orang Hindu, batungan ini memiliki ukuran lebih dari
25x10 m dan tinggi sekitar 1,5 m, dengan tangga menghadap ke barat, di
tempat ini di temukan sisa-sisa pembakaran.
3. Sumur mistery
Letak
sumur ini berada di sebelah tenggara candi konon nama sumur ini ialah
Amerta Mantana yang berarti air suci yang di berikan mantra,orang hindu
pada jaman itu menggunakan sumur ini untuk upacara tawur agung sehari
sebelum nyepi yang berfungsi untuk memurnikan diri dan mengembalikan
bumi dan isinya ke harmoni awal sebelum nyepi proses upacara ini di
lakukan di perambana.
4. Kopleks kraton
Kearah barat menyusuri desa Dawung dilereng bukit terdapat bekas kompleks kraton yaitu paseban dan pendopo
- Halaman paling depat terletak di sebelah barat teras yang masing-masing teras dipisahkan oleh pagar batu andesit
- Batas paling selatan juga merupakan pagar batu andesit
- Batas utara dinding bukit yang di pahat langsung
5. Dua buah gua
Yang
berada di sebelah timur terdapat dua buah gua yang berukuran 20
meterx50 meter dan terdapat setupa buda yang terlihar tenang.dua buah
gua itu terbentuk dari batuan sedimen disebut Breksi Pumis. Gua yang
berada diatas di sebut gua lanang sedang dibawah di sebut gua wadon.
Persisi di muka gua lanang terdapat sebuah kolam dengan tiga stupa. Di
ketahui dari sebuah penelian menyatakan bah stupa itu merupakan
aksobya,salah satu panteon budha.
f. Kombinasi
Terdapat
lingga,yoni arca Durga dan ganesa sebuah cirikhas dari bangunan hindu,
sedangkan dari xiri budhanya terdapatnya setupa budha.
1) Candi Batupulah
- Sebagai post penjagaan terdepan, maduraksa berbentuk ratna.
- Terdapat pagar dan anak tangga pintu depan yang kedua.
b. Candi peninggalan Singosari dan kanjuruhan
b. Candi kagenengan dan candi singosari
Candi
kagenengan sampai sekarang belum ditemukan dimana letaknya tapi menurut
kitap negara kretagama berada di selatan kota Malang.namun hanya candi
singosari yang terkenal.candi singosari dikenal sebagai candi Hindu
karena pada masa kerajaan singosari berkembang duaagama yaitu agama
hindu dan budha, karena bangunan yang bercorak hindu lebih mendominasi
bangunan candi ini, maka bangunan candi ini di sebut candi Hindu.
i. Lokasi candi singosari
Terletak
di desa Candirejo, kecamatan singosari kabupaten Malang menghadap
kebarat (dijalan Kertanegara) diketemukan pada tahun 1803 oleh Nicol
Angel Hard seorang Belanda yang menjabat sebagai seorang Gubernur yang
di tugaskan di jawa timur melalui laporan kantornya di pasuruhan
ii. Sejarah
Candi
Singosari di bangun pada masa kerajaan singosariyang di gunakan untuk
memprabukan istri ken Arok yang bernama Ken Dedes yang makam itu berada
di sebuah pendapa yang disebut candi putri arca prajna Paramitha
bersikap duduk bersemadi dan tangan Darmacakra Mudra. Namun arca ini
sekarang berada di Musium Nasional Jakarta.
Sejarah candi singosari menurut pengembangnya:
-
Candi singosari dibangun pada masa pemerintahan kertanegara pada tahun
1268-1292 namun pembangunan candi belum selesai karena mendapat serangan
dari Kediri, dan kertanegara meninggal pada tahun 1292.
- Candi
Singosari di bangun pada jaman Majapahit hal ini dilihat dari
pembangunan candi melalui tahapan candi di bangunan setelah 12 tahun
meninggalnya raja.
iii. Luas candi
Luas situs cani singosari
sekarang 50 meter persegi berdasarkan J.Blum sebenarnya bangunan candi
singosari terdapat tujuh candi nammun yang enam diantaranya sudah hancur
begitupun arca-arcanya sudah hancur.
Ada pula arca yang masih utuh
dari candi singosariyang disebutkan sebagai arca pradjna paramita atau
kendedes arca tersebut pernah dibawa ke Belanda namun pada tahun 1978
sudah dikembalikan dan diletakan di museum nasional.
iv. Arca pada candi
- terdapat tiga dewa yang memiliki kedudukan tertinggi disebut trimurti
1. Brahma
2. Wisnu
3. Siwa
- sehingga menjadi urutan lingga
1. bagian dasar: siwa
2. bagian tengah: Wisnu
3. bagian atas: Brahma
- dalam candi singosari trdapat lima ahli yang memiliki tugas merawat tempat ini ahli itupun berasal dari kasta brahmana
• stapata orang yang bertanggung jawab pada lokasi/tempat
•stapati orang orang bertugas dalam pengukuran dan dibantu oleh tiga orang pekerjanya yaitu:
Sutagrahin
Daryakin
Taksaka
v. Susunan Bangunan
- Tinggi asli : 17 meter
- Tinggi Sekarang: 15,30 meter
- Panjang: 14 meter
- Lebar; 14 meter
- Bahan candi: batu andesit
- Atribut:mahakala atau banaspati yang berfungsi menjaga bilik untuk menolak roh jahat.
vi. Bagian pada candi terdiri atas empat bagian:
- Batur/teras candi/fondasi candi
- Kaki candi didalamnya terdapat bilik/ruang ruang yang terdiri dari 6 bilik
Sebelah utara terdapat 1 bilik
Merupakan tempat Arca dewi durga,namun saat ini tidak ada
Sebelah timur terdapat 1 bilik
Merupakan tempat arca dewa Ganesya namun saat ini arca tidak ada
Sebelah barat terdapat 3 bilik
Merupakan tempat lingga,yoni Nandiswara dan Mahakala.
Sebelah selatan terdapat 1 bilik
Merupakan tempat siwahabu
- Badan candi
- Puncak
vii. Fungsi Candi
- Pemujaan :
candi di gunakan untuk upacara keagamaan /religius misalkan pada candi singosari dilakukan upacara tantrayana.
- Makam raja;
Candi di gunakan sebagai makam raja oleh rakyatnya atau dubuat tempat pemujaan terhadap leluhurnya
- Fungsi social:
•di gunakan untuk mempersatukan rakyat singosari melalui upacara keagamaan.
•menguntungkan pada masyarakat sekitar karena candi di gunakan sebai tempat pariwisata.
c. Candi tumpang atau candi jago
1. Lokasi
di desa tumpang Malang
2.
k.
Candi Jago berasal dari kata "Jajaghu", didirikan pada masa Kerajaan
Singhasari di abad ke-13. Berlokasi di Kecamatan Tumpang, Kabupaten
Malang, atau sekitar 22 km dari Kota Malang, pada koordinat 8°0′20.81″S
112°45′50.82″E / 8.0057806°LS 112.7641167°BT.
l. Candi ini cukup
unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita
setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan
Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan bangunan
candi ini tersusun atas bahan batu andesit.
m.
n.
o. Candi Jago
p.
Pada candi inilah Adityawarman kemudian menempatkan Arca Manjusri
seperti yang disebut pada Prasasti Manjusri. Sekarang Arca ini tersimpan
di Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214.
Arsitektur
Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Keseluruhannya
memiliki panjang 23,71 m, lebar 14 m, dan tinggi 9,97 m. Bangunan Candi
Jago nampak sudah tidak utuh lagi; yang tertinggal pada Candi Jago
hanyalah bagian kaki dan sebagian kecil badan candi. Badan candi
disangga oleh tiga buah teras. Bagian depan teras menjorok dan badan
candi terletak di bagian teras ke tiga. Atap dan sebagian badan candi
telah terbuka. Secara pasti bentuk atap belum diketahui, namun ada
dugaan bahwa bentuk atap Candi Jago menyerupai Meru atau Pagoda.
Pada
dinding luar kaki candi dipahatkan relief-relief cerita Kresnayana,
Parthayana, Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, serta cerita
fabel. Untuk mengikuti urutan cerita relief Candi Jago kita berjalan
mengelilingi candi searah putaran jarum jam (pradaksiana).
Pada sudut
kiri candi (barat laut) terlukis awal cerita binatang seperti halnya
cerita Tantri. Cerita ini terdiri dari beberapa panel. Sedangkan pada
dinding depan candi terdapat fabel, yaitu kura-kura. Ada dua kura-kura
yang diterbangkan oleh seekor angsa dengan cara kura-kura tadi menggigit
setangkai kayu. Di tengah perjalanan kura-kura ditertawakan oleh
segerombolan serigala. Mereka mendengar dan kura-kura membalas dengan
kata-kata (berucap), sehingga terbukalah mulutnya. Ia terjatuh karena
terlepas dari gigitan kayunya. Kura-kura menjadi makanan serigala.
Maknanya kurang lebih memberikan nasihat, janganlah mundur dalam usaha
atau pekerjaan hanya karena hinaan orang.
Pada sudut timur laut
terdapat rangkaian cerita Buddha yang meriwayatkan Yaksa Kunjarakarna.
Ia pergi kepada dewa tertinggi, yaitu Sang Wairocana untuk mempelajari
ajaran Buddha.
Salah satu patung yang awalnya terdapat pada Candi Jago, yang merupakan perlambangan Dewi Bhrkuti
Beberapa
hiasan dan relief pada kaki candi berupa cerita Kunjarakarna. Cerita
ini bersifat dedaktif dalam kepercayaan Buddha, antara lain dikisahkan
tentang raksasa Kunjarakarna ingin menjelma menjadi manusia. Ia
menghadap Wairocana dan menyampaikan maksudnya. Setelah diberi nasihat
dan patuh pada ajaran Buddha, akhirnya keinginan raksasa terkabul.
Pada
teras ketiga terdapat cerita Arjunawiwaha yang meriwayatkan perkawinan
Arjuna dengan Dewi Suprabha sebagai hadiah dari Bhatara Guru setelah
Arjuna mengalahkan raksasa Niwatakawaca.
Hiasan pada badan Candi Jago
tidak sebanyak pada kakinya. Yang terlihat pada badan adalah relief
adegan Kalayawana, yang ada hubungannya dengan cerita Kresnayana. Relief
ini berkisah tentang peperangan antara raja Kalayawana dengan Kresna.
Sedangkan pada bagian atap candi yang dikirakan dulu dibuat dari atap
kayu/ijuk, sekarang sudah tidak ada bekasnya.
[sunting] Asal Usul
Candi
ini mula-mula didirikan atas perintah raja Kertanagara untuk
menghormati ayahandanya, raja Wisnuwardhana, yang mangkat pada tahun
1268. Dan kemudian Adityawarman mendirikan candi tambahan dan
menempatkan Arca Manjusri[1].
[sunting] Referensi
1. ^ Brandes,
J.L.A., (1904), Beschrijving van de ruïne bij de desa Toempang, genaamd
Tjandi Djago in de Residentie Pasoeroean, 's-Gravenhage-Batavia,
Nijhoff/Albrecht.
c. Candi Badut
i. Lokasi
Terletak di
dekat dukuh badut,desa karang besuki kecamatan sukun,kotamadya
malang,sevara administrative candi badut terletak di desa karang Widoro
kecamatan Dau otamadya Malang namun setelah pengembangan kotamadya
Malang desa karang besuki ikut kota madya malang sedang tanah candi ikut
wilayah kabupaten malang.
ii. Penemuan
Candi ini ditemukan pada
tahun 1921 dimana bentuknya pada saat itu hanya berupa gundukan bukit
batu, reruntuhan dan tanah. Orang pertama yang memberitakan keberadaan
Candi Badut adalah Maureen Brecher, seorang kontrolir bangsa Belanda
yang bekerja di Malang. Candi Badut dibangun kembali pada tahun
1925-1927 di bawah pengawasan B. De Haan dari Jawatan Purbakala Hindia
Belanda. Dari hasil penggalian yang dilakukan pada saat itu diketahui
bahwa bangunan candi telah runtuh sama sekali, kecuali bagian kaki yang
masih dapat dilihat susunannya.
iii. History
Candi badut
diperkirakan berdiri pada masa kerajaan kanjuruhan yang pernah berdiri
di wilayah Malang sekitar abad ke-8 Masehi, hubunga itu dapat dilihat
dengan gaya ornamentasi dan arca yang serupa dengan bentuk kesenian yang
berkembang pada bangunan-bangunan abad .
iv. Penamaan
Candi ini
di namakan candi badut karena letaknya yang berada di dukuh badut,
sedangkan asal usul nama badut itu sendiri terjadi beberapa pendapat
yang b erbeda di antara para ahli.
1. Menurut penduduk sekitar
Asal
anama badut diambil dari salah satu nama jenis pohon nangka yang pernah
tumbuh di daerah itu dan pohon itu tumbuh di dekat candi ketika candi
itu diketemukan dalam bentuk runtuh.oleh karena itu asal nama candi
badut diambil berdasarkan nama pohon badut yang kebanyakan tumbuh di
daerah itu.
2. Menurut Prof. DR.R.NG.Purbatcaraka
Nama badut
diambil dari nama kerajaan kanjuruhan yang di dugamembangun tempat suci
itu nama kecil (garbopati) sag raja yaitu liswa dan ketika menjadi
bergelar abhiseka Gajayana,kata Liswa itu sendiri menurut Purbacaraka
berarti pelawak atau Badut.
3. Menurut Vander Maulen
Nama badut
merupakan nama lain dari rsi Agastya sebagai seorang rsi yang di
agung-agungkan oleh raja Gajahyana dan kata badut berasal dari kata
Ba=bintang agastya (Chopus) dan Dyut=sinar atau cahaya. Beliau
membandingkatnama candi ini dengan nama Mendut yang diambil dari kata
Men=sorot dan Dyut=cahaya.
v. Pembahasan
- Kaki candi polos tanpa hiasan atau motif
-
pada ruangan induk candi yang berisi sebuah pasangan arca tidak nyata
dari Siwa dan Parwati dalam bentuk lingga dan yoni. Pada bagian dinding
luar terdapat relung-relung yang berisi arca Mahakal dan Nadiswara. Pada
relung utara terdapat arca Durga Mahesasuramardhini. Relung timur
terdapat arca Ganesha. Dan disebelah Selatan terdapat arca Agastya yakni
Syiwa sebagai Mahaguru. Namun diantara semua arca itu hanya arca Durga
Mahesasuramardhini saja yang tersisa.
- Terdapat hiasan motif kertas temple pada dinding candi
- Gaya arca Durgamahisasuramardini seperti gaya arca abad ke-8 masehi yang terletak direlung utara dinding candi Badut.
- Hiasan kepala kala yang masih mirip dengan muka singa dicandi borobudhor
-
Lukisan dewi-dewi di kahyangan yang berada di ataskepala kala di sisi
utara,timur dan selatan (hilang) merupakan tambahan pada abad ke-10
-
Simbar-simbar yang memenuhi puncak (simbar berbentuk segitiga)
merupakan tambahan pada abad ke-13 mulanya hanya memiliki3 buah setiap
sisi.kemudian diperbanyak menjadi 5buah di setiap sisi. Dengan demikian
candi badut juga pernah dipugar oleh raja yang berkuasa pada abad ke 10
dan 13.
vi. Prarsasi dinoyo
Dalam prasasti Dinoyo yang berangka
tahun 682 saka (760 M)prasasti ini terpecah menjadi tiga bagian bagian
yang terbesar di temuka didesa dinoyo,sedangkan yang dua ditemukan di
daerahMerjosari, isi dari prasasti tersebut menceritakan mengenai:
- Raja Gajayana dan susunan keluarga Gajayana yang terdiri dari:
1. Ayah Dewa Simha (disebut neneknda raja)
2. Dewa Simha (Ayah raja Gajahyana)
3. Gajahyana (lisva)
4. Putri Uttejana
-
Tentang pembuatan tempat (bangunan suci) oleh raja Gajahyana untuk
menghormati seorang rsi yang bernama Agastya dari isi prasasti itu
member dugaan bahwa bangunan tempat suci yang dimaksud itu adalah candi
Badut.
b. Candi Kidal
1. Lokasi
Berada di sebelah tenggara kota malang
2. Kontruksi candi
- Puncak candi telah jatuh dan hiasan telah banyak yang rusak
- Candi Kidal merupakan satu bangunan
-
Bagian bawah candi agak tinggi dan memiliki serambi di sekeliling badan
candid an ruangan yang agak kecil di dalamnya tubuh dan atapnya
berbentuk piramida
- Kala (banaspati) memiliki ranhang di bawah “cirri khas candi jawa timur”
- Arca yang diletakan di bilik candi telah hilang
-
terdapat stinggil di muka candi yang memiliki candi kecil sebanyak tiga
buah diatasnya. Hiasan berupa singa berdiri di sudut candi
3. Relief
Relief hanya ukiran burung kakak tua,makara dan Naga
4. Arca
- Terdapat arca wisnu yang dan arca garuda di basemen candi
- Garuda menjunjung orang dan menjujung amerta, terdapat juga garuda yang menjunjung ular naga
- Cerita garuda ini berhubungan dengan cerita garuda yang mencuri bejana amerta.
- Cerita garuda tidak ada kaitanya dengan arca perwujutan pada candi
-
Terdapat arca mahakala dan nandiswara pada halaman candi hal ini
memberikandugaan bahwa terdapat arca siwa. Mahakala Nampak berdiri
dengan tangan kanan bersandar pada sebuah Gada dan tangan kirinya
bersandar di pinggir nandiswara,memegang trisula pada tangan kanannya
dan tasbih pada tangan kirinya.
- Terdapat arca Budha perempuan yang sedang duduk, yang di sebut Cunda
d. Candi peninggalan kerajaan majapahit
1. Candi Sumberjati
2. Candi Rimbi
3. Candi penataran
4. Langsung ke: navigasi, cari
5.
6.
7. Relief gambar seorang dwarapāla (penjaga pintu)
8.
9.
10. Candi Penataran. Tampak belakang bangunan utama candi
11.
12.
13.
14.
15.
Candi Panataran adalah sebuah candi berlatar belakang Hindu (Siwaitis)
yang terletak di Jawa Timur, tepatnya di lereng barat daya Gunung Kelud,
di sebelah utara Blitar. Lokasinya di Wikimapia [1]. Kompleks candi ini
merupakan yang terbesar di Jawa Timur. Candi ini mulai dibangun dari
Kerajaan Kadiri dan dipergunakan sampai dengan Kerajaan Majapahit. Candi
Penataran ini melambangkan penataan pemerintahan kerajaan-kerajaan yang
ada di Jawa Timur.
16. Nama asli candi Penataran dipercaya adalah
Candi Palah yang disebut dalam prasasti Palah, dibangun pada tahun 1194
oleh Raja Çrnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara
Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa yang
memerintah kerajaan Kediri antara tahun 1190 – 1200, sebagai candi
gunung untuk tempat upacara pemujaan agar dapat menetralisasi atau
menghindar dari mara bahaya yang disebabkan oleh gunung Kelud yang
sering meletus. Kitab Negarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca
menceritakan perjalanan Raja Hayam Wuruk, yang memerintah kerajaan
Majapahit antara tahun 1350 – 1389, ke Candi Palah untuk melakukan
pemujaan kepada Hyang Acalapati yang berwujud Girindra (raja penguasa
gunung).
17. Kesamaan nama Girindra yang disebut pada kitab
Negarakretagama dengan nama Ken Arok yang bergelar Girindra atau
Girinatha menimbulkan dugaan bahwa Candi Penataran adalah tempat
pendharmaan (perabuan) Ken Arok, Girindra juga adalah nama salah satu
wangsa yang diturunkan oleh Ken Arok selain wangsa Rajasa dan wangsa
Wardhana. Sedangkan Hyang Acalapati adalah salah satu perwujudan dari
Dewa Siwa, serupa dengan peneladanan (khodam) sifat-sifat Bathara Siwa
yang konon dijalankan Ken Arok.
18. Seperti pada umumnya relief candi
di Jawa Timur yang dipahat berdasarkan analogi romantika hidup tokoh
yang didharmakan di tempat tersebut, relief Ramayana dengan tokoh Rama
dan Shinta, dan relief Krisnayana dengan tokoh Krisna dan Rukmini, yang
dipahatkan pada dinding candi Penataran dapat dikatakan mirip dengan
kisah Ken Arok dan Ken Dedes. Ketokohan Ken Arok sendiri masih menjadi
kontroversi antara karakter seorang bandit yang berambisi memperbaiki
keturunan setelah mengerti arti cahaya yang terpancar dari gua garbha
milik Ken Dedes yang dilihatnya dan kemudian membunuh Tunggul Ametung
yang menjadi suami sang nareswari, dengan karakter seorang bangsawan
yang mengemban amanat dari Mpu Purwa yang merupakan ayahanda Ken Dedes
sekaligus keturunan Mpu Sindok untuk mengembalikan kejayaan kerajaan
Kanjuruhan yang ditaklukkan oleh kerajaan Kediri, dengan dukungan
kalangan brahmana dari kedua kerajaan. Alkisah seluruh mpu dari kerajaan
Kediri berpindah ke wilayah Tumapel sebelum Ken Arok membunuh Tunggul
Ametung dan menjadi penyebab kekalahan Kediri dalam peperangan melawan
Tumapel di wilayah Ganter pada tahun 1222. Dibunuhnya Mpu Gandring yang
tidak menyelesaikan keris pesanan Ken Arok pada waktunya konon juga
berkaitan dengan para mpu yang mulai meninggalkan kerajaan Kediri
sehingga menimbulkan kecurigaan Ken Arok bahwa Mpu Gandring berpihak
pada Kediri. Keris tersebut kemudian diselesaikan oleh mpu yang lain
dengan demikian indah sehingga menarik perhatian dan mudah dikenali
ketika Kebo Ijo memamerkannya kepada semua orang, sebelum akhirnya keris
tersebut digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung.
19.
Kitab Negarakretagama menyebutkan bahwa Ken Arok dicandikan di daerah
Kagenengan, yang dewasa ini masih tersisa sebagai nama desa di wilayah
selatan Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Pakisaji. Belum dapat
dipastikan apakah Desa Kagenengan ini merupakan tempat yang sama yang
disebut dalam kitab Negarakertagama, dan apakah luas daerah ini pada
zaman itu meliputi wilayah Kecamatan Nglegok, tempat Candi Penataran
berada.
20. [sunting] Gaya relief
21.
22.
23. Relief rendah pada bangunan induk Komplek Percandian Penataran. Perhatikan penggambaran figur manusia yang mirip wayang.
24.
Selain sebagai komplek percandian terluas, Candi Penataran juga
memiliki kekhasan dalam ikonografi reliefnya. Gaya reliefnya menunjukkan
bentuk yang jelas berbeda dari candi-candi Jawa Tengah dari sebelum
abad ke-11 seperti Candi Prambanan. Wujud relief manusia digambarkan
mirip wayang kulit, seperti yang bisa dijumpai pada gaya pengukiran yang
ditemukan di Candi Sukuh, suatu candi dari masa akhir periode
Hindu-Buddha dalam sejarah Nusantara.
25. Candi ini diusulkan dalam daftar kandidat UNESCO World Heritage Tentative List [2] sejak 19 Oktober 1995.
i. Lokasi
Lokasi
bangunan terletak di lereng barat daya Gunung Kelud pada ketinggian 450
meter di atas permukaan laut, di suatu desa yang bernama penataran yang
terletak di kecamata Ngelegok Blitar,12 km dari kota Blitar. Candi
penataran terdaftar pada dinas purbakala pada tahun 1914-1915 nomor 2040
dan catatan Van beek nomor 563.
ii. Riwayat penemuan
Candi
Penataran di ketemukan pada tahun 1815 namun sampai tahun tersebut candi
penataran belum banyak dikenal penemu candi penataran ini ialah Sir
Thomas Stamfort Raffles (1817-1826)kemudian letnan jendral Gubernur
colonial india belanda Andre de la porte dan asisten residen J.Knebel
mengadakan penelitian atas candi penataran hasil penelitiannya maka
mereka membukukan hasil penelitian yang terbit pada tahun 1900 yang
berjudu “De ruines van Panataran”dengan berdirinya kepurbakalaan bersama
oudheidkundige dienst”OD” pada tanggal 14/06/913 maka penanganan
Penataran menjadi lebih intensf.
iii. Susunan umum kompleks percandian
- Letak bangunan berhadap-hadapan terus kebelakang yang sepintas agak membingungkan.
-
Susunan bangunan agak mirip degan susunan bangunan Pura di Bali halaman
yang terletak paling belakang merupakan tempat paling suci karena
merupakan bangunan induknya.
- Pintu masuk juga merupakan pintu keluar yang terletak di sebelah barat dan seluruhnya terbuat dari batu andesit.
- Terdapat 6 buah bekas bangunan berupa pondasi yang terbuat dari batu bata merah
-
Melihatnya banyak umpak batu yang tersisa di perkirakan dahulu terdapat
banyak bangunan yang bertiang kayu namun berapa jumlah tiang kayu
tersebut belum bisa diketahui dengan pasti.
- Terdapat beberapa
bangunan lain di luar candi yang masih ada kaitanya dengan candi
penataran yang berupa kolam berangka 1337 saka atau 1415 masehi di
sebelah utara lagi terdapat kolam atau patirtanyang ukurannya cukup
besar,terletak 200 meter kea rah timur laut dari percandian.
iv. Uraian bangunan-bangunan penting dan menarik
1. Bale agung
- Berada di barat laut halaman,posisinya sedikit menjorok ke depan,seluruh bangunan terbuat dari batu dinding yang masih polos.
-
Pada dinding sisi selatan dan sisi utara terdapat tangga masukyang
merupakan undak-undakan sehingga membagi dinding menjadi dua bagian
utara dan selatan.
- Pada dinding selatan terbagi menjadi tiga bagian.
- Sekeliling tubuh bale agung dililiti oleh relief ular naga, kepala ular tersebul pada bagian sudut bangunan.
- Di sebelah kiri dan kanan masing-masing tangga naik terdapat arca Mahakala.
2. Pendopo teras
- Pendopo atu teras disebut juga dengan nama batur pendopo
- Terdapat relief yang mengelilingi bangunan ini.
-
Pada dinding sisi barat terdapat dua buah tangga naik yang berupa
undak-undakan namun tangga ini tidak berlanjut di dinding bagian utara
-
Pada masing-masing tangga masuk di sebelah kiri pipi tangga terdapat
arca raksasa kecil bersayap dengan lutut di tekuk pada satu kakinya dan
salah satu tangannya memegang gada pipi tangga yang berbentuk ukel besar
berhias umpal yang indah
- Pendopo teras berangka tahun 1297 saka atau 1375.
3. Candi angka tahun
-
Candi ini disebut candi angka tahun karena diatas ambang pintu masuk
bangunan terdapat angka tahun 1297 saka atau 1369 masehi.lokasi berada
di sebelah timur pendopo teras dengan jarak sekitar 20 meter.
4. Candi naga
- Bangunan seluruhnya terbuat dari batu.
- Ukuran lebar 4,83 meter, panjang 6,57 meter dan tinggi 4,70 meter
-
Candi ini disebut candi naga karena sekeliling tubuh candi dililit oleh
naga dan figure-figur atau tokoh-tokoh seperti raja sebanyak Sembilan
buah, masing-masing berada di sudut bagian tengah ketiga dinding dan
sebelah kiri dan kanan pintu masuk.
5. Candi induk
- Satu bangunan
candi yang paling besar antara bangunan bangunan lain di kompleks candi
penataran letaknya di paling belakang dan dianggap bagian paling suci.
- Bangunan inin tersusun atas tiga teras dengan tinggi seluruhnya 7,19 meter.
v. Cerita singkat dalam relief
1. Relief Sang setiawan
Lokasi:dinding sisi timur bangunan pendopo teras
Urutan:Prasawya, dari kiri kekanan dimulai dari sudut tenggara terdiri dari 18 panil.
2. Relief sritanjung
Lokasi:dinding sisi barat kemudian berlanjut pada dinding sisi selatan pada bangunan pendopo teras
Urutan:prasawya, dimulai dari dinding sisi sebelah kanan tangga masuk sebelah selatan.
3. Relief bubuksah dan gagang aking
Lokasi:dinding pendopo teras sisi timur
Urutan:prasawiya,dari kiri ke kanan
4. Relief Ramayana (hanuman duto)
Lokasi:Dinding teras pertama candi induk,mengelilingi dinding teras.
Urutan:prasawya,di
mulai dari dinding sisi utara yang menghadap ke barat terus melingkar
kembali ke dinding utara yang menghadap ke utara jumlah sekitar 19
panil.
5. Relief kresnayana (Ramayana maling)
Lokasi:didnding teras kedua candi induk
Urutan:pradaksina,dari kanan terus ke kiri.
6. Relief pemburu yang tertipu
Lokasi:dinding sisi utara kolam berangka tahun, dan dibagian belakang terdapat arcapenjaga sebelah kiri utara candi induk.
Urutan:prasawya,dari kiri terus ke kanan,yang dibagian belakang arca Dwarapala candi induk hanya satu adegan.
7. Relief kura-kura yang sombong
Lokasi:dinding kolam berangka tahun,dinding sisi barat
Urutan:pradaksina,dari kanan ke kiri,letak panil hamper di temgah dinding.
8. Relief lembu dan buaya.
Lokasi:dinding
kolam berangka tahun di dinding bagian barat,juga terdapat pada bagian
belakang arca dwarapala bertahun 1269 saka terletak di sebelah kanan
tangga masuk bangunan candi induk sisi utara
Urutan:prasawya dari kiri ke kanan.
vi. Pendapat para Ahli
26. Candi bajang ratu dan kompeks istana maja pahit
a. Kompleks kraton Majapahit
Trowulan
adalah satu desa di MojokertoIndonesia propinsi dari Jawa timur Ini
dikepung oleh satu lokasi arkeologis meliputi kira-kira 100 kilometer
kuadrat. Ini telah disarankan ini adalah lokasi dari kota modal
eponymous dari kekaisaran majapahit yaitu dideskripsikan oleh Mpu
Prapanca pada abad ke-14 syair negarakertagama dan pada satu Cina abad
ke-15 cari sumber. Ini adalah membongkar invasi hak dari
Girindrawardhana untuk mengalahkan Kertabhumi pada 1478, setelah
peristiwa ini tergeser modal Majapahit ke Daha.
Nagarakretagama
mengandung uraian puitis dari istana dari Majapahit dan ini mengepung,
tapi adalah terbatas pada sektor kerajaan dan religius. Beberapa detil
adalah samar-samar, dan sarjana yang punya mencoba susun satu rencana
dari modal telah datang ke kesimpulan berbeda.
Penelitian lebih tua
di Yang Trowulan telah memusatkan pada terkenang tersisa: candi, liang
kubur, dan satu tempat mandi. Survei arkeologis dan penggalian yang
baru-baru ini telah mendirikan sisa dengan industri, aktivitas komersil
dan religius, area tempat tinggal dan sistem leding, semua yang bukti
dengan populasi tebal selama ke-14 ke abad ke-15. [1] Di Oktober 2009
Kementerian Budaya dan Pariwisata dari Indonesia menyampaikan Trowulan
seperti kementrian pariwisata dari Indonesia menyampaikan seperti UNESCO
bagian warisan dunia daftar. [2]
Uraian di sumber jaman ini
Bajang Ratu pada 1929, sebelum restorasi
Sesuai
dengan rekening dari prapanca ke negarakertagama puisi, senyawa
kerajaan dikepung oleh satu tebal, tembok tinggi dari bata merah Dekat
adalah jaga dibentengi tempatkan. Gerbang utama ke dalam istana
ditempatkan di arah utara tembok, dan dimasuki melalui pintu sangat
besar dengan besi berdandan. Sebelah luar gerbang utara adalah satu lama
membangun dimana orang istana menjumpai sekali setahun, satu tempat
pasar, dan satu persimpangan suci. Saja di dalam gerbang utara adalah
satu religius berisi halaman bangunan. Pada sisi barat dari halaman ini
adalah astaka yang dikepung oleh kanal dimana orang-orang memandikan.
Pada akhir selatan satu gerbang memimpin ke baris dari setelan rumah
pada terras dimana istana babu hidup. Gerbang lain memimpin untuk
sepertiga halaman berkerumun dengan rumah dan satu hall besar untuk
penantian itu diakui ke dalam buat-buatannya mistar. Raja triwulan
sendiri, yang balada ke timur dari halaman ini, punyakah astaka pada
bata merah berdandan berlandaskan, ornately mengukir pilar kaku, dan
satu atap menghias dengan perhiasan lempung. Sebelah luar istana adalah
triwulan untuk imam Shiva, Budha, dan anggota lain dari kebangsawanan.
Selanjutnya jauh, dan terpisah dari istana oleh membuka bidang, jadilah
lebih senyawa kerajaan, meliputi tersebut menteri pemimpin gajah mada Di
sini uraiannya Prapanca berakhir.
Satu Cina abad ke-15 mencari
sumber mendeskripsikan istana sebagai bersih dan tersimpan baik. Ini
dikatakan agar telah dimasukkan pada satu tembok bata lebih dari 10
meter tinggi dan dengan gerbang dobel. Rumah di dalam dibangun pada
pilar dan adalah meter 10–13 tinggi, dengan lantai kaku meliputi dengan
tikar denda pada orang-orang yang mana duduki. Atap buat dari kayap kaku
dan tempat tingal dari orang biasa diatapi dengan krani.
Satu buku
pada Majapahit meramahi budi bahasa mendefinisikan ibukota sebagai '
Semua kemana yang seseorang dapat pergi ke luar tanpa melalui lapangan
padi.' Relief candi dari Majapahit tidak melukiskan adegan perkotaan,
tapi beberapa kandung sket dari hari perhitungan menandai saat astaka
memasukkan diantara tembok. Sabda ' kuwu ' di Nagarakretagama tampak
menunjuk unit hari perhitungan terdiri dari sekelompok bangunan yang
dikepung oleh tembok, dimana suatu jumlah yang besar dari orang-orang
hidup pada kontrol dari satu orang bangsawan. Dikarakterisasi pola ini
abad ke-16 kota daratan pantai
dari Java Yang dideskripsikan oleh awal pengunjung Eropa, dan ibukotanya Majapahit mungkin tersusun dengan unit demikian.
b. Penemuan
Kota
masa lampau rusak di Trowulan telah ditemukan oleh abad ke-19. Tuan
Thomas stompford undi gubernur dari jawa dari 1811 hingga 1816 dan satu
peminat tidak kenal lelah untuk riwayatnya pulau, dilaporkan keberadaan
dari ' rusak dari candi.... disebar tentang negara bagi kebanyakan mil
'. Banyak daerah adalah blanketed dengan tebal kayu jati pada waktu itu
hutan, membuat mustahil survei terperinci. Meskipun begitu, Undi juga
terkesan oleh apa dia melihat bahwa dia nanti untuk menunjuk ke Trowulan
sebagai ' bangga ini dari Java '. [3]
c. Situs arkeologis
Lokasi Arkeologis Trowulan. Kuadrat merah adalah situs arkeologis, cahaya cyan adalah jejak dengan kanal masa lampau.
Kebanyakan
dari barang peninggalan arkeologis ditemukan di Trowulan dan ini
sekitar disimpan dan ditayangkan di museum trowulan ditempatkan pada
sisi barat dari Segaran satukan. Penggalian di dan sekitar Yang Trowulan
telah memperlihatkan bahwa bagian dari hari perhitungan yang tua masih
terletak terpendam pada beberapa meter lumpur dan puing volkanis, satu
hasil dari letupan berulang dari Gunung dekat kelut seperti halnya
penggenangan berulang dari gunung kelut sungai. Beberapa rusak
arkeologis membohongi bebar sekitar Trowulan desa. Beberapa adalah
sangat rusak, sementara lain-lain telah mengalami rekonstruksi. Paling
dibangun daribata merah .
Candi Tikus memandikan tempat
d. Candi Tikus
adalah
satu kolam mandi upacara agama( petirtaan ) yaitu barangkali yang
paling terbaru yang rangsang penemuan arkeologis di Trowulan. Candi
Tikus memaksudkan ' candi tikus kecil ', nama yang memberikan ke
penemuan pada 1914 karena lokasi tampak selama penggalian satu lampiran
biakan tikus kecil. Disimpan ulang ke ini menyajikan kondisi pada 1985
dan 1989, kompleks ini dari bata merah mengambil bentuk dari satu
melorot, bak segi-empat, ke dalam yang mana satu penerbangan tahapan
turun pada sisi utara. Struktur terpenting, yang proyek dari tembok
selatan dari bak, kelihatannya ditiru legendary Naiki mahameru Tidak
lagi lengkap, ini terdiri dari membuat berteras pondasi, pada saat yang
yang akan telah merehatkan satu pengaturan sepusat dari ' menara kecil
sekitar puncak paling tinggi dari bangunan.
Tidak jauh dari Candi
Tikus pada Keraton melokalisir berdiri baru-baru ini pintu gerbang
tersimpan ulang dari Bajang Ratu , satu bata merah rapi gerbang
penarikhan paduraksa dari pertengahan - abad ke-14. Bentuk dari struktur
adalah jangkung dan langsing, menyingsing ke satu ketinggian dari 16.5
meter dan dekorasi relief ruwet penampilan, terutama pada bagian atap.
Bajang Ratu di Jawa secara harafiah memaksudkan ' orang kerdil atau
seberang raja adat istiada kawanan menghubungkan gerbang dengan
jayanegara Adat-istiadat detik raja Majapahit, pengganti kertarajasa
jayawardana , pendiri dari Kekaisaran Majapahit. Sesuai dengan
adat-istiadat, Jayanegara jatuh dari gerbang sebagai satu anak,
menyebabkan seberang untuk tubuhnya. Nama mungkin juga memaksudkan '
raja kecil ', saat Jayanegara menaik ke singgasana pada satu umur muda.
Ahli sejarah menghubungkan gerbang ini dengan Çrenggapura(Çri
Ranggapura) atau Kapopongan dari Antawulan (Trowulan), tempat suci yang
disebutkan di negarakerta gama sebagai dharma tempatkan (senyawa kudus)
dibaktikan ke Raja Jayanegara selama kematiannya pada 1328.
Wringin
Lawang, gerbang di Trowulan, mojokerto Wringin Lawang ditempatkan
satu pendek memberi jarak selatan dari jalan utama di Jatipasar. Nama di
Jawa memaksudkan ' Gerbang Beringin '. Gerbang agung pintu gerbang buat
dari bata merah, dengan satu dasar dari 13 x 11 meter dan satu
ketinggian dari 15.5 meter, dan sejak hari abad ke-14. Gerbang dari '
Candi Bentar ' atau pintu gerbang terbelah ketik, satu struktur yang
yang mungkin telah tampak selama era Majapahit. Paling ahli sejarah
menyesuaikan bahwa struktur ini adalah gerbang dari satu senyawa penting
pada Majapahit modal. Spekulasi mengaitkan fungsi asli dari pintu
gerbang penuh keagungan ini telah memimpin ke berbagai saran, satu
sesuatu populer menjadi bahwa ini adalah kemasukan ke tempat tinggal
dari Gajah Mada.
e. Candi Brahu
Candi brahu pada daerah Bejijong
adalah struktur bertahan yang sendiri dari yang adalah satu kali seikat
dengan bangunan bersejarah. Sesuai dengan kepercayaan kawanan populer,
ini berada di dalam sekitar dari Candi Brahu bahwa upacara pembakaran
mayat untuk yang pertama empat Majapahit penguasa diselesaikan.
Adat-istiadat ini, sementara sulit ke bukti, didukung di bagian oleh
bukti bahan, sarankan yang bahwa monumen satu kali melayani sebagai
tempat suci untuk kamar mayat satu kerajaan . Orang terkemuka kerajaan
ke siapa bangunan dibaktikan tersisa belum jelas. Rusak dari Candi
Gentong dekat terletak.
Liang kubur islam dari ratu campa Error
diyakini liang kubur dari satu raja Majapahit bergaul. Sesuai dengan
lokal adat-istiadat, dia dikatakan untuk mempunyai berkeluarga salah
satu terakhir dari raja Majapahit dan untuk mempunyai terkonversi dia ke
agama islam sebelum kematian dia pada 1448. [4]
kolam segaran
f. Segaran Satukan
adalah
satu segi-empat besar menyatukan dengan ukuran 800 x 500 meter. Nama
Segaran memulai dari sabda ' segara ' di Jawa yang memaksudkan ' laut ',
mungkin saran yang lokal itu kolam besar adalah taman mini dari laut.
Mengepung bak air adalah tembok segi-empat membuat dari bata merah
perbuatan dengan demikian bentuk dari kolam. Struktur bata kolam
ditemukan pada 1926 oleh Maclain Pont, di situ kolam diliputi di debu
dan lumpur. Rekonstruksi ambil tempat beberapa bertahun-tahun kemudian
dan sekarang kolam Segaran berfungsi oleh lokal saat recreational
menyatukan dan memancing genangan. Struktur bata memulai dari 14 - abad
ke-15 era Majapahit. Fungsi nyata dari kolam adalah tidak diketahui.
Pembahasan yang menyarankan bahwa kolam mungkin melayani berbagai
fungsi, tapi sebagian besar seperti kota reservoir sumber dari air
bersih esensial bagi perkotaan wilayah kepadatan tinggi, terutama selama
musim kemarau. Kepercayaan lain populer lokal adalah kolam ini adalah
penggunaan sebagai bathplace dan kolam renang untuk melatih
beramai-ramai Majapahit, juga saat recreational menyatukan untuk royalti
Majapahit untuk menjamu duta dan tamu.
Dekati tepi timur laut dari
Kolam Segaran membohongi rusak dari Candi Menak Jingga . Struktur kini
dirusak dan bebar yang batu sekitar sekitar dengan statis dasar
membohongi bawah tanah terpendam. Penggalian masih pada kemajuan.
Struktur buat dari terukir andesite lempar pada lapisan luar dengan bata
merah pada lapisan bagian dalam. Fitur yang paling rangsang dari
struktur ini adalah bagian yang mengandung perhiasan (mungkin mengatapi
terpisah) diidentifikasi sebagai qilin satu makhluk dongengan Cina. Ini
mungkin sarankan satu hubungan budaya yang kuat dengan cina terutama
selama dinasti Ming Adat-istiadat lokal menghubungkan lokasi ini dengan
astaka dari Kencana Wungu Ratu, ratu Majapahit dari cerita dari
damarwulan dan Menak Jingga.
Di Umpak , batu membentuk dasar untuk
pilar kaku, yaitu mungkin bagian dari bangunan kaku. Materi organik
telah membusuk dan hanyalah dasar batu tersisa.
Pada Troloyo daerah,
Islam berjumlah banyak nisan telah ditemukan, mayoritas dari yang mana
sejak hari di antara 1350 dan 1478. Penemuan ini mengonfirmasikan tidak
hanya itu satu komunitas Orang Islam adalah mapan di Java oleh abad
ke-14 yang pertengahan, tapi juga itu agama secara resmi diketahui dan
berlatih pada ibukota kerajaan sendiri. Orang-orang meyakini bahwa
Troloyo juga mengandung liang kubur dari raden wijaya dan mereka
mempergunakan buat satu jemaah tiap-tiap Legi Hari Jumat. [5]
Rusak penting yang lain termasuk:
• Balong Bunder
• Pendopo Agung
• Nglinguk
• Candi Kedaton
• Sentonorejo
Candi Sitinggil
g. Rumah
Penggalian
arkeologis mempunyai bata ungkap menjatuhkan dan tembok dari beberapa
tempat tingal. Dalam beberapa hal, dua atau bahkan tiga lapisan dari
bangunan demikian ditumpukkan di atas. Tempat tingal ini diperlengkapi
dengan sumur-sumur dan alir. Jejak dari satu reservoir besar dan
sumur-sumur menggaris dengan bata atau lempung telah ditempatkan.
h. Industri
Banyak
potongan dari emas.barang-barang perhiasan dari periode ini telah
ditemukan dijawa timur . Walau kekurangan Java sumber daya emas
berpengaruh nyata, impor dari Sumatra ,Kalimantan dan Sulawesi membuat
ini kemungkinan bagi kebanyakan tukang emas untuk menemukan pekerjaan di
Java.
Satu daerah dari Trowulan masih Kemasan dipanggil, dari sabda
mas , memaksudkan ' emas '. Perhiasan emas telah ditemukan dekat area
ini, seperti halnya alat yang dipergunakan untuk mengerjakan emas.
Cangkir lempung kecil mungkin telah dipergunakan untuk meleleh emas
untuk penggunaan dibertambah besar hilang membentuk . gangsa lingkar
andas dan bidang datar batu dengan tiga kaki mungkin telah dipergunakan
seperti permukaan bekerja untuk memahat dan memalu logam. Sejumlah besar
tempat melebur logam lempung untuk gangsa pelelehan telah digali di
Pakis, pada selatan bagian dari lokasi. Beberapa perunggu biasanya
bentuk uang gobog , koin besar atau jimat di acu batu. Logam lain
menolak meliputi lampu gangsa banyak hiasan, siram wadah, bel dan butir
data lain mungkin terpakai di upacara religius, dan instrumentasi
biasanya ' celah dipanggil drum. Objek serupa membuat dari kayu atau
bambu masih ditemukan di desa Jawa dan Bahasa Bali. Banyak besi alat
dipergunakan, tapi paling mungkin diimport, saat Java mempunyai sedikit
bijih besi.
i. Uang dan pasar
Nawanatya sebutkan satu
pejabat meja hijau siapa bea adalah untuk melindungi pasar. 'Delapan
ribuan kas tiap hari dari pasar adalah andil ' diterima oleh pejabat
ini. ' kas ' menunjuk untuk di teks ini adalah cina gangsa koin yang
dijadi pejabatnya Majapahit mata uang seputar 1300, emas ganti dan mata
uang perak yang mana berada di dalam penggunaan selama berabad-abad.
Koin cina kelihatannya lebih baik sebab mereka ada tersedia di sebutan
kekecilan, pantas untuk pergunakan di pasar. Saran perubahan ini itu
hidup ekonomi di Trowulan ditandai oleh jabatan dikhususkan, gaji, dan
perolehan dari paling harian perlu beli. Bukti penting untuk abad ke-14
pengamatan Jawa dari uang masuk bentuk dari lempung babi kecil dengan
celah pada kembali mereka cukup besar untuk mengakui satu koin. Asosiasi
dari arca kecil babi dan wadah untuk uang penyelamatan adalah jelas
nyata; di hadiahjawa dan Indonesia , sabda ' celengan ' berarti '
tabungan untuk anak yang berbentuk celeng ', ' tabungan ', atau '
penyelamatan .', sementara akar kata ' celeng ' sendiri berarti babi
jantan. atau wadah koin berbentuk lain.Wadah koin pada bentuk lain telah
ditemukan.
j. Barang tembikar
Jumlah cukup banyak teracota
majapahit artefak biasanya ditemukan di Trowulan. Alat berlayar dari
barang tembikar adalah satu aktivitas penting. Paling barang tembikar
dimaksudkan untuk penggunaan domestik di pemasakan dan penyimpanan,
dengan dekorasi terbatas pada belang dari cat merah. Lampu untuk minyak
kelapa adalah umum lain temukan. Barang tembikar terbaik mengambil
bentuk dari kapal, air seperti itu guci ( kendi ), dengan tubuh tipis
berdinding, bentuk lemah gemulai, dan satu merah kilap timbul diciptakan
olehmemoles . Ini harus telah dibuat oleh full time profesional pembuat
barang tembikar. Menyiram wadah adalah salah satu perkotaan pembuat
barang tembikar Majapahit produk utama dan beberapa ronde besar menyiram
kendi telah ditemukan. Air persegi ' kotak dihias dengan motif akuatik
atau pemandangan lain. Teraccota arca kecil dihasilkan dalam jumlah
besar, mewakili beberapa subyek: Tuhan, manusia, hewan, bangunan, dan
adegan. Fungsi mereka adalah tidak diketahui; mereka mungkin telah
melayani beberapa penggunaan. Beberapa mungkin telah dipergunakan di
tempat suci religius menyertakan untuk menghuni, seperti di modern bali
Contoh dari terracottas ini pada bentuk dari bangunan taman mini dan
binatang telah ditemukan di tempat suci pada Penanggungan Gunung.
Lain-lain, lukisan seperti itu lucu dari orang asing, bisa dipastikan
telah dimaksudkan seperti anak-anakan untuk anak-anak.
k. Majapahit Parkir
Selama
tahun separuh terakhir dari 2008, pemerintah Indonesia sponsori satu
explorasi gedang pada lokasi yang diyakini tempat kemana istana dari
Majapahit satu kali berdiri. Jero wacik Menteri Indonesia dari Budaya
dan Pariwisata menyatakan bahwa Kebun Bunga Majapahit akan dibangun pada
lokasi dan lengkap seawal 2009, agar mencegah kerusakan selanjutnya
disebabkan oleh buatan sendiri bata industri yang mengembangkan pada
area sekitar. [6] Kebun Bunga Majapahit akan memperluas yang sudah
ada museum trowulan dan sediakan satu Pendidikan Majapahit Themed dan
kebun bunga rekreasi.
Meskipun demikian, proyek meninggalkan satu
perhatian sangat besar untuk beberapa ahli sejarah, sejak membangun
fondasinya kebun bunga di lokasi Segaran ditempatkan di sisi selatan
dari Musium Trowulan akan tak bisa diacuhkan merusakkan lokasi sendiri.
Bata masa lampau dan sumur-sumur yaitu menurut sejarah berharga adalah
tunjangan bebar pada lokasi. Pemerintah maka membantah bahwa cara mereka
adalah penerapan adalah kurang destruktif sejak cara gali dipergunakan
dari pada kain dril. [7] Sejak itu konstruksi dari Kebun Bunga
Majapahit telah berhenti, ditunda untuk pembahasan selanjutnya dari
dampak pada lokasi arkeologis.
ASTA KOSALA KOSALI
1. Pura
ASTA KOSALA dan ASTA BUMI.
Yang
dimaksud dengan Asta Kosala adalah aturan tentang bentuk-bentuk niyasa
(symbol) pelinggih, yaitu ukuran panjang, lebar, tinggi, pepalih
(tingkatan) dan hiasan.
Yang dimaksud dengan Asta Bumi adalah aturan tentang luas halaman Pura, pembagian ruang halaman, dan jarak antar pelinggih.
Aturan
tentang Asta Kosala dan Asta Bumi ditulis oleh Pendeta: Bhagawan
Wiswakarma dan Bhagawan Panyarikan. Uraian mengenai Asta Kosala khusus
untuk bangunan Padmasana telah dikemukakan pada bab: Hiasan Padmasana,
Bentuk-bentuk Padmasana dan Letak Padmasana.
Asta Bumi menyangkut pembjauatan Pura atau Sanggah Pamerajan adalah sebagai berikut:
1 Tujuan Asta Bumi adalah a.Memperoleh kesejahteraan dan kedamaian atas lindungan Hyang Widhi
b. Mendapat vibrasi kesucian
c. Menguatkan bhakti kepada Hyang Widhi
2
Luas halaman a.Memanjang dari Timur ke Barat ukuran yang baik adalah:
Panjang dalam ukuran "depa" (bentangan tangan lurus dari kiri ke kanan
dari pimpinan/klian/Jro Mangku atau orang suci lainnya):
2,3,4,5,6,7,11,12,14,15,19. Lebar dalam ukuran depa:
1,2,3,4,5,6,7,11,12,14,15. Alternatif total luas dalam depa: 2x1,3x2,
4x3, 5x4, 6x5, 7x6, 11x7, 12x11, 14x12, 15x14, 19x15.
b. Memanjang
dari Utara ke Selatan ukuran yang baik adalah: Panjang dalam ukuran
depa: 4,5,6,13,18. Lebar dalam ukuran depa: 5,6,13. Alternatif total
luas dalam depa: 6x5, 13x6, 18x13
Jika halaman sangat luas, misalnya
untuk membangun Padmasana kepentingan orang banyak seperti Pura
Jagatnatha, dll. boleh menggunakan kelipatan dari alternatif yang
tertinggi. Kelipatan itu: 3 kali, 5 kali, 7 kali, 9 kali dan 11 kali.
Misalnya
untuk halaman yang memanjang dari Timur ke Barat, alternatif luas
maksimum dalam kelipatan adalah: 3x(19x15), 5x(19x15), 7x(19x15),
9x(19x15), 11x(19x15).
Untuk yang memanjang dari Utara ke Selatan,
alternatif luas maksimum dalam kelipatan adalah: 3x(18x13), 5x(18x13),
7x(18x13), 9x(18x13), 11x(18x13).
HULU-TEBEN.
"Hulu" artinya
arah yang utama, sedangkan "teben" artinya hilir atau arah berlawanan
dengan hulu. Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, ada dua patokan
mengenai hulu yaitu
1. Arah Timur, dan
2. Arah "Kaja"
Mengenai arah Timur bisa diketahui dengan tepat dengan menggunakan kompas.
Arah kaja adalah letak gunung atau bukit.
Cara
menentukan lokasi Pura adalah menetapkan dengan tegas arah hulu,
artinya jika memilih timur sebagai hulu agar benar-benar timur yang
tepat, jangan melenceng ke timur laut atau tenggara. Jika memilih kaja
sebagai hulu, selain melihat gunung atau bukit juga perhatikan kompas.
Misalnya jika gunung berada di utara maka hulu agar benar-benar di arah
utara sesuai kompas, jangan sampai melenceng ke arah timur laut atau
barat laut, demikian seterusnya. Pemilihan arah hulu yang tepat sesuai
dengan mata angin akan memudahkan membangun pelinggih-pelinggih dan
memudahkan pelaksanaan upacara dan arah pemujaan.
BENTUK HALAMAN.
Bentuk
halaman pura adalah persegi empat sesuai dengan ukuran Asta Bumi
sebagaimana diuraikan terdahulu. Jangan membuat halaman pura tidak
persegi empat misalnya ukuran panjang atau lebar di sisi kanan - kiri
berbeda, sehingga membentuk halaman seperti trapesium, segi tiga,
lingkaran, dll. Hal ini berkaitan dengan tatanan pemujaan dan
pelaksanaan upacara, misalnya pengaturan meletakkan umbul-umbul, penjor,
dan Asta kosala.
PEMBAGIAN HALAMAN.
Untuk Pura yang besar menggunakan pembagian halaman menjadi tiga yaitu:
1. Utama Mandala
2. Madya Mandala
3. Nista Mandala.
Ketiga
Mandala itu merupakan satu kesatuan, artinya tidak terpisah-pisah, dan
tetap berbentuk segi empat; tidak boleh hanya utama mandala saja yang
persegi empat, tetapi madya mandala dan nista mandala berbentuk lain.
Utama mandala adalah bagian yang paling sakral terletak paling hulu, menggunakan ukuran Asta Bumi;
Madya Mandala adalah bagian tengah, menggunakan ukuran Asta Bumi yang sama dengan utama Mandala;
Nista
Mandala adalah bagian teben, boleh menggunakan ukuran yang tidak sama
dengan utama dan nista mandala hanya saja lebar halaman tetap harus
sama.
Di Utama mandala dibangun pelinggih-pelinggih utama, di madya
mandala dibangun sarana-sarana penunjang misalnya bale gong, perantenan
(dapur suci), bale kulkul, bale pesandekan (tempat menata banten), bale
pesamuan (untuk rapat-rapat), dll. Di nista mandala ada pelinggih
"Lebuh" yaitu stana Bhatara Baruna, dan halaman ini dapat digunakan untuk keperluan lain misalnya parkir, penjual makanan, dll.
Batas
antara nista mandala dengan madya mandala adalah "Candi Bentar" dan
batas antara madya mandala dengan utama mandala adalah "Gelung Kori",
sedangkan nista mandala tidak diberi pagar atau batas dan langsung
berhadapan dengan jalan.
MENETAPKAN PEMEDAL.
Pemedal adalah
gerbang, baik berupa candi bentar maupun gelung kori. Cara menetapkan
pemedal sebagai berikut: 1) Ukur lebar halaman dengan tali. 2) Panjang
tali itu dibagi tiga. 3) Sepertiga ukuran tali dari arah teben adalah
"as" pemedal. Dari as ini ditetapkan lebarnya gerbang apakah setengah
depa atau satu depa, tergantung dari besar dan tingginya bangunan candi
bentar dan gelung kori. Yang dimaksud dengan teben dalam ukuran pemedal
ini adalah arah yang bertentangan dengan hulu dari garis halaman
pemedal. Misalnya hulu halaman Pura ada di Timur, maka teben dalam
menetapkan gerbang tadi adalah utara, kecuali di utara ada gunung maka
tebennya selatan, demikian seterusnya. Penetapan gerbang candi bentar
dan gelung kori ini penting untuk menentukan letak pelinggih sesuai
dengan asta kosala.
JARAK ANTAR PELINGGIH.
Jarak antar pelinggih
yang satu dengan yang lain dapat menggunakan ukuran satu "depa",
kelipatan satu depa, "telung tapak nyirang", atau kelipatan telung tapak
nyirang. Pengertian "depa" sudah dikemukakan di depan, yaitu jarak
bentangan tangan lurus dari ujung jari tangan kiri ke ujung jari tangan
kanan. Yang dimaksud dengan "telung tampak nyirang" adalah jarak dari
susunan rapat tiga tapak kaki kanan dan kiri (dua kanan dan satu kiri)
ditambah satu tapak kaki kiri dalam posisi melintang. Baik depa maupun
tapak yang digunakan adalah dari orang yang dituakan dalam kelompok
"penyungsung" (pemuja) Pura. Jarak antar pelinggih dapat juga
menggunakan kombinasi dari depa dan tapak, tergantung dari harmonisasi
letak pelinggih dan luas halaman yang tersedia. Jarak antar pelinggih
juga mencakup jarak dari tembok batas ke pelinggih-pelinggih.
Ketentuan-ketentuan jarak itu juga tidak selalu konsisten, misindalnya
jarak antar pelinggih menggunakan tapak, sedangkan jarak ke "Piasan" dan
Pemedal (gerbang) menggunakan depa. Ketentuan ini juga berlaku bagi
bangunan dan pelinggih di Madya Mandala.
PELINGGIH (STANA) YANG
DIBANGUN. Jika bangunan inti hanya Padmasana, sebagaimana tradisi yang
ada di luar Pulau Bali, maka selain Padmasana dibangun juga pelinggih
TAKSU sebagai niyasa pemujaan Dewi Saraswati yaitu saktinya Brahma yang
memberikan manusia kemampuan belajar/mengajar sehingga memiliki
pengetahuan, dan PANGRURAH sebagai niyasa pemujaan Bhatara Kala yaitu
"putra" Siwa yang melindungi manusia dalam melaksanakan kehidupannya di
dunia. Bangunan lain yang bersifat sebagai penunjang adalah: PIYASAN
yaitu bangunan tempat bersemayamnya niyasa Hyang Widhi ketika hari
piodalan, di mana diletakkan juga sesajen (banten) yang dihaturkan. BALE
PAMEOSAN adalah tempat Sulinggih memuja. Di Madya Mandala dibangun BALE
GONG, tempat gambelan, BALE PESANDEKAN, tempat rapat atau menyiapkan
diri dan menyiapkan banten sebelum masuk ke Utama Mandala. BALE KULKUL
yaitu tempat kulkul (kentongan) yang dipukul sebagai isyarat kepada
pemuja bahwa upacara akan dimulai atau sudah selesai.
Jika ingin
membangun Sanggah pamerajan yang lengkap, bangunan niyasa yang ada dapat
"turut" 3,5,7,9, dan 11. "Turut" artinya "berjumlah". Turut 3:
Padmasari, Kemulan Rong tiga (pelinggih Hyang Guru atau Tiga Sakti:
Brahma, Wisnu, Siwa), dan Taksu. Jenis ini digunakan oleh tiap keluarga
di rumahnya masing-masing. Turut 5: Padmasari, Kemulan Rong Tiga, Taksu,
Pangrurah, "Baturan Pengayengan" yaitu pelinggih untuk memuja ista
dewata yang lain. Turut 7: adalah turut 5 ditambah dengan pelinggih
Limas cari (Gunung Agung) dan Limas Catu (Gunung Lebah). Yang dimaksud
dengan Gunung Agung dan Gunung Lebah (Batur) adalah symbolisme Hyang
Widhi dalam manifestsi yang menciptakan "Rua Bineda" atau dua hal yang
selalu berbeda misalnya: lelaki dan perempuan, siang dan malam, dharma
dan adharma, dll. Turut 9 adalah turut 7 ditambah dengan pelinggih Sapta
Petala dan Manjangan Saluwang. Pelinggih Sapta Petala adalah pemujaan
Hyang Widhi sebagai penguasa inti bumi yang menyebabkan manusia dan
mahluk lain dapat hidup. Manjangan Saluwang adalah pemujaan Mpu Kuturan
sebagai Maha Rsi yang paling berjasa mempertahankan Agama Hindu di Bali.
Turut 11 adalah turut 9 ditambah pelinggih Gedong Kawitan dan Gedong
Ibu. Gedong Kawitan adalah pemujaan leluhur laki-laki yang pertama kali
datang di Bali dan yang mengembangkan keturunan. Gedong Ibu adalah
pemujaan leluhur dari pihak wanita (istri Kawitan).
Cara menempatkan
pelinggih-pelinggih itu sesuai dengan konsep Hulu dan Teben, di mana
yang diletakkan di hulu adalah Padmasari/Padmasana, sedangkan yang
diletakkan di teben adalah pelinggih berikutnya sesuai dengan turut
seperti diuraikan di atas. Bila halamannya terbatas sedangkan
pelinggihnya perlu banyak, maka letak bangunan dapat berbentuk L yaitu
berderet dari pojok hulu ke teben kiri dan keteben kanan.
Sumber: Bhagawan Dwija
Ida
Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi, Geria Tamansari
Lingga Ashrama, Jalan Pantai Lingga, Banyuasri, Singaraja - Bali.
Telpon: 0362-22113, 27010. HP 081-797-1986-4
Bangunan diproses
penjiwaannya sebagai suatu kelahiran ke bumi dengan upakara sebagaimana
layaknya suatu kelahiran dan kehidupan. Upacara ngulihin karang adalah
suatu upakara semacam dikawinkan antara bangunan dengan
pemilik-pemakainya.
Membangun Pura dengan Kesadaran Mendasar
Oleh N. Gelebet
Menyukuri
kesejahteraan karunia Hyang Widhi, dibangunlah pura sebagai tempat
pemujaan dalam manifestasinya, spirit geginan dan roh leluhur yang
diharapkan menyatu dengan-Nya untuk kerahayuan jagat. Pembangunan tempat
pemujaan berkembang dari seonggok batu untuk panjatan memuja yang di
langit, meru bayangan gunung, padma kemanunggalan dan kini penampilan
jamak semarak dengan kemanjaan teknologi.
________________________________________
Kesadaran
mendasar dalam membangun pura memang seharusnya melestarikan landasan
konseptualnya. Peranan dinas, instansi yang mengambil alih peran krama,
dengan pengalihan hak atas bukti pura dan kebijakan meniadakan prosesi
pratima yang ditinggal krama yang tidak lagi ngayah kini tanpa karang
ayahan, merupakan gejala kesadaran palsu yang terjadi dalam beberapa
kasus.
Proses Membangun Pura
Berawal dari nyanggra pengempon,
pengemong dan penyiwi, dilanjutkan dengan nyanyan dialog ritual dengan
sesuhunan yang distanakan di pura yang dibangun. Tujuannya, untuk
mendapatkan kesepakatan atas kesepahaman sekala-niskala apa dan
bagaimana membangun pura. Kemudian dengan penetapan program dan
penjadwalannya sesuai subadewasa dilakukan nyikut, ngruak karang dan
nyangga ngurip gegulak, ngadegang sanggar wiswakarma. Keberadaan gegulak
dipandang sebagai acuan hidup modul pendimensian, setelah melalui ritus
pengurip dan pengaci, nantinya wajib di-pralina setelah bangunan
selesai di-plaspas. Dengan penjiwaan sejak awal, keseimbangan atma,
angga lan khaya wewangunan dapat terwujud.
Selanjutnya ngelakar
sesuai keperluan dan ketentuan penggunaan bahan untuk bangunan pura yang
masing-masing peruntukannya (parahyangan, pawongan, palemahan) ada
ketentuan jenis kayunya. Di mana dan bagaimana mendapatkannya, melalui
permakluman atau permohonan di ulun tegal yang mewilayahi. Pantangan
kayu tumbuh di sempadan sungai, setra, di batas, rebah tersangkut,
melintang jalan, tunggak wareng dan lainnya wajib ditaati sebagai suatu
keyakinan.
Pekerjaan komponen konstruksi dilakukan di jaba sisi pura
atau di suatu tempat yang wajar. Pelaku tukang wajib menaati tata cara
kramaning tukang sesuai ketentuan dan arahan undagi manggalaning
wewangunan. Dalam proses pengerjaan, setiap tahap tertentu melalui ritus
upakara yang dipimpin undagi, tan keneng cuntaka, namun wajib menaati
brata ke-undagi-an. Dalam menjalankan profesinya, undagi atas nama
(ngelinggihang) Hyang Wiswakarma. Keberadaannya serentak menyandang
kapican, kawikon dan katakson, bagi undagi yang telah menjalani
prosesnya sesuai ketentuan tatwa, jnana dan upakara.
Bahan bangunan,
tukang dan pekerja mengutamakan dari wilayah sekitar. Peranan teknologi
bukan hal yang ditabukan. Menghindari pelaksanaan sistem tender yang
sulit dipertanggungjawabkan secara kualitas, legalitas ritual maupun
proses penjiwaannya. Dengan diabaikannya filsafat, konseptual dan tatwa
acuan tata cara membangun pura, sulit diharapkan unsur penjiwaannya
sehingga megah maraknya bangunan pura yang kini diwacanakan sebagai
kehampaan tanpa taksu karismatis.
Pemugaran Pura-pura kuno yang
menggusur katakson-nya batu-batu nunggul megalitikum, mengembangkan
belasan pelinggih sepertinya mengalami kemunduran monis yang
dikembalikan ke polis. Memang berpeluang untuk tampil megah meriah di
kulit luar, namun hampa tanpa magis power yang menjiwai.
Pembangunan
pura tanpa pedoman Asta Kosali, tanpa acuan gegulak modul dimensi,
cenderung tampil sebagai bangunan rekreasi berlanskap buatan berornamen
mengada-ada.
Pekerjaan Konstruksi
Setelah nyanggra, nyanjan,
nyikut dan nglakar, pekerjaan konstruksi dilanjutkan dengan ngaug,
ngakit dan ngasren yang diakhiri dengan ngurip/melaspas dan ngenteg
linggih dengan rangkaiannya sesuai tingkatan, runut dan runtutannya yang
rumit. Peranan undagi dari tahap 1 s.d. 8 dalam satu paket: atma,
angga, khaya seutuhnya sesuai ketentuan khusus Asta Kosali yang sulit
dipahami profesi lain.
Kemudian ngenteg linggih berdasarkan tegak
wali manut tengeran, sasih atau wewaran (solar, lunar atau galaxy
system). Pelaksanaannya sesuai ketentuan dudonan upacara dengan upakara
dan pamuput-nya masing-masing. Peranan undagi dalam rangkaian yang
melibatkan seluruh lapisan masyarakat ini, sebatas pengamatan uji fungsi
apakah semua unit, bagian dan komponen sudah berfungsi sesuai dengan
hakikat akidah ruang ritual yang direncanakan.
Pekerjaan konstruksi
ngaug sunduk saat posisi matahari di mana bayangan garis atas lubang
depan berimpit dengan garis bawah lubang belakang adalah saat tepat yang
ditetapkan. Posisi ngaug betaka beti meru, pancung ngakit atap limasan
nasarin dan mendem pedagingan adalah ritus-ritus yang diyakini sebagai
penjiwaan yang mampu mengantisipai ancaman bencana gempa, petir dan
badai angin ngelinus puting beliung. Dengan kemampuan tahan bencana
menjadikan karisma taksu suatu bangunan semakin diyakini keunggulan
kebenarannya yang memang terbukti dalam kajian arsitektural tradisional.
Ngasren
wewangunan (pekerjaan finishing) tidak dibenarkan dengan menghilangkan
sifat-sifat fisis, chemis dan karakter estetika bahan alami yang membawa
keindahan alami kodrati. Pewarnaan justru merusak di saat usangnya yang
semakin parah manakala perawatan diabaikan.
Ngurip Wewangunan
Prosesnya
sejak awal, ngruak karang alih fungsi dari karang tegal menjadi karang
wawangunan atau mandala pura. Ukuran pekarangan dengan pengurip asta
musti, ukuran halaman dengan pengurip tampak ngandang, ukurang bangunan
dengan pengurip nyari, guli, guli madu, useran jari, dan bagian-bagian
dari modul dimensi tiang. Tata letak dengan urip pengider, urip
perwujudan, pengurip perwujudan, pengurip gegulak, urip dina wawaran dan
urip pengurip-urip pemakuh. Makna pengurip wewangunan saat melaspas
adalah menghidupkan dengan penjiwaan sebagai bangunan sesuai namanya.
Bahan-bahan
bangunan telah dimatikan saat pengadaannya menjadi bahan bangunan. Saat
upacara melaspas, jiwanya dikembalikan ke asalnya masing-masing.
Dilakukan upacara peleburan dan dihidupkan (ngurip) dengan fungsi baru
yang namanya bangunan. Bangunan inilah yang kemudian diproses
penjiwaannya sebagai suatu kelahiran ke bumi dengan upakara sebagaimana
layaknya suatu kelahiran dan kehidupan. Upacara ngulihin karang adalah
suatu upakara semacam dikawinkan antara bangunan dengan
pemilik-pemakainya.
Klasik, etnik dan unik memang, namun itulah
pengurip penjiwaan sepanjang proses membangun. Bagi pandangan sekuler
tentunya sebagai sesuatu yang berlebihan, mitos dan dogma yang dipandang
sebagai pemborosan sia-sia.
Benarkah dengan diabaikannya ritus
pengurip menyebabkan terjadinya pembangunan tanpa taksu yang semarak
dalam fisik namun hampa dalam kejiwaannya? Bagaimana mungkin penjiwaan
terjadi dalam pembangunan tanpa peran undagi, tanpa gegulak, yang
dibangun dengan sistem tender.
Raibnya bukti pura, ditinggalkannya
ayahan pratima dan menipisnya peranan krama, dapat memicu terjadinya
kesadaran palsu membangun pura sistem proyek yang ditenderkan.
Sumber: Terimakasih kepada Bali Post
1. Agemel
2. Sahasta
3. Tapak lima
4. Petang nyari
5. Duang nyari
6. Acekang
7. Atengan depa alit,
8. Acekang aguli
9.
Alek
10. atengan depa agung
11. Akacing
12. Atapak batis Amusti
13. Atapak batis ngandang
14. Auseran
Tirta Yatra ke Nusa Penida
Tirta yatra ke Pulaki
Pulaki
dan beberapa pura dalam kawasannya merupakan paduan yang lengkap bagi
sebuah perjalanan spiritual tirta-yatra. Terletak di arah mentari
terbenam di cakrawala, ujung barat pulau dewata. Dalam pangkuan alam
yang hijau asri dalam masa penghujan, dan kering menyengat di musim
kemarau. Namun demikian, tidaklah sedemikian terasa bedanya dalam
naungan kesejukan yang kita rasakan dalam pelukan wibawa beliau dari
waktu ke waktu. Bersimpuhlah mengangkat sembah memuja beliau dan memohon
ampunan. Sesekali apabila beliau berkenan, di sini kita akan memperoleh
petunjuk nyata. Berupa cermin hidup, tentang kegalauan ambisi, nafsu,
emosi, dan hiruk-pikuknya hidup kita. Perhatikan tingkah yang
diperagakan oleh setiap ekor kera yang kita temui. Tepat seperti itulah
ulah kita dalam pandangan beliau yang maha pengasih. Semakin banyak
tingkah kera-kera itu yang menyesakkan dada kita, berarti semakin banyak
pula yang harus kita sadari, dan kita benahi dalam hidup kita ini.
Betapa geramnya murka beliau melihat ulah kita, seandainya beliau tidak
lagi maha pengampun. Bersimpuhlah berserah diri ke hadapan Ida Sang
Hyang Widi.
Jenis upacara keagamaan Di Bali
Daftar Rujukan
Lutfi, Ismail. 2001.Desa-Desa Kuno Di Malang,tidak diterbitkan
Asmito,1988.sejarah kebudayaan Indonesia.jakarta:Dep P & K
Lutfi, Ismail.2009.Buku Ajar Sejarah Indonesia Lama:Tidak diterbitkan
Poerbatjaraka,Prof.DR.1951.Riwayat Indonesia djilid I.Jakarta:yayasan pembangunan
Bosch dkk,1975.Crivijaya,cailendra dan sanjaya wamsa.Jakarta:Bhratara
Padmopuspito,Ki.J 1996.Pararaton:teks bahasa kawi,terjemahan bahasa indnesia.Yogyakarta:taman siswa
Sedyawati,Edi.1990.Monumen Karya persembahan untuk Prof.DR.R.Soekmono.Depok:fakultas sastra universitas Indonesia
Jarwa, iwayan, 2010.widya shanty agama hindu untuk sekolah dasar kelas VI.bali:bali post